What we eat

93 23 2
                                    

Part 4

-another sight-



"Apa yang kau lakukan dengan ponselku?"

-

Hari itu sabtu pagi. Changkyun nyaris tidak melakukan apapun selain berusaha membersihkan rumahnya. Dia jengkel menemukan sudut langit-langit ruangan yang dia tempati dipenuhi sarang laba-laba. Dia menemukan bungkus rokok di bawah sofa, gelas kopi yang dialih-fungsikan menjadi asbak dan sebuah piring dengan makanan berjamur di dalam rak dapur.

Kecuali sarang laba-laba, semua ini ulah Jooheon. Suaminya yang terlalu sibuk hingga tidak bisa meletakkan gelas pada tempatnya sehabis minum.

Jooheon sibuk bekerja, di ruang kerja miliknya yang berseberangan dengan milik Changkyun. Dia keluar dari sana hanya untuk mandi dan mengambil air. Saat dia keluar, dia membawa ponselnya juga dan meninggalkanya di meja makan. Changkyun baru saja akan mengelap meja sehingga dia mengambil ponsel milik Jooheon untuk memindahkannya.

Dia memang bermaksud begitu sampai layar ponsel itu tiba-tiba menyala dan mata Changkyun membaca deratan huruf yang muncul. Dan saat itulah Jooheon muncul.

"Apa yang kau lakukan dengan ponselku?"

Nampaknya rasa kaget karena mendengar suara yang tiba-tiba itu membuat Changkyun kelu sehingga jawabannya tersendat. Jooheon yang baru muncul berwajah keras dan dingin.

"Kembalikan!"

"A...aku hanya..."

"Changkyun! Kubilang kembalikan ponselku!"

Apa ini benar terjadi? lirih Changkyun. Dia masih terpaku tidak percaya, mencoba mencerna jika Jooheon baru saja membentaknya. Menudingkan jarinya di depan wajah Changkyun dan merampas apa yang Changkyun pegang di tangannya.

Jooheon memaki.

Changkyun bahkan tidak tahu mengapa dia bisa menjadi sebegitu marahnya.

Kalimat yang kemudian dia katakan hanya karena dia spontan mengatakannya. "Apa itu dari selingkuhanmu?"

Tubuh Changkyun terdorong ke atas meja makan, dia berusaha melawan untuk sesaat sebelum dia terlentang tidak berdaya karena tenaga Jooheon lebih kuat darinya. Dia merasakan telapak tangan Jooheon mencengkram bahunya, menekannya agar tetap berbaring di atas meja.

Beberapa menit itu, Changkyun hanya memastikan dirinya masih bernapas. Dia memandangi wajah Jooheon, lebih lama dari yang pernah dia lakukan. Dia melihat kantung mata Jooheon lebih tebal dan mungkin faktor lelah itu yang membuat Jooheon bertingkah berlebihan.

Jooheon manatap nyalang beberapa detik, sebelum akhirnya dia sadar apa yang dia lakukan.

"Aku minta maaf," bisik Jooheon pada akhirnya. Dia menarik Changkyun untuk kembali berdiri. Kebisuan yang terjadi, Changkyun merasakan tangan Jooheon yang mengelus pinggangnya, di tempat yang tadi terbentur dengan pinggiran meja.

Mendengar bagaimana Jooheon meminta maaf, Changkyun tahu jika suaminya hanya tidak sadar dengan apa yang dia lakukan dan tidak lagi memikirkannya.

"Aku baik-baik saja," kata Changkyun dengan penuh penekanan. Berharap Jooheon merasa cukup dengan jawaban itu.

Jooheon terlihat gelisah beberapa waktu, kemudian dia berangkat bekerja. Meninggalkan Changkyun yang telah kehilangan niat untuk melanjutkan pekerjaannya.

Hanya hal sepela, bagi Changkyun, bahkan kemarahan Jooheon tidak terlalu hebat. Tapi entah kenapa dia terasa dihantam benda berat di dadanya, kaget, dia bahkan sudah lupa apa yang dia baca di ponsel Jooheon.

Excruciating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang