PROLOG

558 91 5
                                    

Kejadian beberapa tahun silam, Marcell Alexander mengalami musibah besar yang berdampak buruk terhadap keluarganya menjadikan keluarga yang sebelumnya sangat terpandang menjadi jatuh miskin. Marcell Alexander terlibat kasus korupsi dan pembunuhan sehingga fasilitas dan aset kekayaannya semua disita oleh pihak yang berwajib dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.

Sebelum kasus itu terjadi, penyatuan keluarga dengan marga Alexander dan Latjuba membawa dampak yang baik terhadap kekayaannya yang semakin melimpah. Fasilitas dan aset kekayannya di mana-mana. Dua marga keluarga yang sangat dihormati di penjuru Asia.

Kasus yang melibatkan Marcell pun berdampak buruk juga terhadap sang istri, Dena Latjuba. Sejak kasus itu, Dena bercerai dengan suaminya itu. Dena sedang hamil lima bulan. Semua keluarga Alexander dan keluarga Latjuba juga menjauh dari Dena karena kejadian yang menimpanya, keluarga lepas tangan karena tidak mau terlibat. Dena hidup seorang diri, bekerja sebagai pelayan cafe untuk membiayai kehidupannya dan bayi yang dikandung. Apakah Dena baik-baik saja? Jawabannya tidak. Dena selalu melampiaskan stres nya dengan merokok dan meminum alkohol setiap harinya, padahal ia sedang hamil.

Sehingga, suatu ketika pemilik cafe tempat bekerja Dena mengungkapkan rasa cintanya pada Dena dan berkeinginan untuk hidup bersama. Dena
menerima laki-laki tersebut untuk menjadi suaminya. Apakah Dena mencintai laki-laki tersebut? Dena menerima laki-laki itu agar dapat menghidupi anak yang dikandungnya kini dan agar anak ini mempunyai ayah saat dilahirkan. Usia kandungan Dena saat menikah yaitu tujuh bulan. Berjanji di depan Tuhan disaksikan oleh para hadirin dan pendeta.

Beberapa tahun kemudian, anak yang dikandung Dena sudah lahir dan berusia lima tahun. Anaknya diberi nama Alvaro Gabriel. Dena merasakan perbedaan pada diri Alvaro. Bukan. Ini bukan pertama kali Dena merasakan perbedaan pada kepribadian Alvaro sendiri. Dena sebenarnya sudah merasakannya sejak Alvaro masih bayi yang tidak pernah mengeluarkan satupun ekspresi. Sama hal nya sekarang yang seharusnya usia lima tahun adalah usia matang bagi balita untuk mengeksplor dunianya dengan berbagai emosi yang dimiliki. Tetapi, untuk Alvaro tidak berlaku. Alvaro tidak pernah mengekspresikan dia lagi senang, sedih, kecewa, melamun, dan emosi lainnya. Alvaro tetap bermain dengan teman sebayanya tetapi teman-temannya menjauh karena keanehannya.

Arsen mengetahui bahwa anak tirinya, Alvaro memiliki kepribadian yang berbeda. Dena tidak pernah membawa Alvaro ke dokter kesehatan mental karena Dena tahu kemungkinan besar Alvaro mengidap alexithymia. Dari mana Dena tahu? Dena mencari dari berbagai sumber referensi untuk mengetahui penyebabnya. Benar, Dena hanya menerka-nerka tanpa pengetahuan langsung yang pasti dari ahlinya.

Arsen membenarkan perkataan Dena bahwa anaknya mengidap alexithymia. Tetapi, suami istri tersebut tidak membawa Alvaro kepada ahlinya. Karena menurut sumber yang Dena dapatkan, alexithymia tidak dapat didiagnosis dan tidak ada penanganan khusus untuk penyembuhan. Dena menyimpulkan bahwa Alvaro mengidap alexithymia, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara verbal emosi dan perasaan yang dialami di dalam dirinya seperti orang lain.

Dena mengajarkan Alvaro tentang cara mengekspresikan emosinya di depan umum.

“Kalau teman kamu ada yang tertawa, kamu juga harus tertawa ya.”

“Kalau teman kamu sedih, kamu harus menenangkannya dengan tanyain keadaannya dan kalau perlu peluk teman kamu agar dia merasa nyaman.”

“Misalnya ada yang kesulitan dan kamu menyaksikannya. Kamu tolong dia semampu kamu.”

“Sama orang yang lebih tua, harus jaga sikap. Ga boleh asal bicara.”

Dan perkataan lain dari Dena yang setiap harinya diajarkan pada Alvaro. Sehingga, Alvaro mengimplementasikannya sampai dewasa.

TBC.




ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang