1.4

10 2 0
                                    

"kenapa melamun?"

Seperti biasa aku malas menjawab. Dan hanya gelengan kepala yang mewakili jawabanku. Dia meraih ponselnya di saku lalu sedikit bergeser untuk menerima telepon entah dari siapa.

Aku bukan Sisil yang selalu buka-buka ponsel Dodi. Dia selalu kepo tingkat akut sama pacarnya.

Hujan mulai mereda, menyisakan rintik-rintik yang membuat pola kecil-kecil pada genangan di depan kami. Bayangan matahari yang mulai menyembul kecil di balik awan terlihat juga disana.

Satu mobil berhenti lalu kaki dengan sepasang sepatu berwarna putih menginjak ujung genangan. Eh! Sepatu itu?

Aku mendongak dan benar. Dia berdiri ,berhenti dengan payung ditangan dan tatapannya tertuju padaku lalu beralih pada Dito yang masih teleponan. Tubuhku otomatis tegak menyadari siapa dia. Lalu dia tersenyum dan berlalu begitu saja masuk ke dalam toko sebelah.

Hingga kak Yongki keluar lagi dari toko, Dito masih asik teleponan berjarak dua meter dariku.

"Belum pulang?" Kak Yongki menyapa.

Aduh, mulut centil ini tidak kuasa menahan senyum bodoh setiap berhadapan dengannya. "Belum. Nunggu hujan reda," jawabku dan berdiri.

Aku menyadari Dito mendekat dan nempel di sebelahku. Oke, situasi ini membuatku galau.

Aduh sadar dong Ne, siapa Lo? Dito jelas pacar kamu dan kak Yongki hanya sebatas Kakak kelas yang kamu puja dan always hanya bisa memuja.

"Oke, aku duluan." Dia berlalu setelah memberiku senyum dan hanya melirik sekilas pada pacarku yang menempel kayak siput di tembok belakang sekolah.

"Dia satpam sekolah kamu kan?"
"Idih, satpam?" Mataku melotot mendengar kelakar Dito ketika kak Yongki sudah pergi.

"Ya kan dia sering berdiri di dekat gerbang kalau pagi," jawabnya.

Kok seringnya iya ya?

"Bukan mantan kamu kan?" Lanjutnya.

"Ini ngeledek apa gimana, jelas gue baru pacaran sekali ini," sentakku. Dito nyebelin! Iya percaya kalau dia itu punya beberapa mantan, dan aku belum pernah pacaran dan dia itu first love ku. Kukatupkan bibirku membuat pipiku sedikit menggelembung.

"Kok kamu jadi nyolot, kamu naksir dia ya?"

"Kamu nuduh orang sembarangan."

"Yaudah kalau memang kamu nggak naksir dan dia bukan mantan pacar atau entah mantan gebetan kamu, nggak usah nyolot!"

Dito tidak pernah mengatai aku dengan kata nyolot. Baru kali ini. Atau mungkin waktu tiga bulan membuat dia perlahan terlihat sifat aslinya?

Nafasku sudah mulai tersengal. Ada hal yang mengganjal di dada.

"Gue pesen taxi aja," aku merasa kesal sama Dito. Dan segera merogoh ponsel di tas. Mengabaikan chat dari squad Miss 4 angle yang menumpuk. Sebenarnya aku hanya ingin memancing Dito buat minta maaf. Tapi kenapa lama? Nah kan aku jadi beneran buka aplikasi ojek online?

Sampai aku selesai memesan taxi, Dito hanya terdengar menghela nafas dan diam menatapku. Tidak peka sekali. Makhluk apa sih ini sebenernya?
Dia setan yang selama tiga bulan ini menjelma malaikat dihadapanku?

Atau aku hanya pelarian semata?

Karena you know, Della ngenalin ke Miss 4 angle setelah dia patah hati di tolak cewek.

Ah sial banget Anne!

15 menit taxi pesanan datang dan aku berlalu meninggalkan Dito sendiri. Dia diam saja dan tidak mengejar ku? Arrghhh.!! Manusia kejam! laknat ! Sialan!!

15 menit itu pula dia hanya terdiam menatap jalanan dan hanya sesekali menoleh padaku lalu mengamati jalanan yang sudah mulai menghangat.

Cuman gara-gara kak Yongki nyapa, sifat asli dia kebuka? Oke! Gue juga bisa cuek kayak elo! Cowok yang ngakunya romantis, tapi bulsyit! Ngakunya sayang, pala Lo peyang!

Nyesel gue mulai membuka hati buat dia. Nyesel gue udah di perawanin ini pipi sama bibir dia.

Mataku mulai berair. Mengedip, aku tidak mau menangisi cowok kampret macam Dito. Tapi rasanya nyesek. Dada rasanya sakit.

Aaaaaaaaa............

Aku akhirnya menangis di dalam kursi penumpang taxi. Menenggelamkan wajahku pada telapak tangan. Ya Tuhan... Engga! Hapus aja air mata ini. Tidak boleh menangisi dia. Hanya Dito kok, cuma cowok berkulit sawo matang kayak dia kok.

Kak Yongki itu lebih cakep. Itu yang harus aku rapalkan untuk mencegah air mata yang mendesak ingin keluar.

***
😪😪😪😘😘😘

kumpulan cerita pendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang