*Cekcok*

38 9 0
                                    

               *Author kembali*

Di tempat lain Arya sedang berbincang-bincang dengan rekan kerjanya.

Di tengah-tengah pembicaraan Arya malah melamun iya merindukan Gadis Ciliknya. 'Lia ko gak ngabarin! Lagi ngapain ya Dia?'

"Gimana Pak apa seperti ini sudah cukup? " tanya rekan kerja Arya "Pak! " lanjutnya.

Arya tersadar dari lamunannya namun Arya tidak mendengar apa yang rekan kerjanya tanyakan.

"Eh gimana?" Bukannya menjawab Arya malah bertanya balik.

'Ini ni kalok gak ketemu sama si Cilik' batin Arya.

Rekan kerja Aryapun menjelaskan kembali dan Mereka melanjutkan pembicaraan.

Ditempat lain....

Lia sedang beres-beres. Biasa lagi ngambil hati si Emak biar dibolehin nginep, Ayo siapani disini yang kayak Lia?

Lia menyapu, mengepel, memasak dan lainnya bahkan Lia juga membuat masakan kesukaan Emaknya.

"Emak pasti suka sama masakan Aku," ucap Lia saat semuanya sudah selesai tidak lupa dengan senyumnya.

"Masak? Udah, nyapu? Udah, ngepel? Udah, apa lagi ya?" Lia mengingat-ingat kembali apa yang belum Dia kerjakan.

"*Huff* kenya udah semua de" gumamnya lalu duduk di ruang keluarga. Dirumah Lia hanya sendirian, Orang tuanya ada ulrusan diluar sedangkan Adiknya sedang bermain.

Lia mencari benda pipinya namun tak kunjung ketemu "La... Perasaan Lia tarok di meja, tapiko sekarang gak ada! Setan mana nih yang udah ngumpetin Hp Lia *ha*?" gerutu Lia dengan muka cemberut.

Lia mencari dan terus cari benda pipi yang hilang wkwk udah ke nyanyi ajani.

Saat masuk kamar, Lia kaget melihat kamarnya yang seperti kapal pecah, buku, baju sudah berserakan di mana-mana.

"Astaupirullah... Ni kamar udah ke apa aja dah, emang dimalem ada gempa ya? sampek-sampek kamarku kegini!" keluh Lia.

*Tok! tok!*

"Assallamuaikum!"

"Waallaikum salam bentar!" teriak Lia saat mendengar suara dari pintu depan.

Lia yang tadi berniat membereskan kamarpun berhenti lalu berjalan ke pintu depan untuk melihat siapa yang datang.

*Ckleek!*

Saat pintu terbuka Lia melihat Akbar dan Rendy yang sedang cekcok. Ya yang mengetuk pintu adalah Rendy dan yang memberi salam itu ada Akbar.

Lia yang melihat merekapun meresa heran, 'Untuk apa mereka datang ke rumahku?' batin Lia saat berada dipintu.

Lia memperhatikan mereka sedangkan yang diperhatikan masih sibuk berdebat tanpa sadar bahwa Lia sudah ada dihadapan mereka.

"Ngapain Lo disini? pergi sana!" ujar Akbar.

"Lo sana yang pergi!" ucap Rendy dengan nada dingin.

"Elo... " perkataan Akbar terhenti saat Lia angkat suara.

"Kalian kesambet ya? Ngapain ribut di depan rumah orang? Mending kalian pergi sana!" usir Lia karna geram.

Lia menatap Akbar dengan sinis sungguh Lia muak melihat muka Akbar, Lia benar-benar ingin membuat Akbar menghilang dari dunianya.

Lia mentap Akbar dan Rendy bergantian dengan tatapan yang tidak suka.

"Gwa mau minjem buku Lo?" ucap Rendy" Maaf kalok Gwa ganggu!" lanjutnya.

"Aku mau ngomong sama Kamu! Bisakan?" tanya Akbar.

Lia melipat tangannya di dada lalu menatap Rendy. "Jam berapa sekarang?" tanya Lia.

"10.45" balas mereka bersamaan.

'Ko Om Arya belum pulang ya? Eh ko malah mikirin Om Arya!' batin Lia lalu mengelengkan kepalanya.

"Kenapa?" tanya Akbar.

"Lo gakpapa?" tanya Rendy.

"Gakpapa, Kau mau pinjem buku apa? " tanya Lia dan mencueki Akbar.

Akbar yang merasa dicueki naik pitam lalu menarik tangan Lia namun dihalangi oleh Rendy.

"Lepasin tangan Lo dari Lia!" bentak Rendy.

"Kau apa-apaan si, sakit tau?" teriak Lia lalu melepaskan tangan Akbar.


Gadis Desa dan Om TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang