4. Kalut

7.6K 612 58
                                    

Ada yang masih baca gak, nih? ^^

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat ^^




Sepanjang sarapan, Tara beberapa kali melamun karena terus dihantui oleh kejadian semalam yang setiap detiknya begitu membekas. Tidak hanya secara visual, suara dan sentuhan Zanitha masih terasa hingga sekarang. Ini jelas bukan memori yang baik untuk diingat, karena makin diingat, tubuh Tara bereaksi lain yang menciptakan rasa bersalah karena sudah kehilangan kendali dan menodai seseorang.

Tara yang selama lima tahun ini hidup dalam damai, keadaannya berubah kacau hanya dalam waktu singkat. Tara memegang sendok erat-erat, menggeleng pelan ketika suara rintihan Zanitha terdengar nyata seakan berbisik tepat di telinganya. Darren yang sarapan seraya bercanda dengan Charity di sampingnya menyadari keanehan Tara, bahkan melihat wajah kakaknya yang pucat pasi.

Darren ingat kakaknya sempat mengambil brendi yang ia beli dan menduga kalau Tara pucat begini karena efek minum terlalu banyak. Yakin dengan tebakannya, Darren tidak ingin bertanya banyak, apalagi di dekat Charity.

"Jam berapa teman-teman Om Darren pulang?" tanya Charity setelah menghabiskan sarapannya.

Kata teman menarik perhatian Tara karena satu nama terpintas di kepalanya. Namun, ia tetap bungkam karena masih dihantui oleh memori yang sama.

"Pagi-pagi banget pulangnya, Cha. Pokoknya pas Chaca belum bangun, mereka udah pulang."

"Kenapa Chaca nggak boleh gabung sama Om Darren, sih? Kan kemarin Chaca mau sama Om Darren."

Darren tertawa sembari mengusap rambut Charity. "Hari ini bisa puas-puas main sama Om, kok. Mau, 'kan?"

Charity tersenyum girang sambil menepuk tangannya semangat. Sangat jarang Charity bisa diberi kesempatan untuk beretmu Darren, jadi sekalinya bertemu, rasanya ingin main terus. Beruntunglah hari ini Tara libur, jadi dia juga bisa menghabiskan banyak waktu di rumah. Charity sudah turun dari kursinya dan kini duduk di sofa ruang keluarga sambil bermain Barbie.

Di ruang makan masih ada Darren yang merapikan meja, sedangkan Tara masih belum menghabiskan sarapannya yang tersisa banyak. Darren yang awalnya cuek, sekarang jadi penasaran dengan keadaan Tara yang tidak terlalu baik.

Darren mengetuk meja dengan kepalan tangannya dan bertanya, "Bang, kamu nggak apa-apa?"

Pertanyaan itu berhasil menyadarkan Tara dari lamunannya. Ia lantas mengangguk sambil menatap Darren. "Aku nggak apa-apa."

Darren menautkan alisnya, ragu. "Yakin? Mau aku bikinin pereda mabuk gitu, nggak? Kayaknya kamu minum terlalu banyak."

Oh, rasanya Tara ingin mengaku bahwa selain dia minum banyak, alkohol membuatnya lupa daratan hingga bermain dengan teman Darren dalam kenikmatan sesaat. Namun, Tara tidak ingin jujur karena itu bisa membuat nama Zanitha jelek. Tara yakin Zanitha sama paniknya dengan dia sekarang, menambah rasa khawatir karena ketika bangun, gadis itu telah pergi dan hanya meninggalkan satu jejak di kasur yang Tara sembunyikan.

Cherish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang