Keanehan

46 9 0
                                    


Lia pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap, namun jantung Lia masih berdetak kencang.

"Akhh ... memalukan" grutu Lia.

"Ni jantung minta di cangko kalik ya, dari tadi gak anteng banget."

Lia menggunakan baju kaos hitam dan jaket abu-abu, tampilannya tidak ada yang berubah pakayannya juga biasa-biasa saja.

Tapi kali ini Lia memakai bedak tipis dan pelembab bibir. Lia menatap dirinya dicermin lalu tersenyum.

"Kan Cantik," ucapnya lalu berbalik untuk keluar dari kamar.

Lia menuju dapur untuk mencari makanan tapi langkahnya terhenti saat melihat Nabila yang tertawa bahagia bersama Arya.

Lia memperhatikan mereka secara diam-diam, senyuman terlukis indah dipipi cabby Lia.

Drrttt! Drrttt!

Pandangan Lia berpindah ke layar benda pipi miliknya. tertera nama sang Pacar disana.

Panggilan tersambung.

"Halo!"

"..."

"Oke bentar Aku keluar,"

"..."

"Iya"

Panggilan dimatikan.

"Bil! Emak mana?" tanya Lia.

"Tadi keluar, gak tau kemana" jawab Nabila tanpa menoleh.

Lia menoleh ke arah Arya begitu juga dengan Arya. Arya yang tau maksud dari tatapan Lia lansung menaikan bahu tanda bahwa Arya tidak tau.

Lia memutar bola matanya malas lalu berjalan keluar. "Kemana?" tanya Arya.

"Cabut la, ituku udah jemput" balas Lia dengan sedikit terkekeh lalu pergi meninggal kan mereka.

"Ituku? Bang Ituku apa?" tanya Nabila polos.

"Gak tau,"

"Ikutin yok Bang,"

"Gak usah mending Nabil main gih sama temen-temen yang lain!"

"Hem ... ide bagus, da Abang," ucap Nabil lalu berdiri dan melangkah pergi. Arya hanya tersenyum menatap kepergian Nabila.

Drrttt! Drrttt! 

Arya mengambil benda pipi miliknya yang ada disaku celana, lalu berjalan ke kamar.

***

Akbar mengajak Lia untuk ke sebuah tempat makan, tidak terlalu mewah namun terlihat romantis. Saat makanan yang mereka pesan sampai.

"Lia!" panggil seorang gadis seumuran dengan Lia.

"Aca!" Lia berdiri menyambut kedatangan sahabatnya itu.

Aca berjalan mendekati mereka lalu memeluk Lia, Lia juga membalas pelukan Aca. Iya itu adalah Aca, setelah satu hari kecelakan Lia Aca pergi ke Kota untuk mengunjungi orang tuanya.

Di Desa Aca memang sendiri, orang tuanya berada dikota dan jarang bisa kedesa. Walaupun mereka berkumpul  itu tak akan bertahan lama, karna Ayah Aca sangatla sibuk.

"Kau dari mana? Ko ngilang?" tanya Lia setelah melepas'kan pelukannya.

"Kangen Bunda, makanya pulang," jawab Aca lalu duduk di tempat Lia, tepatnya di depan tempat duduk Akbar.

Lia tidak keberatan atas tindakan Aca karna itu sudah biasa terjadi. Namun beda dengan Akbar yang terlihat tidak suka karna keberadaan Aca.

Lia duduk di samping Aca, Aca memangil pelayan lalu memesan makanan.

"Gwa gabung gakpapakan?" tanya Aca dengan tampang tak berasalah.

Lia menoleh ke arah Akbar seolah bertanya 'Apa boleh?' Akbar yang melihat itu hanya mangut-mangut pasrah. Lia tersenyum lalu mulai memakan makanannya.

Saat pelayan itu membawa makan dan minuman. Byur! minuman dan makanan itu tumpah mengenai pakayan Lia.

"Maaf  Mbak kaki saya tersandung," jelas pelayan cemas.

Yap itu adalah kerjaan Aca, Aca sengaja membuat pelayan itu tersandung dan menumpah kan makanan dan minuman itu ke arah Lia.

"Sayang kamu gakpapa?" tanya Akbar hawatir.

"Aduh ... klok kerja yang bener," pekik Aca "Lia kau gakpapa kan?" lanjutnya.

Lia menghela nafas, mengontrol emosinya. "Gakpapa, Aku kebelakang dulu" ucap Lia

"Mau aku teminin?" tanya Akbar.

"Aku bantu ya?" ucap Aca.

"Gak usah, bentar ya!" jelas Lia lalu berjalan pergi ke belakang untuk membersihkan pakayannya.

"Kau ngpain disini? Ambilkan makanan lain!" suruh Aca.

Akbar berdiri lalu berjalan menyusul Lia, "Mau kemana?" tanya Aca sambil menahan tangan Akbar.

Akbar melepas'kan tangan itu dengan paksa lalu berjalan pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Aca.

"Sia*n" peki Aca saat Akbar sudah jauh.

***

Lia dan Akbar sudah ada di dekat rumah Lia. dari tadi Akbar terlihat bingung dan gelisah, Lia sudah bertanya namun tidak ada jawaban.

Saat motor Akbar berhenti Lia melepas helemnya lalu memberikannya ke Akbar.

"Ada apa?" tanya Lia lagi. Ini sudah ketiga kalinya Lia bertanya begitu saat di parkiran, di jalan dan yang ketiga di sini.

Kali ini Akbar menoleh lalu tersenyum sambil mengelus kepala Lia. "Tidak ada. Aku balik dulu," ucap Akbar lalu mengendarai motornya. Meningalkan Lia dengan keadaan yang bingung.

"Aneh, kenapa dengannya?" gumam Lia sambil menatap kepergian Akbar.

Gadis Desa dan Om TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang