Part 9.

12 2 0
                                    

"Gak usah deket-deket sama cowo lain!"

Gadis itu terkejut mendengar bentakan dari laki-laki yang kini tengah berbaring. Kakinya melangkah lebih dekat setelah menaruh kotak P3K pada tempatnya.

Matanya menatap lirih. "Kakak nyuruh aku buat gak deket sama cowo lain. Tapi kenapa kakak sendiri yang malah dekat sama cewe lain?"

"Apakah adil?"

Gerlan tersentak. Gadis di hadapannya kini mulai ngelunjak. Pasti gegara Andra. Sial, ia sudah mulai kecolongan. Meskipun Gerlan tak suka kepada Vella, tapi lebih tak suka lagi jika ia melihat Vella bersama Andra.

"Kenapa gak suka? Yaudah putus aja."Dengan entengnya ia membalas. Walau berbeda di dalam hati.

Matanya melirik ke arah Vella yang kini hanya terdiam. Ia berbicara kembali dengan ragu. "Kenapa lo diem aja?"tanyanya sedikit takut.

Ya, takut. Gerlan mulai takut jika Vella meninggalkannya.

"Vella gak mau putus sama kakak."

"Panggil gue Gerlan, jangan kakak. Gue bukan kakak lo!"bentaknya kesal.

"Maaf."

"Kalo gue lihat lo sama si Androk itu, gue bakal putusin lo."

"Andra bukan Androk."Vella meralat.

Itu menambah emosi Gerlan. Vella tak tahu apa? Gerlan sangat tak suka jika mendengar nama Andra!

"Vella udah ngangap kak Andra sebagai kakak Vella kok. Kak Andra juga ngertiin itu, dan dia cuma mau jadi teman Vella. Apa gak boleh kalo Kak Andra jadi temen Vella?"

"Vella gak punya teman selain kak Andra."Sedunya menundukan kepalanya.

Hati Gerlan tersentuh. Melihat Vella seperti ini, menimbulkan rasa simpatinya yang kini mati rasa.

"Gue gak peduli. Intinya, gue gak suka lo dekat-dekat sama dia ngerti?!"

Vella menganguk.

•••

"Vell, gue mau minta maaf soal tadi."

Vella memainkan jarinya. Ia harus tahan untuk tidak membalas perkataan Andra. Menjadi orang yang tak enakan itu sangat susah. Vella sangat tak enak jika mendiamkan Andra seperti ini.

Andra menghela nafas. Ia mengambil bangku lalu duduk di samping Vella.

Vella sedikit menjauh.

"Lo marah sama gue? Maaf, gue salah. Gue cuma gak suka dia kayak gitu ke lo."

Tulus. Ya memang Andra sangat tulus meminta maaf. Dari gaya bicaranya saja sudah ketahuan.

Vella merasakan sangat tak enak sekali. Ia harus bagaimana?

Maafin Vella ya kak. Vella bingung harus bagaimana.

Vella menarik nafas lalu menghembuskannya. Matanya menatap Andra yang kini mulai berkaca-kaca.

"Mulai hari ini tolong jauhin Vella ya kak."

Deg.

Ini yang Andra takutkan. Ia takut Vella menyuruhnya untuk menjauhinya, dan sekarang sudah terjadi. Tidak ada lagi kesempatan baginya, sedikitpun. Mungkin ini balasan dari doa-doanya selama ini. Vella bukan jodohnya.

VELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang