Skripsi

798 58 2
                                        




"Duh, rasanya tegang gini."

Jimin masih di mobil. Duduk bersisian dengan pacar yang sedari tadi sibuk menenangkan. Digenggam telapak tangan anak itu, memberi keyakinan. "Gak usah tegang. Pasti bisa!"

Helaan napas terdengar berat. "Gimana kalo aku gak bisa jawab? Gimana kalo aku ceroboh? Gimana kalo aku ngelakuin kesalahan? Gimana-"

"Gimana kalo kamu tenang dan sekarang turun? Masuk ke dalam dan siap-siap."

"Yoongie~" merengek malas. Terlalu takut menghadapi para dosen penguji.

"Kamu pernah ujian SD, SMP, SMA. Ini sama, gak beda. Gak perlu setegang itu. Oke?"

"Beda, Yoongi! Beda!"

"Sama! Aku yakin kamu bisa! Semangat!" dipeluk sang pacar. Lalu, dikecup keningnya. Tanda penyemangat katanya.

"Aku, aku turun." tapi, tangannya masih genggam tangan Yoongi erat.

"Ya, udah. Lepas tangannya!"

"Yoongie~" wajahnya tak bersemangat, seolah putus asa.

Yoongi senyum. "Hadiah! Nanti ku kasih hadiah setelah ujian. Hmm?"

Dibalas dengungan. Lalu, perlahan lepas genggaman. Hati-hati turun dari mobil. Sambil yakinkan hati bahwa dia mampu. Tapi, jantungnya justru berdegup kencang. Melebihi degupan saat pertama kali bercinta dengan Yoongi.

"Duuh! Jantungku kenapa begini?"




°°°


Selasa, 14 September 2021

Yungkiyoo

BUC(J)IN /ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang