What we see

319 32 5
                                    

Part 1

-Prolog 1-

Udara sangat panas seiring mereka yang semakin liar di atas tempat tidur.

Changkyun mengerang penuh nikmat ketika hentakan keras kembali terasa. Kakinya yang menekuk, dengan lutut menempel di dada gemetar menahan debaran gila di dalam dirinya.

Dia bisa terbang ke awang-awang hanya dengan bergelut seperti ini. Changkyun rasa dia tidak memiliki alasan untuk berhenti.

Luas biasa. Rasanya benar-benar luar biasa.

Pria yang membungkuk di atasnya penuh dengan peluh dan menggeram bersama hentakan keras yang dia lakukan. Suara benturan daging dua manusia itu membuat kepala Changkyun ngilu oleh rasa nikmat.

Panas sekali.

Udara yang terasa membakar perlahan mulai mendingin. Napas kedua manusia itu yang awalnya saling memburu kini menyisakan empus napas lembut.

Changkyun menggeliat sedikit, mencari posisi yang nyaman untuk berbaring. Seluruh tubuhnya terasa ngilu, dan dia lelah sekali. Ditambah kulitnya lengket oleh keringan dan cairan berbau khas yang menusuk-nusuk hidungnya.

"Kau tidak mau mandi?"

Changkyun bergumam acuh. Masih memejamkan matanya mencoba menyelam ke alam mimpi. Tangannya terkibas, menampar daging lembut, kemudian Changkyun menepuk-nepuknya. Menyampaikan jika dia benar-benar malas untuk beranjak dari tempat tidur.

"Kau bau," ujar lawan mainnya sambil menangkap tangan Changkyun yang masih menepuk pipinya. "Bangun," serunya lagi.

"Astaga. Aku hanya ingin tidur." Changkyun menggeram, menggulung dirinya dengan selimut.

Keduanya tahu jika satu sama lain belum tidur. Mana mungkin mereka bisa tidur dengan kondisi seperti ini dan pikiran yang berkecambuk dalam kepala. Resah memikirkan apa yang harus mereka lakukan besok pagi.

"Apa suamimu memberi ini padamu?"

Changkyun menarik napas panjang. Dia enggan sekali membahas ini, tapi dia tidak mungkin pura-pura tidur ketika dia sudah terusik. Dia mengumpulkan semua ingatannya tentang apa saja yang dia lakukan bersama suaminya. Seks bukan salah satunya, sehingga dia tidak memiliki bayangan sedikitpun. Dia mungkin kurang ajar dengan memberikan tubuhnya pada orang lain selain suaminya.

"Mungkin suatu saat nanti, saat dia siap." Changkyun menjawab acuh dan masih berbaring miring ke arah berlawanan.

"Kau yakin?"

"Ck. Berhenti membuat kepalaku sakit. Diam. Cobalah tidur. Atau pikirkan sesuatu yang bisa kau katakan pada istrimu besok. Semoga saja perempuan itu tidak tahu."

Mereka kembali diam. Lalu entah berapa jam kemudian, keduanya jatuh tertidur.

-

-

-

-

-

TBC

Excruciating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang