Hari libur tiba. Vella menuruni tangga, ia sudah terlihat sangat rapih dan wangi. Hari ini, Vella akan mengunjungi taman kota bersama Gerlan. Hari dimana dimulainya kebahagiaan Vella. Vella sangat senang saat mendapat ajakan Gerlan untuk bertemu ditaman kota siang ini.
"Mau kemana lo?"tanya Satria saat adiknya lewat dihadapannya.
"Vella mau ke taman Bang."
Satria menaruh majalahnya ke meja. Ia berjalan mendekati Vella. "Gak boleh! Lo gak boleh keluar! Sana masuk lagi ke kamar!"Satria mendorong Vella untuk menaiki tangga.
"Tapi Vella udah janjian Bang. Gak enak kalo gak datang."
Satria menaikan satu alisnya. "Terus, lo pikir gue peduli?"
"Masuk!"
Vella mendengus. Ia tidak bisa melawan abangnya. Dengan perasaan yang tak karuan, Vella menaiki tangga kembali.
Vella dari dalam kamar mengigit jarinya. Ia mundar-mandi, tak tau harus bagaimana.
Masa Vella tidak datang kesana? Jika Gerlan marah gimana?
Apa Vella harus nekat keluar?
Kalo Vella nekat, ia pulang-pulang bisa habis.
Ger😾❤
Online√√√ Lo dimana jing?! Gue nungguin dari tadi, lo nya gak datang-datang. Babi emang.
Maaf kak. Aku gak dibolehin keluar😞 √√√
√√√ Sekalinya pembohong ya tetap pembohong. Besok, gue bakal siksa lo😠🔪
Vella semakin cemas. Omongan Gerlan memang tidak main-main. Ia bergidik ngeri melihat ancaman yang barusan Gerlan kirim.
Andai saja Satria tidak melarang Vella untuk keluar. Pasti, saat ini Vella sudah bahagia.
Tapi ya mau gimana lagi? Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Vella.
"Apa Vella keluar lewat jendela aja ya? Tapi kan tinggi, gak mungkin Vella bisa."Vella binggung. Apa harus ia kabur lewan jendela kamarnya?
"Gak ah. Nanti kalo ketauan sama Bunda dan Papih, Vella pasti bakal di siksa lagi. Mana mah, kak Gerlan juga mau nyiksa Vella. Vella kasian sama diri Vella sendiri."
.....
Tok...tok..tok..
Vella menutup bukunya. Ia menoleh sesaat dan berjalan membukakan pintu.
"Beliin gue makanan di supermarket."
Senyum Vella mengembang.
"Tapi, jangan lama-lama."
"Siap abang."Vella menerima uang yang diberikan abangnya. Ia langsung mengacir keluar.
Jalanan di hari libur begitu ramai. Vella memakai tudung hoodie yang ia pakai, karna sinar matahari yang bersinar terang.
Vella memasuki supermarket. Ia membeli sesuai dengan yang Satria bilang.
Setelah membayar semuanya, Vella keluar. Vella tak langsung pulang. Ia menghubungi Gerlan, untuk bertemu kembali, mumpung dirinya masih berada diluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELLA
Teen FictionDengan sebuah satu kesalah-pahaman yang membuat orang-orang membenci Gadis yang tidak tahu apa-apa. Vella yang selalu menempel pada luka serta tanggisan. Hanya karna fitnah yang menyebar bahwa dirinya seorang pencuri, dirinya menjadi korban bullyin...