What we eat

79 17 0
                                    

Part 9

-fight –

Changkyun menghubungi Jooheon pagi harinya. Tepat setelah dia terbangun dalam pelukan Minhyuk setelah malam kemarin dia mengemis maaf dari pria itu. Dia tidak ingat apa yang terjadi. Mungkin dia pingsan karena lelah menangis.

Jooheon pulang hari ini. Dan dia mengaku baru saja sampai.

Bedebah sinting. Maki Changkyun. Dia bahkan sudah di sana dari malam kemarin.

"Kau akan pulang?" Minhyuk muncul dari suatu tempat setelah tadi dia bangun lebih dulu. Changkyun menjawab dengan anggukan lemah.

"Kau terlihat berantakan."

Changkyun tertawa. "Yah, memang," akunya pasrah.

"Ada masalah dengan Jooheon?"

"Tidak," jawab Changkyun cepat. Masalahnya ada pada Changkyun dan kekasih Jooheon. Beberapa saat kemudian Minhyuk kembali bergabung ke atas tempat tidur. Tangannya mengelus pipi Changkyun, semakin mendekat kemudian mengecup pipinya.

"Hyung," tolak Changkyun.

"Kenapa?"

Changkyun malu mengakui. "Aku ingin mengakhiri hubungan ini."

"Kenapa?"

"Ini salah 'kan? Hyung, kau tahu ini salah."

Jika dibandingkan, kekuatan Changkyun dan Minhyuk seperti anak balita dan pria dewasa. Jadi mudah saja bagi Minhyuk untuk mendorongnya kembali berbaring dan secepat mungkin mendominasinya. "Hyung," rintih Changkyun.

"Jika kau ingin mengakhirinya. Aku penuhi, tapi hari ini kau harus menjadi milikku sehari ini."

"Akhh---hyung—eh—ahk—" Changkyun memekik sakit ketika Minhyuk dengan agresif menggigit lehernya. Mempermaiankannya seperti menggoda anak kecil. Dia tahu setiap bagian tubuh Changkyun, dia tahu cara memanjakan kucing haus belaian ini.

Changkyun menjerit, mendesah, merintih. Semuanya dia lakukan untuk membayar kenikmatan yang Minhyuk berikan. Setiap hentakan keras dan sengatan rasa nikmat yang tidak bisa dia lukiskan.

"Hyun—nghh—"

Lengan Changkyun melilit leher Minhyuk. Merasakan helain rambut milik pria itu mengusap dadanya, semakin membakar Changkyun lebih hebat dan lebih hebat lagi.

"Minh—akh—minhyuk—hyun—nghh—"

Minhyuk ternyata benar-benar bermaksud jika ini adalah hari terakhirnya menikmati Changkyun. Karena dia bahkan tidak berhenti setelah beberapa kali. "Aku akan memakanmu sampai habis," bisiknya penuh tekad. Dia mengerikan, tapi setiap kali dia mulai bergerak, Changkyun tidak bisa mengelak.

Nikmat. Minhyuk memberinya kenikmatan yang tidak dia dapatkan dari Jooheon. Ternyata dia tidak lebih dari pengecut, bedebah bodoh. Baru malam kemarin dia mengemis untuk berhenti, tapi hari ini dia masih membuka tangan. Mendekap dosa ini dan menyesap sari-sarinya.

Changkyun bangun ketika hari sudah sore. Seluruh tubuhnya ngilu. Tapi setidaknya dia sudah bersih. Tubuhnya wangi meski tidak tertutup pakaian. Minhyuk entah pergi kemana, mungkin menemui istrinya yang cerewet minta ampun.

"Oh, kau bangun."

Itu Minhyuk. Dia kembali dengan hanya memakai boxer. Melihat Changkyun yang sudah terlihat bugar hanya dengan tidur beberapa jam, matanya kembali berkilat. Changkyun mengenal kilatan itu.

"Hyung, aku lelah. Aku juga harus pulang."

"Persetan dengan Jooheon."

"Hyung." Dalam beberapa detik, Minhyuk sudah kembali ada di atasnya. Menyesap dadanya seperti bayi hingga Changkyun kehilangan suaranya karena lelah. Hari ini, Changkyun meyakinkan diri. Inilah yang terakhir. Tidak apa, bisiknya. Dia akan mati besok. Ini yang terakhir.

Excruciating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang