9. Status Baru

6.1K 500 69
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Fitting untuk pernikahan merupakan hal yang tidak Zanitha bayangkan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fitting untuk pernikahan merupakan hal yang tidak Zanitha bayangkan sebelumnya. Terlebih ini untuk pernikahannya sendiri, bukan orang lain. Meski menikah tanpa resepsi, gaun tetap jadi hal wajib untuk dikenakan saat prosesi serta acara makan-makan sebagai pengganti resepsi. Zanitha fitting bersama calon mertuanya, Hani, yang membawanya ke butik langganannya setelah memberi beberapa foto gaun untuk dikenakan.

Sekarang Zanitha sudah mencoba gaun keempat, berwarna putih, dengan bagian atas berbahan brukat berlengan panjang, sedangkan bagian bawahnya berbahan satin lembut yang nyaman ketika berjalan. Dibandingkan tiga gaun lainnya, gaun ini tidak terlalu membentuk lekukan tubuh. Jadi, lebih leluasa ketika dipakai.

"Gimana? Kamu cocok sama yang ini?" tanya Hani sambil menatap Zanitha dengan pandangan kagum begitu melihat calon menantunya keluar dari fitting room. "Kalau belum cocok, masih ada dua lagi, kok."

"Udah cocok kok, Ma." Zanitha segera menjawab sebelum diminta mengenakan gaun yang lain. "Zanitha paling suka gaun yang ini. Boleh yang ini aja, 'kan?"

Hani tertawa pelan sambil menepuk bahu Zanitha. "Boleh, dong. Kan kamu mau yang nikah. Mama setuju sama pilihan kamu asalkan nyaman saat dipake."

Zanitha tersenyum lega karena Hani bukan orang yang pilih-pilih dan membiarkan semua keputusan ada di tangan Zanitha. Artinya Zanitha bisa dikatakan beruntung karena memiliki mertua yang begitu baik seperti Hani, tidak menuntut ini itu, dan mau membantu dalam persiapan yang cepat. Hani juga menolak dipanggil tante dan meminta dipanggil mama agar Zanitha terbiasa. Hampir dua jam fitting dilaksanakan.

Setelah selesai, Hani mengajak Zanitha untuk makan siang sebelum calon menantunya pulang ke Bogor. Jujur, berdua dengan Hani begini tidak terlalu menyenangkan walau Zanitha cukup mengenal beliau dan calon mertuanya adalah orang yang sangat baik. Pasalnya Zanitha bingung harus bicara apa saja, karena biasanya di momen begini pasti ada Darren dan teman-teman lain, atau Tara yang lebih sigap untuk menjawab. Namun, Zanitha harus tetap stay cool selama berdua dengan Hani. Jangan sampai Zanitha terlihat memalukan karena nanti sosoknya sebagai calon menantu bisa dipertaruhkan.

"Gugup ya berdua doang sama Mama?"

Zanitha yang sedang menikmati nasi goreng seafood dari restoran kesukaannya hampir saja tersedak mendengar pertanyaan Hani. Zanitha menelan makanan di mulutnya, lalu menjawab, "Enggak kok, Ma. Zanitha santai aja," katanya sambil memaksakan senyum.

Hani balas tersenyum mendengar jawaban Zanitha. "Kalau gugup juga nggak apa-apa, kok. Wajar karena kita nggak pernah ngobrol berdua doang. Sekalinya ngobrol malah ngomongin buat nikahan kamu sama Tara. Pasti beda banget suasananya, ya."

Zanitha lega karena Hani paham dengan situasi yang kurang menyenangkan ini, tapi berusaha untuk mencairkan suasana agar lebih hangat dan akrab.

"Niatnya kamu sama Tara bakal fitting bareng, tapi Mama nggak mau supaya bisa berdua aja sama kamu. Mama juga udah izin ke mama kamu buat fitting berdua doang, supaya kita ada pendekatan sebagai mertua sama menantu. Jadi, nggak usah tegang."

Cherish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang