33. Yang Mekar dan Gugur

6K 467 95
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Trigger Warning!
⚠️

"Mana bumil kesayangan Mama? Pengen lihat perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mana bumil kesayangan Mama? Pengen lihat perutnya."

Zanitha mengarahkan kamera pada perutnya yang sudah lebih besar sesuai keinginan Gunawan, bahkan mengelusnya dengan bangga hingga membuat anggota keluarganya heboh melihat dari layar ponsel. Charity yang ikut bergabung dalam sesi video call dan duduk di samping sang mama, ikut mengelus perut Zanitha dan tidak sabar menantikan adik pertamanya.

"Udah gede!" seru Abim dan Bagas bersamaan.

"Mama pengen lihat langsung, tapi mager ke sana. Neng harus cepet-cepet ke sini biar Mama bisa elus perutnya dulu sebelum lahiran," ujar Dira yang greget sendiri karena jarak memisahkan mereka.

"Lagi nendang nggak, tuh?" tanya Gunawan iseng.

"Nendang," Charity yang menjawab saat tendangan itu muncul tak lama setelah pertanyaan diajukan. "Nendang lagi, Tante."

Zanitha arahkan ponsel ke wajahnya dan menunjukkan pipi yang berseri senang karena putranya begitu aktif di dalam perut. "Geli banget tiap nendang."

"Wajar, Neng. Malah kalau nggak nendang suka aneh," sahut Dira agar putrinya terbiasa dengan tendangan-tendangan yang hadir. "Udah beli perlengkapan bayi?"

Zanitha mengangguk. "Udah. Baju, sepatu, kaus kaki, popok, skincare bayi gitu, gendongannya juga udah ada. Temen-temen Neng sama orang tuanya Mas Tara juga ngasih kado. Udah banyak banget. Di kamar penuh buat bayi doang."

Anggota keluarga Zanitha tertawa di layar ponsel, lalu terlihat Gunawan yang memegang ponsel berjalan menuju ruang makan dan menunjukkan sesuatu di sana. Biasanya di ruang makan hanya ada meja makan, serta enam kursi di setiap sisinya. Kali ini diisi sebuah high chair berwarna abu-abu yang masih baru, bahkan bagian kakinya masih ditutupi plastik agar tidak kotor.

"Ini buat Teteh!"

Suara heboh Gunawan diikuti oleh sorakan bahagia dari Dira, Abim, dan Bagas yang bangga dengan hadiah mereka. Charity sampai tertawa melihat kehebohan yang jarang sekali ia dapatkan di rumah, terlebih kala Abim dan Bagas melompat-lompat kegirangan seakan mereka yang mendapatkan hadiah.

"Bagus," puji Zanitha dengan mata berbinar. "Makasih banyak!"

"Terus nanti Mama yang beliin kebutuhan buat kamu lahiran. Biar nggak repot-repot dibawa ke sini, ya. Pokoknya fokus sama kebutuhan bayi. Kebutuhan kamu ditanggung sama yang di sini," tegas Dira yang jelas tidak bisa dibantah Zanitha.

Well, tentunya diam-diam Zanitha akan membeli kebutuhannya sendiri karena tidak mau membebani orang tuanya sendiri. Siapa tahu yang dibeli Dira kurang, jadi Zanitha sudah siap untuk menambahkan.

Cherish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang