22. Berbeda

333 50 3
                                    

Hari jum'at di poli obgyn sudah ramai antrean karena biasanya di hari jum'at adalah jadwal khusus untuk imunisasi anak. Hosi, Sinta, dan satu mahasiswa koas yang bertanggung jawab untuk menangani imunisasi anak pagi hari ini. 

"Bayi Nyonya Devana Andriani, silahkan masuk ke dalam poli Obgyn." Panggil Sinta melalui mikrofon speaker di dalam poli.

Sebelum diimunisasi, Hosi melihat rekam medis sang bayi. 

"Berat badan bayi ibu turun, bayinya ada kendala dalam menyusu?" tanya Hosi.

"Bukan bayinya dok, tapi ASI saya yang susah keluar. Harus bagaimana ya dok?" tanya ibu Devana.

"Ibu coba melakukan perawatan payudara di rumah, ga perlu yang mahal mahal cukup pakai baby oil sama kasa dikompres bu. Bisa juga ibu minta tolong ke suami untuk melakukan pijat oksitosin bu di punggung belakang ibu." Ucap Hosi.

Hosi melihat ekspresi ibu Devana seperti belum paham ucapannya. "Bidan Sinta tolong kamu praktekin."

Sinta akhirnya memberikan penyuluhan kesehatan dengan phantom sebagai alat bantunya agar ibu Devana lebih paham. Setelah itu, mahasiswa koas melaukan imunisasi DPT dan PCV pada bayinya dengan dibantu Sinta untuk meletakkan bayinya di tempat tidur. Sedangkan, Hosi melakukan input data pada rekam medis sang bayi dan ibunya.

Imunisasi selesai, tidak lupa juga Hosi melakukan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi. Setelah ibu Devana selesai, Sinta memanggil pasien berikutnya. Antrean ini paling lama sampai pukul empat sore baru selesai.

***

Alina juga sibuk di polinya pagi ini, ada beberapa pasien yang datang. Ada mahasiswa magang dan mahasiswa koas juga hari ini. Jadi, walaupun ramai, Alina cukup terbantu dengan adanya mereka. Kini datang remaja perempuan yang usinya cukup muda datang dengan wajah ramahnya. Remaja tersebut bernama Rindu Gabby, mahasiswa semester lima. 

Rindu mengatakan dirinya benar-benar tidak merasakan perasaan emosi. Dan ia di depan teman-teman, keluarga, atau siapapun hanya melakukan ekspresi palsu. 

"Rindu, kamu punya trauma? Atau kamu punya kejadian yang ga bisa kamu lupain?" tanya Alina.

"Nggak, aku dulu masih bisa merasakan emosi sedih, tertawa, senang, emosi apapun itu. Tapi, semenjak aku kuliah aku ga bisa merasakan itu. Orang tua ku marah-marah kepada ku saja aku bingung harus masang ekspresi apa, yang ku rasakan pun tidak ada rasa menangis dan bersalah sedikit pun saat dimarahai. Atau teman-teman ku yang bercerita sedih, aku hanya memasang muka sedih yang palsu padahal diriku ga bisa merasakan kesedihan itu. Dan saat yang paling nyesak adalah ketika aku benar-benar kesulitan, benar-benar tidak tahu harus bagaimana melewati tantangan hidup, aku ingin menangis saat berdoa dan beribadah tapi aku ga bisa dok, aku selalu memaksakan diriku untuk nangis biar lega. Tetap ga bisa. Aku melihat video yang menurut temanku lucu saja, aku ga bisa tertawa. Aku minta tolong dok, aku ga bisa merasakan apa apa." Ucap Rindu.

Jujur, Alina benar-benar langsung ingat ke Alvaro tentang hal ini. Tetapi, kasus yang Rindu berbeda dengan apa yang Alvaro rasakan. Rindu tidak punya masalah apapun dahulu, trauma pun tidak ada. Rindu hanya tidak merasakan emosi itu di saat ia di bangku kuliah.

"Rindu, ini artinya diri kamu sudah benar-benar dikuasai oleh emosi kamu. Kamu jadi ga bisa merasakan emosi apapun karena kamu selalu berdamai dan menolak emosi yang kamu rasakan dahulu. Kamu sering menahan nangis?" tanya Alina.

Rindu mengangguk.

"Kamu sering menahan marah?" tanya Alina.

Rindu mengangguk lagi.

"Kenapa selalu ditahan?" tanya Alina.

"Aku ga mau mereka melihatku lemah, aku ga mau mereka melihat diriku pemarah, orang tua ku setiap malam bertengkar, pertemanan ku hancur, percintaan ku juga entah bagaimana kelanjutannya, dan aku tengah gila karena kuliah ku. Aku pun hidup dengan uang yang kucari sendiri. Aku memang dulu sering menahan emosiku. Tapi, sekarang sesak dok. Aku ingin mengeluarkan kesedihan ku ini, aku ingin menangis. Sesulit itu kah menangis? Aku iri dengan orang yang bisa menangis, aku iri dengan orang yang bisa marah sepuas mereka, aku iri saat melihat orang tertawa bahagia." Ucap Rindu.

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang