15. Antara yang Dulu dan Sekarang

5.6K 476 114
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Sesuai janji Tara Vikrama semalam, hari ini dia mengantar Zanitha Arshavina ke kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai janji Tara Vikrama semalam, hari ini dia mengantar Zanitha Arshavina ke kampus. Ini pertama kalinya mereka berangkat berdua, setelah sebelumnya Zanitha pernah dijemput untuk pulang bersama. Berduaan di mobil bukan hal asing lagi bagi suami istri ini, tapi ... karena aktivitas seksual mereka semalam, berduaan di mobil jadi terasa aneh. Saat di rumah segalanya masih biasa karena ada Charity dan Bi Eka yang menjadi pengalihan topik, Tara dan Zanitha jadi bisa berlakon seperti biasa.

Namun, kini keadaan sangat berbeda karena Tara dan Zanitha hanya berdua dengan lisan yang membisu, netra yang fokus pada jalanan, sedangkan isi kepala mereka berbisik ingin mengutarakan sesuatu. Zanitha mainkan buku-buku jarinya ketika kembali diingatkan pada momen aktivitas kedua mereka dalam keadaan sadar. Harus Zanitha akui permainan Tara sangatlah ... luar biasa. Tara begitu pandai menemukan titik sensitifnya, menggodanya, mencumbunya, sampai Zanitha ingat setiap ekspresi kenikmatan yang ditunjukkan oleh suaminya.

Oh, tidak! Ini masih pagi dan Zanitha sudah membayangkan hal erotis. Ini tidak baik. Zanitha harus kembali fokus pada kegiatannya hari ini yaitu sebagai mahasiswa. Namun, fokusnya hanya bertahan beberapa detik ketika Zanitha diingatkan oleh sesuatu yang penting. Ini bukan masalah pribadinya karena jadi urusan berdua dengan Tara.

Zanitha lirik Tara yang masih fokus menyetir. Ragu, tetapi memberanikan diri. Saat mobil berhenti di lampu merah, Zanitha pun bertanya, "Mas, kemarin kamu nggak pake pengaman, ya?"

Tara langsung menjawab tanpa gugup. "Enggak pake. Buat apa juga."

"Keluarnya ... di dalam?" Anggukan Tara membuat Zanitha kembali bertanya, "Kalau saya hamil, nanti gimana?"

"Emangnya kamu nggak mau hamil?" Kali ini Tara menatap Zanitha yang terlihat gelisah.

Zanitha berpikir sejenak, lalu menjawab, "Saya mau-mau aja kalau dikasih, tapi mastiin dulu kamunya mau atau nggak. Saya masih kuliah, jadi kalau isi sekarang takutnya terhambat. Tapi kalau dikasih secepatnya, saya juga nggak akan nolak. Paham 'kan, Mas?"

Tara mengangguk paham dengan maksud Zanitha. Obrolan soal anak ini tidak pernah mereka bahas setelah menikah. Jadi, ketika Zanitha mau membahasnya lagi, perasaan aneh yang tidak bisa dieksplanasi oleh Tara menjalar di relung hatinya.

"Berdoa aja nggak dulu. Tapi tetap disyukuri kalau dikasih cepat."

Baiklah. Zanitha bisa sedikit lega karena Tara tidak mendesak untuk memiliki anak. Pun tidak menolak bila memang diberi cepat. Zanitha sendiri tidak memiliki rencana untuk menunda karena sejak menikah, kodratnya sebagai perempuan sudah bertambah. Jadi, bila dia dan Tara dipercaya untuk diberi momongan dalam waktu dekat, bukan masalah baginya.

Mobil Tara berhenti di area Parkir A dekat dengan gedung fakultas Zanitha belajar. Zanitha bergegas melepas seatbelt untuk masuk dan memulai jam pertamanya. Belum sempat Zanitha mengucapkan salam sebelum keluar, Tara sudah lebih dulu bertanya padanya.

Cherish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang