1

24 2 0
                                    

First love
----------------------

Ternyata berstatus pacaran itu nggak semanis yang aku bayangin. Aku pikir pacaran itu kayak yang selalu aku tonton maraton setiap malam. Ada debar menjalar, malu-malu, dia yang selalu kupuja, dan... Ah! Ternyata bukan itu yang aku rasakan sekarang.

Bosan tiap hari ketemu!
Malas tiap hari di jemput!
Enggak bebas!

"Ternyata kamu disini sayang. Tadi aku ke rumah, bunda bilang kamu udah jalan kaki. Aku kelamaan ya? Maaf ya,"

Dia berkata lembut setelah membuka helm. Kenapa dia suka ngomong lemah gitu ke aku, padahal aku tahu dia suka teriak-teriak dan ketawa ngakak ketika ngobrol dengan yang lain.

Oke,  beri dia senyum palsu tercantik. "Sekalian olahraga," aku udah sambil senyum lho, enggak kelihatan ketus kan?

"Yaudah buruan mana helm, keburu telat." gue melirik jam yang melingkar di tangan. Sebenarnya masih banyak waktu sih. Perjalan dari komplek ke sekolah hanya butuh waktu seperempat jam saja. Sedangkan sekarang baru pukul 6:30. Tapi, rasa malu yang menggerogoti diri makin tumbuh tatkala tetangga komplek yang sedang berangkat aktivitas pun menoleh ke arah kami.

Oh iya, kenalin nama gue Anne. Dan yang satu bulan berstatus pacar gue ini namanya Dito. Setiap pagi dia enggak pernah absen menyambangi rumah buat jemput gue. Sampai gue rasanya bosan dan malu sama tetangga. Bunda, sama mbak asih- asisten rumah- aja suka ngeledekin tiap Dito datang.

"Pangeran kuda hitam sudah datang," kata bunda kalau lagi meledek. Ya karena motornya itu berwarna hitam. Sampai helm dan jaket pun berwarna hitam. Pokoknya udah pantes disebut ksatria baja hitam atau pangeran kuda hitam itu kalau kata bunda.

Apa nggak gerah apa ya?

"Pagi bener! Belum sarapan!"

"Nggak usah cemberut ke bunda gitu dong, ajak dia sarapan juga gih."

Yang namanya ditunggu itu suer nggak enak banget. Perut lapar tapi kerongkongan kayak ada dia yang nyumbat disana, susah buat nelan. Rasanya terburu buru.

Oke, itu scene pagi hari kemarin. Dan rencana aku pagi ini gagal. Niatnya pagi ini aku mau naik angkot. Sengaja jalan kaki muter lewat gang lain, eh ternyata ketemu juga. Dia pasang GPS di badan aku apa ya?

Nah kan, tangan dia mulai nyari keberadaan tanganku. Kebiasaan kita ketika berkendara memang jarang ngobrol. Disamping aku orangnya ngirit omong, helm dia juga full face susah kalau ngobrol. Aku suka dengernya lain, enggak jelas suara dia. Nah jadi dia suka nyari-nyari tanganku buat dia genggam hampir sepanjang perjalanan. Najis kan?

"Tangan kamu mana yang?" Aku tahu dia ngomong gitu. Walaupun engga jelas banget.

"Ngapain sih. Malu tauk!"

Sepertinya dia menyerah mendengar gertakan ku, tapi meletakan tangannya di pahaku.

"Ngapain sih," dengan pelan aku usir tangannya dari paha. Mungkin urat malu dia memang sudah putus ya. Dan ini nih lagi, aku suka susah ngelepas helm , jadi Dito suka maju buat bantu aku lepasin.

"Suit.. suit.." celetukan dari segerombol kakak kelas yang tengah lewat. Untung bukan kak Yongki.

"Anne....!!" Teriakan regu koor itu aku hafal. Dua siswa yang meneriakkan namaku itu berlari dan menepuk pundak ku bersamaan dengan terlepasnya helm dari kepala.

"Makasih Dito udah anterin sahabat gue," si centil ini namanya Sisil. Dia tinggi, tubuh berlekuk, tapi muka suka jerawatan. Haha.

"Sudah jadi tugas dan tanggung jawab gue kali Sil," jawabnya sambil tersenyum. Idih.. udah kaya jawaban seorang suami aja. Ilfill tahu nggak?

"Dito memang baik. Ngga salah gue kasih ijin macarin Anne," sahut Della sembari merangkulku.

"Bye-bye Dito, sampai jumpa nanti siang lagi," teriak Sisil saat Ditto meninggalkan area gerbang sekolah.

"Cie.. cie.. yang lagi ulbul,"
Aku mengerut tak mengerti atas istilah yang dipakai Sisil.

"Ulang bulan!" Jawabnya dengan kekehan khas nenek lampirnya.

"Dasar!" Ketika aku berbalik untuk berjalan ke kelas, aku terkesiap. Ada kak Yongki yang tengah berdiri berbicara dengan temannya. Dan sepertinya dia melihat keterkejutan ku.

Dia tersenyum ke arahku. Senyum yang mampu membuat hatiku meleleh. Uh cakep banget dia kalau lagi senyum.

Tapi oh my God.. kalau dia berdiri disana sedari tadi, ah.. gagal total pedekate aku......

***

First love ; bab 1.
Bersambung...

Next.....😘

kumpulan cerita pendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang