Tujuh

2K 235 24
                                    

"That's good, Jungkook. Kau cepat belajar rupanya."

Im ahjussi terus saja memuji Jungkook yang semakin mahir dalam menekan tuts piano. Tangan lentur Jungkook belajar dengan cepat soal tuts piano.

Jungkook tersenyum manis mendengar pujian yang dilanturkan oleh yang lebih tua.

"Terima kasih, ahjussi."

Sekarang hari rabu, artinya besok adalah puncak festival sekolah. Jungkook sudah siap untuk itu. Ia kemarin bergadang hanya untuk menghapalkan not balok dari setiap bagian lagu.

"Besok kau sudah siap untuk tampil 'kan, Jungkook?" Jungkook mengangguk. "Ingin rasanya aku melihat bagaimana muridku tampil di atas panggung besok."

Jungkook langsung menengok ke arah Taehyung yang duduk di sofa seperti biasa, mengelus bulu coklat kehitaman Yeontan, anaknya. Seolah berharap agar Im ahjussi bisa menonton dirinya bermain musik besok.

Taehyung yang merasa dirinya ditatap pun langsung membuat kontak mata dengan keduanya.

"O-oh, silahkan saja."

Jungkook meninjukan tangannya ke atas, senang sekali ia, dapat ditonton oleh guru yaang mengajar pianonya selama ini.

"Im ahjussi jangan khawatir. Aku pasti bisa menampilkannya!"

Im ahjussi mengangguk senang. Setelahnya ia pamit kembali untuk pekerjaannya.

"Sudah selesai. Koo pulang dulu ya, om!"

Jungkook mengambil tas dan menyampirkannya di bahu kanan. Bersiap untuk pergi.

"Tunggu—"

Jungkook buru-buru menyela ucapan Taehyung. "Tidak perlu diantar, om. Lagipula belum larut malam. Koo ada janji dengan Jimin."

Ya, dia ada janji untuk pergi bersama Jimin. Lagipula sejak adanya Taehyung, mereka jadi jarang bersama. Jungkook yang fokus dengan les piano di rumah Taehyung. Jadi Jimin terkadang pulang sendirian. Hubungan persahabatan mereka agak renggang.

"O-oh, baiklah.."

Jungkook pamit sekali lagi, lalu melangkah keluar dari rumah Taehyung. Sekedar kencan malam bersama sahabatnya.

-∞-

"TEMBAK YANG DISANA, JUNGKOOK!!"

Dor

Dor

"YOSH!"

Jungkook mengepalkan tangannya ke atas, selebrasi kemenangan karena berhasil melumpuhkan zombie yang tadi diteriaki Jimin. Mereka ada di game center, Jungkook yang mengusulkan.

"Waahh, gini aja capek." Jungkook mengeluh karena kebanyakan bermain game.

Jimin nengendus kesal. Jungkook ini memang cepat lelah, tapi tetap saja menariknya ke permainan lainnya. Yang sekarang mereka tuju adalah claw machine.

"Lucu banget!"

Jungkook menempelkan wajahnya ke kaca pembatas permainan itu, melihat betapa lucunya boneka beruanh berwarna keemasan. Dirinya sangat menginginkannya.

"Dasar, ini udah malam. Ayo pulang, atau mama kucingmu akan mengomeliku lagi."

Jungkook teriak tak terima dirinya diseret dari game center untuk pulang ke rumahnya. Memang sudah malam, mereka harus bergegas pulang, atau tidak akan mendapatkan bus.

Namun, satu hal yang mereka tak tahu, sejak tadi, Taehyung menguntit mereka. Sejak awal Jungkook pergi dari rumahnya, sejak itu pula ia membuntuti anak muridnya itu.

Suka? Ah, dia hanya memastikan bahwa anak muridnya ini tidak pergi ke tempat yang berbahaya.

Ia lega saat Jungkook dan Jimin masuk kedalam game center.

Sekarang, ia menatap claw machine yang ditinggalkan oleh keduanya beberapa menit yang lalu.

Diam-diam memasukkan koin ke dalam mesin itu, dan memainkannya. Anak muridnya menginginkan boneka ini. Ia harus mendapatkannya.

Percobaan pertama, gagal.

Namun itu tidak membuatbya patah semangat. Ia kembali memasukkan koin ke dalam mesin, dan memainkannya lagi.

Lagi dan lagi.

Hingga akhirnya koin yang ia gunakan, habis.

"Sial! Permainan butut!"

Seorang penjaga game center itu sudah berniat untuk menutup tempat bermainnya. Lagipula ini sudah pukul sebelas malam, sudah lewat satu jam dari waktu tutup toko.

"Anak muda, berhentilah bermain, dan pulang."

Taehyung menggeleng. "Aku harus mendapatkannya, paman. Tolong bantu aku!"

Paman itu mendecak, lalu membuka kaca pembatas, mengeluarkan boneka beruang besar yang diinginkan Jungkook tadi.

"Gratis untukmu. Pulanglah!"

Apanya yang gratis? Aku menghabiskan 9000₩ hanya untuk game butut ini -Taehyung.

-∞-

Jungkook sekarang sedang menyanyikan lagu yang akan ia mainkan besok. Sembari meminum susu hangatnya, ritual sebelum tidur. Ia tidak bisa makan snack yang dapat membuatnya sakit tenggorokan besok.

Sembari melipat baju yang baru saja kering, ia tumpukkan kembali cucian bersih di lemarinya.

"Yak, bocah. Bisa diam bentar nggak?"

Itu suara Yoongi, ia sedang membuat nada lagu juga.

"Sini kuping lo gue sumpel pake kaos kaki, biar budeg sekalian!"

Begitulah kehidupan keluarga Jeon yang sangat harmonis. Saling sahut-sahutan antar kamar sudah menjadi santapan biasa bagi orang tua yang mendengar teriakan mereka.

"Mulut lo aja yang gue steples. Punya mulut bocor banget."

"Kuping lo gue jahit aja kali ya?!"

Pyarr

Itu suara panci yang dilempar dari tangga menuju lantai atas sama bunda mereka.

"Berisik! Kalian mau bunda keluarin dari kartu keluarga?"

Diam sejenak, saling meratapi nasib.

"NGGAK BUNDAA."

-∞-
TBC

Kalian gitu ga sih sama adek/kakak? Saling sahut-sahutan antar kamar?

Jujur aku gitu.

Lagi congornya toa banget, minta dijait mulutnya ㅠㅠ

Love you and see you 💜

Sound of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang