Siang ini kantin depan terlalu ramai. harus meng- antre untuk menikmati es coklat bertoping keju favorit aku.
"Ngapain sih kalian suka milih kantin depan, ramai terus. Antri lama kan?" Aku geli melihat Aini yang cemberut karena tidak sabar menunggu pesanan.
"Kita cuma ngikut yang paling kecil sendiri ini nih," mulut centil Sisil kenapa ikutan cemberut.
"Aduh," pekiknya seraya mengusap bibir. Aku terkekeh karena lemparan kulit kacangku tepat sasaran.
"Kita seumuran kali,"
"Tapi tinggi an gue!" Kita tertawa melihat aksi konyol dia yang bergoyang memamerkan lekuk tubuh."Gila!" Maki Aini.
Tawaku pudar melihat dua orang masuk kedalam kantin. Della dan Sisil pun turut bereaksi dengan menyenggol lenganku dengan sikunya.
"Makin cakep ya," gumamku tepat saat minuman kami datang. Jadi ada hal yang bisa membuat dingin pipiku. Ya, Dia selalu membuat rasa panas menjalar di kedua pipi aku.
"Oh jadi ini alasan kalian selalu ke kantin depan. Anne! Gue mau Lo jujur. Lo masih mengharap kak Yongki kan?" Mataku beralih pada Aini yang menatapku tajam. Dia memang seperti ibu diantara ketiga sahabat ku.
"Lo nyadar dong Ne. Ditto itu sayang banget sama elo. Dan Yongki belum tentu dia mau sama Lo." Seru Aini tiba-tiba dan mampu membuat kak Yongki dan temannya menoleh menatap kami.
"Aini kecilin suara lo," lirih Della
"Anne juga tahu diri kali Ni. Apa salahnya sih ngefans sama orang layaknya kamu ngefans sama Aliando atau entah itu Zayn Malik. Anne sadar, gak mungkin dia mengharap jadian sama orang lain lagi. Anne juga bukan tipe cewek yang suka selingkuh."
"Kok Lo belain Anne sih Sil."
Ya Tuhan kenapa mereka jadi bertengkar. " Ssst udahlah nggak usah dibahas. Gue juga nggak bermaksud mengharap dia kok Ni."
Della memberi remasan pada pahaku dibawah meja. Dia mencoba menenangkan aku.
Dia memang sahabat yang paling dekat denganku. Dialah yang pertama tahu aku naksir kak Yongki. Dan dia juga yang mengenalkan aku dengan Ditto.
"Gue belum sepenuhnya cinta sama Ditto," Kataku saat kami berjalan di tangga menuju kelas.
"Asal jangan nyakitin dia aja Ne," sahut Aini ketus. Entahlah dia selalu paling care dengan hubungan aku dan Ditto.
"Kalau nggak cinta kenapa dulu Lo terima?" Sambungnya.
"Mungkin karena gue penasaran aja sama yang namanya pacaran itu seperti apa." Ternyata jawaban aku membuatnya terkejut.
"Oh ya, dan sekarang Lo tahu kan kalau pacaran itu butuh hati. Lo merasa tersiksa sendiri kan akhirnya. Yang namanya pacaran itu bukan hanya butuh kehadiran fisik Lo aja. Jangan sampai Lo menunjukan ketidak sukaan Lo ke Ditto. Awas ya!"
"Poor Ditto," gumamnya.Aku hanya mengangguk setuju. Apa aku terlalu kejam?
***
Next...😘
Jangan lupa tinggalkan jejak bintang 🌟 ya..
Terima kasih 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
kumpulan cerita pendek
Randomhanya wadah untuk menampung beberapa cerita pendek hasil karya saya, Tsofie. terimakasih kalau anda sudah menyempatkan waktu untuk membaca apalagi berkenan memberi bintang. 💕