Ch 2 - Drama Pagi

1.2K 124 29
                                    

"Kok hyung nonton itu, kan saengie ingin yang lain."

Woojin protes karena kakaknya menonton berita daripada acara kartun kesukaanya.

"Kalau makan jangan sambil nonton."

Kata Lee dam.

"Tapi film kaltunnya akan selesai kalau menunggu makanan habis."

Woojin mencebikkan bibirnya, dia sudah hampir menangis.

"Matikan TV, Lee dam."

Suruh Taehyung, lalu Lee dam mematikan TV dengan marah. Kenapa selalu saja adiknya yang ayahnya bela. Dia sama sekali tidak berpikir kalau dengan perintah ayahnya, adiknya juga tidak bisa menonton kartun.

"Ini uang bulanan, sayang."

Jimin mengambil uang itu, tapi dia menengadahkan lagi tangannya.

"Kenapa minta lagi?"

Tanya Taehyung.

"Wonhee butuh uang untuk daftar ulang."

Jawab Jimin.

"Daftar ulang? Memangnya Wonhee kelas berapa?"

Taehyung bingung, seingatnya Wonhee masih kelas 6 SD.

"Sudah kelas 2 SMP, Tae. Kau ini, anak sendiri sampai lupa."

Omel Jimin.

"Aku tidak lupa, memangnya Wonhee sekarang berapa tahun? Rasanya dia masih SD, tapi tiba-tiba sudah SMP."

Celetuk Taehyung.

"Wonhee 13 tahun, sebentar lagi 14. Umurnya saja kau lupa. Ayah macam apa kau ini?!"

Jimin terus mengomel sambil menyiapkan sarapan.

"Aku tahu, Lee dam sekarang kelas 2 SD kan? Kebetulan saja aku lupa anak sulungku sekarang sudah kelas 2 SMP. Tapi bukannya biaya sekolah dibayar pemerintah?"

Taehyung membuka tas kerjanya dan mengambil dompet.

"Selalu saja kau hanya memikirkan Lee dam, pikirkan juga anakmu yang lain. Zaman sekarang mana ada yang gratis, Taehyung. Buku saja masih harus beli."

Jimin mengulurkan kembali tangannya saat Taehyung membuka dompet.

"Berapa?"

Tanya Taehyung, lalu Jimin menyebutkan nominal uang yang diperlukan.

"lebihkan sedikit."

Kata Jimin.

"Lebihnya untuk apa?"

"Untukku. Parfumku habis."

"Untukmu khusus. Sudah kusiapkan."

Taehyung membuka tas kerjanya dan mencari sesuatu yang dia simpan.

"Ini, terima kasih untuk tadi malam."

Taehyung menyerahkan beberapa lembar uang sambil mengelus genit tangan Jimin saat memberikannya.

"Untuk setiap malam, tidak terima kasih?"

Taehyung nyengir saat Jimin mendelik.

"Nanti kalau dapat bonus, kubelikan pakaian malam yang baru."

"Itu sih bukan untukku, tapi untuk matamu."

"Tapi kan yang pakai kamu, sayang."

Jimin memutar matanya. Selalu saja Taehyung menggodannya begini. Sudah punya banyak buntut, masih saja menggombal seperti anak remaja.

[End] KBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang