Tugas kimia di laboratorium, lagi lagi berkelompok dan berdua. Sudah pasti aku dapat kelompok dengan dia. Tidak usah menoleh untuk melihat dia yang sedang melirik menyebalkan padaku. Kepalanya sedikit mendongak dan mulutnya mencebik. Aku bisa melihatnya dari sudut mataku.
"Kenapa selalu urut absen ya, padahal kita sama-sama kurang paham sama kimia. Iri deh sama Dika, kenapa namanya Fasdika, F, berurutan sama Fadil. Enak dong dia bisa nebeng otak pintarnya Fadil."
"Ngoceh aja dari tadi. Yang kerja itu tangan bukan mulut!"
"Sebenarnya gue juga bosan sekelompok sama elo, kecuali kalau pelajaran bahasa sih. Elo jagonya," Sani tersenyum sembari menonjolkan pundak kirinya dan mata yang memejam.
"Apalagi gue. Bosen di intilin lo tiap hari. Lo semalam telepon Mama bilang apa sih, gila aja. Yang pacarannya sama siapa yang di tuduh nyakitin gue. Lo pacaran sama siapa sih kemarin?"
Dia mengambil air spirtus dan menggoyang-goyangkannya di wadah.
"Udahlah gak usah bahas lagi. Sudah gue tambal hati ini pakai plaster, kalau cerita tentang dia lagi bisa bisa basah lagi hati gue. Tapi gue masih nggak terima Sam,sama senior kita itu Kak Lina, Alina dari kelas Ips. Gue baru pacaran sebulan, bayangin deh Sam gue lagi sayang-sayangnya sama Enrico, eh tiba-tiba dia berpaling gitu aja sama Kak Lina. Pas gue tanya dia jawab katanya mereka udah lama pacaran, tapi kayaknya mereka itu kemarin break, dan gue jadi pelampiasan dari Enrico. Sedih gue Sam. Serius.... Mata gue bengkak kemarin, makanya weekend gue nggak nongol dirumah lo."
"Sudah selesai?" Tanya Fadil yang melewati meja kita. Aku menggeleng menjawab.
"Fadil! Bantuin cepetan. Mumpung Bu Ida lagi keluar," aku hanya bisa menatap gaya Sani dalam merayu Fadil untuk menyelesaikan tugas aku dan dia. Dan Sani menulis hasil uji laboratorium kita dengan di dikte sama Fadil. Fadil yang tersenyum dan begitupun dengan Sani, berbinar penuh cinta ketika memandang Fadil.
Aku bisa melihatnya dengan jelas, bagaimana Sani dan Fadil saling memiliki rasa terpikat satu sama lain. Hanya saja mungkin Fadil memiliki prinsip untuk tidak pacaran hingga selesai sekolah, membuat Sani mengurungkan niat untuk menyatakan cintanya.
Sani, yaaa Sani. Cewek berambut sebahu yang ketika dirumah sering dikuncir poninya saja di atas kepala, atau kadang di kepang dua. Dia imut, centil, dan banyak bicara. Cewek yang aku kenal semenjak dia pindah ke komplek dan tepatnya rumah yang terletak di depan rumahku, berseberangan jalan saja. Saat itu umur aku dan dia masih 7 tahun. Dan kita di daftarkan dalam satu sekolah dasar yang sama, bahkan sekelas dan sebangku. Dia yang selalu bergantung denganku membuatku merasa di butuhkan olehnya. Dia yang selalu memintaku membukakan tutup botol minuman, dan selalu menyuruhku membantunya ketika dia mendapatkan jatah piket, meskipun hanya diam dan menunggu dia menyapu dan membersihkan meja guru.
Kita selalu pulang bersama-sama. Papa dan Mamanya terlalu sibuk mengurusi bisnis yang baru saja mereka jalani membuat dia harus selalu di titipkan Mama. Itulah kenapa hingga saat ini dia terlalu akrab dengan nyokap.
"San, nanti pulangnya sama siapa?"
Kilas balik yang sedang tayang di alam imajinasi aku tiba-tiba berhenti lantaran suara Fadil. Ada angin apa dia bisa berkata begitu? Apakah...."Ee? Kenapa Fadil?"
"Ada yang harus kita omongin," katanya lirih dan melirikku. Aku berdeham Oke aku ngerti dan aku harus bergegas menyingkir dari mereka.
Aku berjalan menuju meja Dika yang dimana dia sedang sibuk dengan ponsel.
"Hai Sam," katanya tanpa menoleh dari ponsel.
"Hmm," jawabku acuh sambil melirik pada meja di ujung. Ku pegang dadaku yang terasa aneh. Padahal hal seperti ini sering aku alami, tapi tetap saja selalu datang perasaan yang tidak nyaman dan emosi yang tiba-tiba datang dan harus di keluarkan. Inhale.. exhale.. Sam...
Bu Ida masuk ke ruangan dan aku hendak berbalik untuk kembali ke mejaku, tapi ku urungkan karena Fadil terlihat duduk dengan sikap sempurnanya tersenyum ke arah Bu Ida.
Dan kupandangi Sani yang juga melebarkan senyumnya.
Ingin rasanya ku pukul mereka berdua.
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
kumpulan cerita pendek
Randomhanya wadah untuk menampung beberapa cerita pendek hasil karya saya, Tsofie. terimakasih kalau anda sudah menyempatkan waktu untuk membaca apalagi berkenan memberi bintang. 💕