09. Mark Merasa Bersalah

249 62 23
                                    

Alvaro sudah berada di rumah sakit Frana Medika tempatnya bekerja, keadaannya tidak buruk yang dipikirkan Alina. Tinggal menunggu Alvaro siuman. Yang membawa Alvaro ke rumah sakit adalah Hosi bersama Alina dengan mobil Hosi. Malik datang terlambat lalu menyusul ke rumah sakit menggunakan mobilnya. Bagaimana dengan Mark? Tidak tahu.

"Ini ceritain dulu gimana kejadiannya si Alvaro bisa begini?" tanya Hosi.

"Karena pacar gue kak, maaf." Jawab Alina merasa bersalah.

"Iya, emang dia berbuat apa? Apa yang terjadi sebelumnya?" tanya Hosi.

"Awalnya Alvaro dateng ke apart gue butuh bantuan, gue tahu dia butuh orang untuk didengarkan ceritanya. Tapi, Mark udah nutup pintu itu. Gue sama dia ribut. Gue kunci pintu kamar gue. Karena dia bener-bener kaya orang kesetanan kak. Gue takut." Ucap Alina sambil menangis.

Malik mengambil air botol yang dibawanya dan diberikan pada Alina. Alina menerimanya lalu meminumnya.

"Terus?" tanya Hosi.

"Cukup lama gue di dalam kamar, ga ada tanda-tanda suara Mark lagi. Gue lihat di apart gue juga ga ada dia. Dan gue ke luar ngeliat pintu apart Alvaro kebuka gitu aja, ya gue masuk ternyata Alvaro ber- berdarah gitu di wajahnya hiks. Maaf." Ucap Alina.

"Pacar lo sebelumnya udah ketemu sama Alvaro? Karena ga mungkin kalau baru sekali ketemu dia udah nonjok Alvaro gitu aja. Ya pasti alasan Mark kaya gitu, cemburu." Tanya Malik.

"Kan udah bego, Alvaro cerita kalau dia sama Alina mau ke kantin tuh tadi yang waktu masih di rumah sakit ketemu Mark kan." Ucap Hosi.

"Bukan saat itu doang kak, gue pernah pas lagi sarapan sama Alvaro tiba-tiba di video call ya gue angkat terus Mark minta kenalin orang yang gue ajak sarapan bareng. Dan dari situ dia tahu Alvaro dan di situ juga dia mulai cemburu sama Alvaro. Tapi, kaya anak kecil kak masa gitu aja cemburu, gue udah jelasin ke dia kalau gue sama Alvaro temenan doang." Ucap Alina.

"Nih Al, gue jelasin dari sudut pandang gue misalnya sebagai cowok lo yang hubungan lo sama gue ini LDR. Kalau gue emang jelas banget gue cemburu kalau lo sarapan atau makan bareng sama cowok lain. Karena menurut gue selain sarapan atau makan bareng, ke sana nya lo akan jalan-jalan bareng, ngobrol bareng, jadi tempat tujuan pulang dan ujung-ujungnya apa? Lo punya rasa sama dia, karena yang istimewa akan kalah sama yang selalu ada. Dan apalagi gue pas dateng ke Indonesia buat ketemu sama lo dan ternyata lo malah lagi berduaan sama cowok itu lagi, walaupun alasan lo itu cuma mau makan tapi bagi gue itu masalah Al. Juga pas lagi mau nikmatin waktu berdua di apart lo, cowok itu datang dengan alasan butuh bantuan lo. Gue sih paham gimana Mark cemburu kaya gitu. Karena dia juga tersiksa Al buat LDR." Jelas Malik.

"Terus menurut lo, gue ga tersiksa juga kak karena LDR ini? Gue mulai paham kak sama sudut pandang lo. Tapi, apa harus gitu caranya kak? Apa harus pake fisik? Kasian Alvaro. Dia ke apart gue juga punya tujuan, posisinya dia lagi terapi sama gue dan gue bilang ke dia selalu bersedia buat dia cerita. Kak lo lebih paham gimana Alvaro, gimana alexithymianya Alvaro yang nyiksa itu karena lo lebih lama kenal Alvaro. Dia dipukul sama Mark aja bilang kurang kenceng, Alvaro belum puas dipukulin, makanya dia nyayat lengannya dia lagi." Alina berbicara seperti itu dengan air mata yang deras.

"Ga usah gibahin gue, pulang lo pada udah malem." Ucap Alvaro yang tiba-tiba berbicara membuat Hosi, Malik, dan Alina terkejut.

"ALVARO NJIR LO AH." Teriak Hosi.

"Syukur lah lo udah bangun." Ucap Alina dan mengusap air matanya.

"Alhamdulillah." Ucap Malik.

"Udah gue duga berakhir di rumah sakit lagi." Ucap Alvaro.

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang