"Kakak kok bisa disini?"tanya Vella bingung karna Andra tiba-tiba berada disini.
Andra mengaruk tekuknya. Dan menunjuk ke suatu arah.
Vella ikut melihat yang ditunjukan Andra. Atap?
"Gue lewat situ. Awalnya gue gak sengaja lewat samping rumah lo, terus gue dengar suara pukulan serta isakan dari rumah lo, karna gue penasaran akhirnya gue nekat naik ke atap rumah lo. Gue ngelihat lo disitu sedang disiksa kejam sama manusia tak berhati itu. Setelah mereka pergi baru gue masuk kesini."Jelasnya.
Vella menangis membuat Andra kebinggungan.
"Ehh, Vell lo kenapa nangis? Ada yang sakit?"tanya Andra cemas.
Vella mengeleng lesu.
"Kakak kenapa baik banget sama Vella? Padahal Vella bukan siapa-siapanya Kakak. Lagi pula kakak udah denger 'kan gosip tentang Vella? Terus kenapa kakak ga benci Vella juga?""Gue ga sebanci itu. Gue percaya kalo lo itu bukan dalang dari semua ini."
Vella menatap Andra berbinar-binar. Akhirnya setelah sekian lama, ada orang yang percaya terhadap dirinya.
Vella menjadi tak enak hati, atas perkataannya beberapa jam lalu.
"Kakak beneran? Kakak percaya sama Vella? Kakak ga bohong 'kan?"senyuman manisnya terbit.
Andra mengangguk membuat Vella senang.
Hati yang penuh luka kembali cerah. Ia merasakan lega diulu hatinya.
"Makasih Kak."
"Jangan ucapin makasih mulu, gue bosen dengernya."Keluh Andra disertai kekehan.
Vella tertawa.
Cuma Andra satu-satunya yang berhasil membuat Vella tertawa disaat luka datang kepadanya.
.....
Vella berjalan gontai dengan kepalanya yang nyut-nyutan. Badannya panas serta kepalanya yang masih terasa sakit akibat benturan tembok.
Memejamkan matanya untuk berusaha kuat. Meng-kuatkan dirinya.
Tidak. Vella tidak boleh lemah.
"Kak Gerlan!"panggil Vella tersenyum lebar.
Gerlan hanya menaikan satu alisnya saja. Matanya teroleh kepada luka-luka yang berada ditangan serta wajah Vella, namun dirinya tak peduli.
Vella yang melihat reaksi Gerlan biasa-biasa saja hanya bisa tersenyum. Walaupun dalam hati terasa sakit.
"Kemarin Vella liat Kak Gerlan makan sama Mela loh di Cafe. Kok pas Vella minta jemput Kak Gerlan bilangnya lagi sibuk? Sibuk suap-suapan ya?"sindir Vella yang membuat Gerlan terbatuk keras.
"Hm tuh tau."Jawabnya cuek.
"Kak Gerlan tau ga? Liat nih, banyak banget 'kan lukanya? Tapi ini ga sebanding sama luka yang Kakak berikan terhadap Vella. Luka ini akan menghilang, namun luka yang diberikan Kak Gerlan, tetap membekas di hati Vella."Ujar Vella yang tanpa sadar memancing amarah Gerlan.
Gerlan dengan tak berdosanya langsung menyekek leher Vella dan menyudutkannya ditembok.
Vella terbatuk, nafasnya tersengat-engat. Ia susah bernafas.
"K-kak G-gerlan t-tolong l-lepasin."Pintanya meskipun tak terdengar dengan jelas.
Amarah Gerlan memuncak. Gigi Gerlan mengeretak serta urat-urat pipi tirusnya yang terlihat jelas.
Murid-murid yang melihat ada tontonan asik langsung berkumpul.
Merekam untuk meng-uploadnya disosmed agar menjadi trending topic.
![](https://img.wattpad.com/cover/257120917-288-k858168.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VELLA
Teen FictionDengan sebuah satu kesalah-pahaman yang membuat orang-orang membenci Gadis yang tidak tahu apa-apa. Vella yang selalu menempel pada luka serta tanggisan. Hanya karna fitnah yang menyebar bahwa dirinya seorang pencuri, dirinya menjadi korban bullyin...