Lima

2.1K 257 30
                                    

Pelajaran piano hari pertama berjalan dengan lancar. Im Ahjussi, salah satu tukang kebun di rumah Taehyung ternyata lancar bermain piano. Jungkook juga dengan cekatan belajar not piano sebuah lagu.

Walaupun gugup karena Taehyung mengawasinya dari sofa di belakang keduanya yang bermain piano.

"Permainan tanganmu cukup luar biasa Jungkook. Tanganmu masih sedikit kaku di bagian reff. Kau bisa kembali lagi esok kalau tuan Kim mengijinkan. Bagaimana, tuan Kim?"

Keduanya menoleh kepada Taehyung yang asyik menatap serius Jungkook. Membuatnya salah tingkah, melihat kearah lain.

"Ya, terserah kalian."

Im Ahjussi tersenyum samar, tuannya seperti sedang jatuh cinta. Jarang sekali bertingkah seperti itu.

"Kalau begitu, saya izin kembali ke belakang."

Im ahjussi pun berjalan meninggalkan keduanya dengan hening. Meninggalkan keduanya dengan keadaan canggung. Taehyung yang terus-terusan mengalihkan pandangan, dan Jungkook yang hanya meremas kemejanya.

Tak sengaja melirik Jungkook yang sedang meremas kemeja.

"Sebaiknya mandi sebelum malam gelap. Biar saya ambilkan baju."

Jungkook yang mendengarnya sedikit tersentak. "Aduh, nggak usah repot-repot, om. Koo bisa mandi di rumah kok."

Namun Taehyung, tetaplah seorang Kim Taehyung.

Lima belas menut kemudian, Jungkook keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaus hitam lengan pendek dan juga celana boxer agak lebar milik Taehyung. Ukuran kausnya cocok dengan Jungkook, milik sepupunya, katanya. Hanya saja boxer lebar itu sesekali melorot.

Taehyung tidak mempunyai celana yang ukurannya kecil.

Wanginya maskulin banget ㅠㅠ -Jungkook.

Sudah pukul delapan malam, Yoongi pasti mencarinya. Ia bergegas mengambil tas hitam sekolahnya, dan pamit kepada Taehyung yang sedang mengelus pelan bulu anaknya.

"Tunggu sebentar."

Taehyung masuk kedalam kamar, tak lama, keluar dengan membawa helm kecil berwarna putih.

Menyerahkan helm itu pada Jungkook. "Sudah tidak ada jadwal bus jam segini."

Taehyung melangkah lebih dulu ke luar rumah. Jungkook, ah, sudah seperti kelinci yang diberi wortel oleh majikannya. Seperti sedang menggoyangkan ekornya karena senang.

Memakai helm putih kecil itu, ia rekatkan kancingnya.

Bau seperti debu, pasti Taehyung menyimpannya di gudang. Atau, jangan bilang kalau belum ada yang memakai helm ini sebelumnya, sehingga Jungkook menjadi orang pertama yang memakainya.

Vroomm

Taehyung dengan sweater putih dan celana jeans, menaiki motor ninja berwarna hitam legam yang besar. Dengan helm hitam yang menutupi wajahnya juga.

"Cepatlah, ini sudah malam."

Jungkook mengangguk. Ia keluar, sebelumnya menutup pintu, lalu naik ke jok belakang motor besar itu. Astaga, tinggi sekali menurutnya. Bahkan untuk melihat kebawah saja ia sudah takut.

Taehyung menarik gas hingga melaju dengan kecepatan rata-rata. Tampaknya ia tak berani kalau membawa Jungkook dengan kecepatan diatas rata-rata. Malam itu cukup ramai jalan besar menuju rumah Jungkook.

Jungkook sendiri malah asyik menciumi wangi maskulin dari balik punggung lebar milik Taehyung. Hingga matanya sampai berat, walaupun harus ia jaga hingga sampai rumah.

Kepala Jungkook terhantuk ke kanan dan kiri, dan dapat dirasakan oleh Taehyung.

"Hey? Jangan tidur dulu!"

Jungkook mengangguk walau kepalanya menempel pada punggung Taehyung.

Sial, harusnya bawa mobil -Taehyung.

"Ngantuk om.."

Taehyung pelanin laju motornya, suruh Jungkook untuk peluk dia erat. Takut jatuh katanya.

"Ngobrol saja biar tidak ngantuk."

Jungkook ngangguk samar. "Kalo om pergi, Yeontan biasanya dititipin ke siapa?"

Ya, walaupun pertanyaan yang cukup simpel, setidaknya bisa menahan kantuk Jungkook sementara. Sambil sesekali menguap kuat menahan kantuk dan lelah.

"Ada Doggysitter nya kok."

Jungkook agak kaget dikit.

Buset, anjing aja ada yang jagain. Mentang-mentang anjing kaya! - Jungkook.

"Oh, gitu ya. Koo pikir guguknya mandiri. Hehe."

Random banget, tapi ya gimana cari topik pembicaraan sama kulkas ganteng?

"Masuk gang yang ini, bukan?" Jungkook ngangguk samar.

Rintik air hujan mulai turun perlahan di kawasan perumahan Jungkook. Astaga, gerimis. Bagaimana Taehyung pulang nantinya? Taehyung mempercepat laju motornya agar cepat sampai rumah Jungkook. Setidaknya mereka tidak akan kehujanan.

"Yang pagarnya pink, om."

Taehyung memberhentikan laju motornya di depan rumah minimalis dengan pagar berwarna pink terang. Paling mencolok diantara rumah yang lainnya.

Jungkook turun sambil melepaskan helm milik Taehyung.

"Masuk dulu, om. Hujan."

Taehyung menggeleng. "Tidak perlu, tidak lebat 'kok hujannya."

Jderr

Gyuurr (Anggap suara hujan lebat)

"Cepat masuk, om!"

Ya, mau tak mau, Taehyung harus meneduh di rumah Jungkook karena tiba-tiba hujan deras, sepertinya langit merestui mereka untuk bersama lebih lama.

Pintu terbuka, muncullah bundanya Jungkook yang pakai daster dan rambutnya dicepol. Image mama-mama sekali memang.

"Loh, kenapa baru pulang, adek?" Tanya bunda Jungkook.

Oh iya, Jungkook lupa bilang ke bunda kalo ada latihan tambahan di rumah Taehyung.

"Anu loh bun, adek tadi ada latihan piano di rumah om Taehyung. Festival sekolah yang pernah adek bilang, adek mau tampilin bakat piano."

Bunda Jungkook angguk-angguk aja. Tapi agak kaget liat Taehyung, dipanggil om, tapi mukanya masih kayak oppa-oppa yang muncul di drama.

"Daddy sugarnya kamu?" Tanya bunda Jungkook.

"Astaga, bunda. Ngada-ngada deh.."

Akhirnya Taehyung diajak masuk sama bundanya Jungkook buat neduh sementara. Tapi kalo mau nginep pun boleh.

Di ruang tamu, ada ayahnya Jungkook. Ada pula kak Yoongi.

"Loh, tuan Kim?"

Taehyung noleh ke ayahnya Jungkook. "Oh? Jeon ahjussi?"

"Hah?"

-∞-
TBC

Memang, semesta pun tidak menyetujui kalo Taehyung sama Jungkook berpisah ㅠㅠ

Wee belakangan ini aku lagi active di wattpad lagi (↑ω↑)
Moga-moga rajin update ya ㅠㅠ

Lop you 💜

Sound of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang