Gwa juga suka

51 12 0
                                    


Lia melihat kelapangan dengan tatapan kosong, pikirannya menolak untuk melupakan semua kejadian yang Lia alami beberapa hari ini.

Lia yang sedang melamun tidak menyadari bahwa mereka sudah di kelilingi oleh para siswi-siswi yang lain. Dari Adek kelas sampai dengan teman seangkatan dengan Lia.

Siswi-siswi itu berebut untuk duduk di dekat Akbar dan Rendy. Mereka juga saling dorong mendorong, Akbar dan Rendy pun merasa jengkel namun mereka tidak ada niatan untuk pergi dari sana.

Siswi-siswi yang tadinya menonton permainan volly malah ikut mengelilingi Lia dan kedua Cogan itu. Menurut mereka ini adalah kejadian yang sangat langkah, karna bisa melihat kedua Cogan itu bersama tanpa ada keributan.

Selain upacara Akbar dan Rendy memang tidak pernah akur. Jadi wajar jika yang lain merasa beruntung, bisa melihat kedua Cogan itu.

"Uwaaa ... Cogan Sekolah duduk barengan, serius mimpa apa Gwa di malam bisa liat ini!"

"Unyu banget, ikut gabung ah."

"Gwa duduk di sini,"

"Tumben banget gak ribut!"

"Gwe pengen ... jadi ke Mbak-mbak itu. Duduk diantara Cogan apa rasanya ya?"

"Gwa yang duluan, jadi Gwa yang duduk di sini."

"Otak Kau, Gwa yang duluan jadi Gwa yang di sini."

"Itu siapa yang duduk di tengah-tengah?"

"Gila ... itu Kak Lia lo, yang jadi Baki,"

"Ya ampun beruntung banget jadi Kak Lia, selalu deket sama Cogan." iya ... begitula perdebatan dan bisik-bisik para Siswi.

Lia tersadar dari lamunannya karna perdebatan yang tak henti-henti itu. 'Apa-apaan ni, berisik amat!' batin Lia lalu mengedarkan matanya.

Lia paling tidak suka di kelilingi dengan orang banyak apa lagi keributan. Lia lebih suka sendirian karna menurut Lia itu membuat dirinya lebih tenang.

Akbar yang melihat ekspresi Lia langsung berdiri. "Bubar! Bubar!!" teriak Akbar.

Akbar mengusir Siswi-siswi itu, Rendy yang melihat pergerakan Akbar. Juga tidak mau kalah, dia juga mencari cara agar dapat mengusir yang lainnya.

Ketika Akbar dan Rendy sibuk untuk membubarkan yang lain, Lia beranjak pergi meninggalkan mereka dan memilih untuk bergabung bermain volly bersama Teman Sekelasnya.

'Sudahlah, mending Aku main volly ajade,' batin Lia lalu melangkah pergi.

Pak Bambang yang melihat Siswa siswinya keluyuran merasa geram.
Pak Bambang mengambil mikrofon.

"Itu yang keluar kelas mau di jemur atau bagai mana ha? Masuk!"

"Selain kelas yang Pelajaran olaraga, silakan masuk! Sebelum Bapak datangin dan membuat kalian berdiri di luar."

"Masuk!"

Siswa-siswi yang mendengar ucapan Pak Bambang langsung berlari kekelasnya masing-masing. Pak Bambang tidak perna main-main dengan apa yang telah diucapkannya, makanya semua Siswa-siswi takut padanya.

"Rendy, Akbar apa kalian tidak mendengar apa yang Saya ucapkan tadi? Masuk sekarang!" ucap Pak Bambang mengunakan mikrofon ditangannya.

"Iya Pak," teriak mereka kompak.

Rendy dan Akbar langsung berlari kekelasnya karna melihat tampang Pak Bambang yang menyeramkan itu.

Lia dan Akbar memang tidak sekelas. Rendy di kelas 12 Ipa 1, Lia berada di kelas Ipa 2, sedangkan Akbar dan Aca berada di kelas Ips 2.

Gadis Desa dan Om TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang