Tiga

2.4K 291 18
                                    

"Bwahahahaha! Dia menganggap anjing kecilnya itu seorang anak? Astaga, mungkin ia stres karena belum menikah!"

Plak

Jungkook tak segan-segan untuk memukul kepala belakang Jimin dengan keras. Membuat Jimin sendiri mengaduh kesakitan dan juga meringis. Pukulan Jungkook memang tidak main-main.

Memang, Jungkook adalah seorang bayi berotot.

"Bicara seperti itu lagi, ku patahkan masa depanmu!"

Sontak Jimin menutup bagian selatannya sedikit ngilu mendengarnya. Jungkook dengan iseng melihat jam tangannya, dan.. Astaga! Sudah pukul 08.07, mereka sudah terlambat.

Ia langsung menarik tangan Jimin untuk berlari agar sampai lebih cepat.

Untung saja gerbang sekolah belum ditutup sehingga mereka bisa masuk. Ah, tampaknya pak satpam sedang mengopi di kantin.

Mereka berlari dengan cepat hingga mencapai pintu kelas yang sudah tertutup rapat.

Astaga, mata pelajaran Pak Seokjin! -Jimin

Mereka perlahan membuka pintu kelas. Namun apa daya, pendengaran Pak Seokjin yang melebihi seekor anjing pun memergoki mereka.

"Kalian tahu sekarang jam berapa?" Keduanya mengangguk samar. "Kalian tahu apa maksudnya? Lakukan sekarang atau saya lempar dari atas menara pisa?!"

Keduanya kembali mengangguk. Mulai menaikkan satu kaki dan juga menjewer telinga masing-masing.

Pak Seokjin lanjut berbicara. "Baiklah, kesabaran saya mulai menipis karena kedua anak 'tengil' ini. Festival perayaan ulang tahun sekolah akan diadakan pada hari kamis ini. Kalian harus mempersiapkan penampilan. Minimal dua penampilan dalam satu kelas. Entah mau menyanyi, menari, atau apapun, terserah pada kalian. Asal jangan kalian diam saja di atas panggung seperti anak hilang. Tunjukkan bakat kalian."

Salah seorang anak mengacungkan tangannya. "Donggyun punya bakat makan, apa boleh ditampilkan?" Anak itu tampaknya lupa akan siapa yang ia tanyakan.

Anak yang bernama Donggyun itu pun mendesis sedikit kesal pada temannya yang bertanya itu.

"Ya, Donggyun, silahkan makan Anh Jiwon sekarang sampai saya tidak akan pernah melihatnya barang seinci pun!"

Seisi kelas tampaknya menahan tawa. Mereka tidak bisa melepas tawa sedikitpun bila ada Pak Seokjin di hadapan mereka. Atau mereka akan merasakan rasa kaus kaki anak kelas sebelah yang baru saja selesai olahraga.

Kejam bukan?

Tidak ada yang bisa menaklukkan Pak Seokjin yang galak, kecuali—

Cklek

"Pak Seokjin, bisa ke ruangan saya sekarang?"

Ah, hanya pria itu yang bisa meluluhkan hati galak Pak Seokjin. Yaitu Pak Namjoon. Sudah biasa mereka memamerkan kemesraan mereka di manapun. Dasar pasangan tua (oops).

"Baik Pak Namjoon~. Dan kalian, jangan harap bisa masuk kelas saya kalau kalian terlambat lagi! Kerjakan tugas halaman 46!"

Pak Seokjin membereskan bukunya dan pergi keluar dari kelas yang suasananya sangat tegang.

Sontak seluruh murid menghembuskan nafas lega. Kembali berisik layaknya pasar malam.

"Tegang sekali kalian seperti anu Jiwon!" Ujar Donggyun

Lagi dan lagi. Kedua anak murid yang sering menjahili satu sama lainnya. Tapi tenang saja, mereka akrab sedari kecil. Jadi mereka hanya bercanda.

"Ya, ku doakan kalian berjodoh."

Sound of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang