03 | RENJANA

85 76 4
                                    

(rumah baru)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(rumah baru)
. . .

Rangga menghembuskan nafas kasar, pasalnya teman dari adik nya baru saja tiba di rumah. Suara berisik dan heboh yang keluar dari mulut candra soal ps dan suara kagum dari radit saat lihat interior di setiap sudut ruangan. Bian bisa dibilang anak yang kalem kalem edan, dia bisa kalem juga edan pada waktu yang berbeda. Tapi saat ini, dia sedang kalem.

"Lu bertiga bisa duduk ga? pusing gue liatnya. Yang satu mondar mandir yang satu ngoceh untung ni bocah satu kalem"

"Santai dong bang, gue penasaran sama ps nya si eja" ucap candra sambil membuka kulkas yang ada di hadapannya dan mengambil soda

"Enak bener ya lo, masuk ke rumah orang ambil minuman serasa rumah sendiri" itu bian yang bilang bukan rangga. Tapi sepersekian detik dia juga membuka kulkas dan mencari cemilan disana. Rangga menggeplak kepala bian.

"Lo juga sama anjir. Udah pada duduk sini, si eja ganti baju dulu"

Mereka pun duduk di sofa dekat jendela yang mengarah langsung ke taman belakang rumah. Udara sejuk kota bandung dan suara burung berkicau menambah kenikmatan yang mereka rasakan. Seperti berada di pantai. Tak lama renjana pun turun dan mengajak teman teman nya untuk naik ke kamar nya.

"Keren ni kamarnya. PS ada, cemilan ada, wah betah gue disini ja"

"Betah boleh tapi tu bekas ngemil atau minum sampah nya dibuang ke tempat nya jangan berserakan. Dipikir kamar gue selokan"

"Iya anjir kalem"

Mereka mulai bermain PS bersama. Di mulai dari  menceritakan masa masa SMP dulu sampai bercerita soal radit yang pernah patah hati karena seorang perempuan yang menolak cintanya hingga cerita konyol dari candra soal adiknya yang jatuh di got depan rumah yang bau dan berwarna hitam. Mereka saling bercerita sambil bermain. melampiaskan rasa rindu selama 3 tahun tak jumpa karena renjana yang pindah ke kota Yogyakarta bersama keluarga nya saat kelas 8.

Sementara di rumah rara . . .

"Si eja dari SD ga berubah. tetep jadi cowo yang ke pedean tingkat tinggi. tapi gue akuin si makin sini makin ganteng mana gemes lagi" rara tersenyum sangat lebar dan membayangkan kejadian tadi di sekolah saat dia reflek memeluk renjana di lapangan. "Tapi bego banget gue tadi. KENAPA GUE MELUK EJAAAA?! GILA GUE, RARA ASTAGA!"

"Chat dia ga ya...tapi gue ga ada nomor nya gimana dong" rara memikirkan bagaimana caranya menghubungi renjana, instagram? dua punya tapi dia ga tau username renjana apa.

"Ah udahlah nanti aja, ngapain juga hubungin dia" rarae mematikan hp nya dan beranjak dari kasur untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke rumah Mila, teman sebangku sekaligus teman masa kecilnya.

-renjana-

"Lo semua ga akan makan? udah merasa tercukupi nutrisi nya?" rangga naik ke atas dan melihat ke empat orang tersebut masih betah di depan layar ps tanpa memikirkan perut mereka. Dirasa tak ada yang menjawab, rangga masuk ke kamar dan melihat sekeliling. terkejut. Itu yang dia rasakan sekarang karena lantai kamar adiknya berantakan oleh semua cemilan dan kaleng minuman.

"Eja, ini kamar atau pembuangan sampah?! beresin! gue ga mau tau, 10 menit dari sekarang gue liat ni kamar masih berantakan. Abis lo semua." dengan nada penuh penekanan, rangga meminta mereka semua untuk membereskan kekacauan tersebut sambil memperhatikan.

"Abang lo cerewet banget ja"

"Emang, baru tau lo?"

"Melebihi cerewet nya bunda gue di rumah"

"Tapi kalau disatuin bunda si bian sama abang nya si eja cocok juga.

"HAHAHAHAHAHAHAHA" mereka semua tertawa renyah dan terbahak. Tak ada satu pun kata 'takut' melihat wajah rangga yang sekarang sudah siap untuk meledak. Rangga mendekati ke empat orang tersebut dan menjewer telinga mereka secara bergantian

"Heran gue, bukannya takut malah nge julid mana depan orang nya. Beresin atau ga gue gofood in ayam geprek buat lo semua." mereka dengan cepat membereskan semua nya. Karena rangga tipe orang yang sangat jarang untuk mentraktir sesuatu apalagi soal makanan. Jadi mereka pikir ini adalah hal langka yang ga boleh dilewatin.

"Dasar bocah, giliran traktir gercep semua. serem gue liatnya" rangga bergidik ngeri dan turun kebawah untuk menyiapkan makan untuk mereka semua.

"Gue tebak, ini ayam geprek pak kumis blok b bukan bang?" tanya candra ke rangga yang saat ini sedang menyiapkan minum untuk mereka semua

"Urusan makanan hafal bener ya lo sampe yang jual pun hafal"

"Itu langganan gue sama temen temen bang, apalagi kalau nge bolos kesitu behhh mantep bang. ja, nanti makan langsung di tempat bareng anak anak yang lain, deal?"

"Deal anjir masa engga hahahaha"

"Lo mau bolos ja?"

"Emang kalau mau makan ayam geprek harus bolos dulu bang? kan engga...tapi boleh si nanti gue coba bolos" rangga menggeplak kepala renjana cukup keras.

"Gausa macem macem lo, gue bilangin ambu tau rasa"

"Kali kali bolos mah gapapa atuh bang"

"Diem lo radit. Ni bocah tiga yang waras cuman si bian doang heran gue. Lo pernah nyoba sadarin pikiran mereka bian? atau malah ikut ikutan tapi ga keliatan"

"Itu...bener bang, gue kan orang nya diam diam menghanyutkan" dengan pose swaggy andalan bian. Rangga yang melihat itu pun semakin bergidik ngeri.

"Temen temen si eja emang serem semua"

...

hai semua ! jangan lupa untuk voment yaa karena kritik saran dan vote dari kalian sangat membantu buat aku. tysm yang udah baca jangan bosen bosen yaaa . . . lysm ! 😫💗

RENJANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang