The Third Night, "Mission"

32 6 0
                                    




Pukul sebelas malam, aku menatap keluar dari jendela mobil. Sedan hitam yang kunaiki melaju kencang di jalan tol. Lucelence fokus pada kemudi, Dietrich sibuk melihat layar tab, memeriksa blueprint bangunan yang akan kami tuju. Kami konvoi tiga mobil dari markas besar, satu mobil lainnya mengikuti dari belakang. Mobil pertama ditempati oleh Dietrich, dan Lucelence. Mobil kedua ditempati oleh lima anggota organisasi, dan mobil yang terakhir ditempati enam anggota lainnya.

Kami sedang menuju pelabuhan. Dari informasi yang kami dapat dari salah satu anggota, anak itu akan datang pada pukul dua belas malam, persis ketika kapal terakhir merapat di pelabuhan.

Tiga puluh menit berjalan lancar. Kami merapat di pelabuhan pukul setengah dua belas. Masih ada setengah jam lagi untuk bersiap.

Rencananya, aku, Dietrich, Lucelence, dan dua anggota organisasi akan memasuki kapal yang dinaiki anak itu. Sementara sembilan anggota lainnya akan berjaga, menghabisi siapapun yang berniat untuk mengambil anak itu. Beberapa sniper bahkan sudah diletakkan secara sembunyi-sembunyi oleh Lucelence, mengintai dari gedung-gedung tinggi dekat Pelabuhan, membantu pasukan yang berada di darat.

  "Pakai masker kalian." Lucelence memberi perintah.

Aku mengangguk, memakai masker paruh burung hasil modifikasi. Dietrich juga memakai maskernya. Sorot matanya tidak seramah biasanya—Dietrich memang berubah jika sedang menjalankan misi, entah itu sikapnya, tatapanya, dan hal-hal lainnya. Walaupun masih tersisa sedikit sifat 'dia yang biasa'.

Perisis pukul 12:40, kami bertiga keluar dari mobil. Sengaja keluar dengan ceroboh. Dari sisi kanan dan kiri, lima sampai sepuluh orang merangsek maju. Mereka sejak tadi bersembunyi dari balik kontainer yang tersusun rapi di pelabuhan.

  BUK! Seseorang hendak menyerang Dietrich, pukulannya meleset lima centi. Dietrich menyerang lututnya, orang itu hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya. BUK! Dengan cepat, Dietrich membuat orang itu terkapar jatuh. Dia hanya membutuhkan waktu sepuluh detik.

Sementara itu dua orang mengincarku, mereka memakai kekuatan. Satu lagi memiliki kekuatan api—walau tidak seberapa. Dan satunya lagi memiliki kekuatan human strength. Si pengguna api menyerang duluan, dengan mudah aku memadamkan apinya dengan pasir besi sebelum mengenaiku. Tapi itu hanya pengalihan, dari belakang pengguna human strength itu hendak menyerangku. BUK! Tinjunya meleset, mengenai udara kosong. Dengan cepat aku mengirimkan pukulan melalui pasir besi kepada pengguna api, orang itu tersungkur beberapa meter. Tubuhnya menghantam drum, bergulingan di atas aspal.

BUK! Pengguna human strength kembali menyerangku. Aku lebih dari siap, tinjuku mengepal, dilapisi pasir besi sekuat baja. Lantas BUM! Orang ini terbanting ke aspal, melesak dua centi.

Lucelence membereskan dengan baik, dia menjatuhkan setengahnya. Lantas sisanya diurus olehku dan Dietrich. Lima menit, semua beres. Kami mengikat orang-orang itu di drum-drum. Dijaga ketat oleh lima orang dari organisasi kami.

  "Bersiap, kapalnya datang." Lucelence memberi tahu setelah menunggu lima belas menit.

Kapal itu hendak merapat di pelabuhan. Kami bertiga beserta tiga orang lainnya berlompatan naik ke kapal sebelum para petugas melempar jangkar. Petugas kapal yang kebingungan segera di atasi oleh Lucelence, mereka tidak akan sadar untuk sementara waktu.

Kapal ini sangat aneh, tidak ada satu suara pun terdengar. Kami semua berpencar, memeriksa satu persatu ruangan.

BRAK! Dietrich membuka paksa pintu ruangan yang terkunci. Aroma amis tercium pekat. Mataku membelalak. Di depan kami, ruangan lebar hampir seluas lapangan bola, dengan tinggi sepuluh meter. Terhampar pemandangan mengerikan. Sekarang kami tahu alasan kenapa kapal ini sangat lengang. Semua orang di kapal ini, sudah mati. Mereka mati dibunuh.

NoctisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang