21b. The Day Before The Nightmare

1.6K 271 37
                                    

─┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈─

there'll be happiness after you
but there was happiness because of you

───┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈───

   
   
  

          "Kau?!"

Sakura melotot, melihat seorang pria yang sedang duduk secara santai di kursi kemudi. Ia menatap balik ke arah Sakura, membuka kacamata hitam di hidungnya dengan gaya yang-menurut Sakura-sangat tidak keren.

Perempuan berambut merah muda itu bergidik ngeri. Dia menatap Ino dengan pandangan yang mengatakan 'kau-yakin?' kepadanya. Sementara Ino hanya menanggapi menggunakan angkatan bahu.

"Sejak kapan kalian dekat? Apa semenjak bermain di rumah Sai kala itu, kalian menjadi dekat?" tanya Sakura. Mata hijaunya berpendar seakan sedang menuntut jawaban.

"Well, sebenarnya aku dan Sai sudah kenal lebih lama dari itu. Kami tetangga saat kecil," jelas Ino.

Kemudian, Shimura Sai turun dari mobilnya. Ia berjalan mendekati kedua wanita yang sedang berbincang tersebut. Menyampirkan lengan panjangnya pada sekeliling bahu Ino. "Hai, Sakura," sapanya.

Sakura memutar bola mata bosan. Di antara ketiga sahabat Sasuke, Sai adalah salah satu orang yang paling dia tidak suka. Entah kenapa, setiap pria itu tersenyum, Sakura selalu merasa kesal. Senyum yang selalu Sai tampilkan baginya terkesan palsu. Tidak tulus dari hati. Ditambah sikap main-mainnya pada setiap wanita, membuat Sakura jengkel. Apalagi sekarang ia sedang dekat dengan Ino, makin menjadilah emosi Sakura.

"Aw, sakit hatiku ditolak gadis secantik ini," Sai melepaskan rangkulannya pada bahu Ino. Ia bergerak memegang dadanya sendiri secara dramatis, salah satu tangannya menyandar pada sisi mobil.

"Jangan lebay. Berhenti membuat drama, Sai," ujar Ino.

Bukannya berhenti, Sai justru semakin menjadi. "Oh, tidaakk! Jantungku ... rasanya seperti ditusuk ratusan belati!"

Tin, tin!

Suara klakson mobil menghentikan aksi opera sabun milik Sai. Mereka bertiga menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Dari belakang Sakura, sebuah mobil Jaguar berwarna hitam berhenti dengan kokoh. Dalam sekejap, ketiganya tahu kalau itu adalah Sasuke.

Sakura merasa ponsel yang berada di genggamannya bergetar, sebuah pesan masuk ke dalam benda canggih tersebut.

'Cepat masuk. Aku tidak bisa keluar karena tidak memakai penyamaran.'

"Sasuke sudah datang, aku pulang duluan," pamit Sakura.

Perempuan bermarga Haruno itu berbalik setelah Ino mengiyakan ucapannya. Namun, baru saja melangkah dua kali, Sakura kembali membalikkan badan. Dia menatap Sai dengan tatapan setajam silet.

"Awas saja, Shimura, jika kau berani menyakiti sahabatku ...." Sakura membuat gerakan seakan-akan sedang menyayat leher, "... kusarankan saja kau malam ini untuk tidur dengan satu mata terbuka."

Setelah berkata demikian, Sakura langsung berbalik dan berjalan masuk ke mobil Sasuke. Mobil tersebut kemudian pergi, meninggalkan sosok Ino yang merasa terharu pada perkataan Sakura, dan sosok Sai yang berdiri kaku di tempatnya, memikirkan apa maksud dari perkataan perempuan itu.
      
    
   
    
   

***
   
    
   
   
  

          Sakura keluar dari kamar dengan perasaan yang lebih segar. Dia baru saja menyelesaikan ritual mandi sekembalinya dari butik Ino. Mata hijaunya menangkap sosok Sasuke yang sedang duduk santai di sofa, menonton televisi.

ANTI-FAN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang