7. Skenario

5.1K 501 89
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Kalau rame, aku double up 💚

"Kenapa kamu nggak pernah ngasih tahu kalau udah punya calon dari lama, Nak? Papa 'kan jadi bisa tenang kalau tahunya dari lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu nggak pernah ngasih tahu kalau udah punya calon dari lama, Nak? Papa 'kan jadi bisa tenang kalau tahunya dari lama. Mana ternyata calon kamu masih teman Darren juga."

Itu respons Braga ketika Tara mengajak orang tuanya untuk bertemu Zanitha beserta keluarga di Bogor via telepon. Bukan pertemuan biasa, karena pertemuan pertama ini akan jadi lamaran untuk menikahkan Zanitha dan meminta restu pada orang tuanya.

"Iya, Nak. Mama kaget banget pas kamu bilang dapat chat dari calon istri, tapi nggak mau cerita banyak. Sekarang malah lebih kaget lagi karena kamu ngajak kami buat lamaran." Giliran Hani yang bicara karena kebetulan beliau berada di samping Braga ketika Tara menghubungi sang ayah. "Kamu serius mau nikah, nih? Emang udah kenal banget sama calonnya? Udah berapa lama pacarannya sama dia? Soalnya kamu nggak mungkin mendadak mau nikah kalau nggak ada pacaran, apalagi setelah ada anak gini. Chaca udah tahu belum? Darren juga udah tahu belum? Dia teman yang lumayan akrab sama adik kamu, lho."

Dicecar beberapa pertanyaan sedikit membuat Tara gelagapan, tapi dia tetap tenang karena beberapa yang ditanya sudah dia perkirakan. Khususnya bagian berapa lama pacaran dan seberapa serius Tara mau menikah. Dua pertanyaan itu sudah Tara siapkan jawabannya, menggunakan skenario rancangan Tara yang sudah disetujui oleh Zanitha setelah memberikan beberapa tambahan agar tidak ada yang curiga, termasuk teman-temannya.

Tara yang sedang menemani Charity menggambar di ruang keluarga memindahkan ponselnya ke telinga kiri, membantu mengeluarkan satu pensil warna yang kesulitan diambil sang putri, lalu menjawab pertanyaan Hani.

"Aku sama dia udah pacaran setahun, kok. Jadi, kami udah cukup saling kenal dan yakin untuk nikah. Calon aku juga nggak masalah soal itu, Ma. Walau belum ketemu sama Chaca, dia udah yakin bakal bisa dekat juga. Tara baru mau ngasih tahu hari ini, tapi kalian nggak usah khawatir karena pasti dia setuju juga. Kami pacaran di belakang teman-teman Zanitha, jadi Darren nggak tahu, tapi nanti aku kasih tahu. Mungkin bagi kalian rencana ini terkesan mendadak, tapi rencana ini udah diomongin dari beberapa bulan lalu. Usianya boleh jauh lebih muda dari Tara, tapi kami tetap cocok, kok. Enggak ada perbedaan yang terlalu jauh selain usia."

Tara menjawab setenang mungkin sebagai ciri khasnya, tapi tetap berharap jawabannya tidak mencurigakan dan berhasil meyakinkan orang tuanya agar tidak skeptis dengan pilihan sang putra. Tara juga sambil mengamati Charity yang beberapa kali disebut di balik jawabannya. Charity hanya diam dan fokus menggambar, tapi Tara yakin sekarang ada beberapa pertanyaan di benak putrinya yang perlu ia jelaskan setelah percakapan dengan orang tuanya selesai.

Sebelah tangan Tara digunakan untuk mengusap puncak kepala Charity ketika mendengar beberapa nasihat dari Hani, di mana beliau memberikan kepercayaan pada putranya yang akan menikah lagi. Giliran Braga yang memberi nasihat, dengan rasa lega luar biasa karena akhirnya sang putra tidak menduda.

Cherish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang