Setelah kejadian yang tidak mengenakkan itu, mereka tidak jadi kencan, hanya lanjut cuddle di rumah Jungkook. Sepi, karena kedua orang tuanya sedang pergi berlibur, dan kakaknya, paling tidak menginap di studio.
Hubungan yang tadinya Jungkook pikir bertepuk sebelah tangan, akhirnya naik pangkat menjadi sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.
Lihat saja, keduanya saling berpelukan sembari menonton drama yang sedang hype saat itu.
Ditemani semangkuk popcorn dan dua kaleng soda di meja, juga selimut yang membungkus keduanya, mereka dengan tenang menonton sembari sesekali melontarkan lelucon di atas sofa hitam.
Jungkook baru paham, ternyata dibalik sifat dingin si om kulkas, ada kehangatan sehangat mentari.
"Aduh, jangan pegang-pegang dong om, habisin dulu dramanya."
Tangan Taehyung jail meraba-raba pundak Jungkook yang terbuka sedikit. Ah, dingin dan mesum adalah dua sifat Taehyung yang dapat Jungkook tangkap. Semenjak menjadi kekasih, Taehyung semakin liar untuk menyentuh Jungkook.
Dalam artian yang masih aman.
"Kalo dramanya sudah selesai, saya boleh pegang-pegang lagi?" Tanya Taehyung.
Jungkook mendesis agar si om ganteng diam. "Dramanya ada di depan, lhoo. Kenapa jadi liatin Koo?"
Om Taehyung menyengir sedikit. "Yang sedang saya lihat lebih indah dibanding apapun."
Satu lagi sifat Taehyung yang dapat si manis tangkap, Budak Cinta. Jungkook semakin sayang saja dengan cinta pandangan pertamanya ini. Ia berhasil meluluhkan sifat dingin si Om ganteng ini. Dan peletnya semakin kuat untuk Jungkook.
Namun, dibalik semua keceriaan itu, Jungkook masih terpikir tentang Taehyung yang dijodohkan dengan orang lain.
Bagaimana kalau akhirnya perjodohan itu diterima oleh kedua pihak? Bagaimana kalau akhirnya Taehyung jatuh cinta dengan gadis yang dimaksud itu? Bagaimana kalau akhirnya mereka berpisah? Jungkook belum siap untuk semua itu.
"Hey? Kenapa wajah kamu murung? Ada masalah?" Taehyung sangat peka, perubahan wajah Jungkook pun ia sadari.
Jungkook menggeleng, lalu ia sumpalkan beberapa brondong jagung itu ke dalam mulutnya, menyuruh Taehyung untuk tetap fokus dengan drama yang sedang dimainkan.
Taehyung yang masih penasaran, akhirnya memutuskan untuk mematikan televisi tersebut. Membuat Jungkook yang tadinya sibuk dengan acara menontonnya, langsung menatap Taehyung dengan tatapan yang seolah minta penjelasan.
"Jawab pertanyaan saya." Taehyung dalam mode tegasnya, membuat nyali Jungkook ciut seketika.
Jungkook merunduk sembari memainkan ujung piyama yang ia kenakan itu. "H-hanya kepikiran, g-gimana kalau o-om terima perjodohan itu. Koo—"
Taehyung tersenyum, lalu membungkam bibir Jungkook dengan telunjuk panjangnya.
"Dengar saya, Jungkook. Yang saya cintai hanya kamu, yang saya sayangi hanya kamu, apa kamu tidak percaya dengan cinta yang saya berikan untuk kamu? Apa kamu tidak percaya dengan perasaan yang saya ungkapkan untuk kamu? Jungkook, dengar saya baik-baik. Saya tidak akan menikah dengan orang lain, terlebih dengan orang asing yang saya tidak sukai. Perasaan saya sepenuhnya untuk kamu, Jungkook."
Jungkook mengangguk, air matanya turun perlahan membasahi selimut abu-abu yang mereka kenakan.
"Jangan ragukan saya. Saya mohon."
Jungkook langsung saja memeluk Taehyung dengan erat, seolah si tampan akan menghilang. Air matanya sudah tak bisa ia bendung lagi, menangis di bahu sang kekasih adalah pilihan yang terbaik untuknya.
"Terimakasih, hiks, terimakasih.."
-∞-
"Aduh, wajahmu itu lho Jung, mirip Hachi pas ketemu mamanya." Jimin menyeletuk kala melihat wajah Jungkook yang berseri karena adegan romantis kemarin. "Nggak mau spill cerita?"
Jungkook menggeleng. "Urusan ini, biar aku yang tau aja!"
Jimin mendengus kesal, biasanya Jungkook akan menceritakan semua yang ia alami kepadanya. Namun berbeda kali ini, namun tetap saja. Mungkin saja itu privasi si kelinci buntal ini.
"Ya sudah, pulang sekolah mau mampir ke cafe dulu ga?"
Jungkook menggeleng lagi. "Aku dijemput om Taehyung. Jadi ga bisa pulang bareng."
"Bucin saja sana dengan si pak tua itu, dan aku diabaikan." Jimin melipat tangannya di depan dada dengan wajah yang tertekuk kesal.
"Aduh kau ini, jangan cemberut gitu, mirip uke jadinya!" Jimin hanya mendengus kesal. Masih dengan mode cemberutnya. "Iya, besok kita pulang bareng. Ku traktir cheesecake dua potong, mau?"
Jimin mengangguk, bukan ia terima tawaran cheesecake tersebut, hanya saja ingin hangout dengan sahabatnya yang sudah lama mengabaikannya itu.
"Sip, jangan cemberut lagi. Nanti nggak ada yang naksir denganmu!"
Jimin hanya tersenyum, bergelut dengan pikirannya.
Nggak ada kesempatan lagi ya? - Jimin.
-∞-
Kira-kira kenapa tuh Jimin? Kesempatan apa ya? Tebak tebak aja dah <3
Maaf ga panjang kayak kemarin, kesehatanku menurun, hehe.
Mau tanya, makanan apa yang nambahin imun ya? Please jawab <3
See you 💜
![](https://img.wattpad.com/cover/266143206-288-k173227.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sound of Love
Fanfiction[ON HOLD] Jungkook ingin tahu bagaimana cara untuk meluluhkan hati si om ganteng. Berbagai cara sudah ia lakukan, ia harap cepat-cepat si om ganteng balik mencintai nya! IT'S ALL ABOUT BXB! (IT'S TAEKOOK FANFICTION) HOMOPHOBIC GO AWAY! Selamat memba...