Di hari ke-12, Jimin akhirnya ketemu lagi sama si pucat. Lokasinya kebetulan di kantin. Jimin ingin hampiri. Tapi, gengsi. Jadi, dia pilih kursi duduk sendiri.
Tak lama, ada yang duduk di depannya. Jimin angkat kepala. Tatap datar laki-laki yang tersenyum padanya.
"Dari mana?" tanyanya dingin.
"Kenapa? Rindu, ya?" Yoongi menggoda, seperti kebiasaannya.
"Cuma tanya, jawab saja"
"Tatap aku. Nanti ku jawab"
Jimin diam.
"Ya, sudah. Kalau tidak mau tatap aku, aku yang tatap kamu"
Jimin sadar, kok. Jimin juga merasa, diperhatikan sebegitu intensnya. Ini buruk, telinganya jadi panas.
"Sakit"
Baru Jimin angkat kepala, tatap orang di depannya.
"Sakit beberapa hari. Sisanya kejar materi buat presentasi"
"S-sakit apa?" ragu. Tapi, Jimin ingin tahu.
"Tidak parah"
Tiba-tiba, mata Jimin ikut panas. Air matanya seperti berkumpul. Tenggorokannya seperti tercekat. Meskipun, Yoongi bilang tidak parah. Tapi, bayangan Jimin justru sebaliknya.
"Usus buntu. Jadi, harus dioperasi dan harus pemulihan beberapa hari"
Usus buntu? Sampai dioperasi? Dan bilang tidak parah? Dasar manusia gila!
"Sstt! Hei, jangan nangis!" genggam tangan Jimin yang ada di atas meja.
°°°
Sabtu, 26 Juni 2021
Yungkiyoo

KAMU SEDANG MEMBACA
BUC(J)IN /END
FanfictionBUC(J)IN = BUCINNYA JIMIN YoonMin fanfiction by Yungkiyoo AU story