#005

4.2K 66 0
                                    


Tanya sebenarnya panik, tapi dia berusaha tetap tenang agar tak dicurigai.

"Ahh sepertinya suamiku bangun dan meminta obatnya. Aku akan memberinya obat sebentar, kau lanjutkanlah pekerjaanmu ya" Tanya

"Ba baik Nyonya" CS

Tanya memasuki kamar dan ternyata pintu kamar tak tertutup rapat sehingga si cleaning service itu bisa mengintip. Cleaning service yang penasaran itu pun mengintip, seketika dia kaget saat melihat Tanya membekap suaminya yang sedang terikat diatas tempat tidur.

Bukannya shock atau panik atau kabur, tapi cleaning service itu malah horny. Adik kecilnya yang berada di bawah selakangan itu menjulang tinggi. Dia sangat ingin merasakan dibekap seperti itu.

Selama ini dia menyembunyikan kesenangannya itu karena takut dianggap sangat aneh oleh orang lain. Dia selalu horny saat melihat adegan bondage dan sebagainya, hmm yaa cleaning service ini adalah gay yang berperan sebagai submissive.

Tak sengaja lengannya menyenggol pintu dan pintu kamar itu pun terbuka. Cleaning service itu dan Tanya sama-sama kaget, karena Tanya kesal, dia pun menghampiri cleaning service itu.

"Apa yang kau lakukan?? Kau tau betapa tidak sopannya mengintip orang lain dari balik pintu, apalagi kau adalah seorang petugas kebersihan hotel!! Akan kulaporkan pada managermu agar kau dipecat!!" Tanya

"Ja jangan Nyonya, ha hanya ini pekerjaan saya, hanya tempat ini yang mau menerima saya. Sa saya mohon apapun akan saya lakukan" Cleaning service

Tak sengaja Tanya melihat gundukan di balik celana si cleaning service. Hmm sepertinya dia patut untuk dipermainkan hihihihi.

"Siapa namamu?" Tanya

"Na nama saya Kai, saya tidak punya nama panjang karena saya berasal dari panti asuhan" Kai

"Baiklah, memang berapa gajimu? Sampai kau takut sekali kehilangan pekerjaanmu?" Tanya

"Gaji saya hanya cukup untuk makan nasi kotak setiap hari sekali sehari Nyonya" Kai

"Lalu kau tinggal dimana?" Tanya

"Sa saya tinggal di basement hotel ini Nyonya" Kai

Hmm Tanya berfikir, kasihan sekali dia karena tak punya apapun. Tanya berfikir sepertinya dia cocok untuk dijadikan sebagai asisten. Karena jujur saja Tanya merasa kesulitan dengan barang-barang yang dibawanya ini. Baiklah sepertinya dia akan merekrut Kai menjadi asistennya.

Tak lama Tanya menelepon John untuk mengabari keadaan Velt, dia mengatakan semua baik-baik saja walaupun sebenarnya itu adalah bohong. Velt masih dalam keadaan terikat tak berdaya adanya.

Dan Tanya menceritakan tentang Kai pada John, karena merasa iba akhirnya John setuju untuk itu.

Setelah selesai Tanya memberi tahu tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan Kai selama bersamanya. Tanya juga memberi tahu pada Kai tentang Velt yang sakit dan umurnya sudah tak lama lagi.

Kai menyetujui semua persyaratan dan dia berjanji akan bekerja sebaik mungkin. Tanya sudah kehilangan mood untuk menyiksa Velt, akhirnya dia melepaskan semua ikatan dan membersihkan darah yang mengalir dari anus Velt, dipakaikan pakaian lengkap serta selang oksigen dan bukan Tanya kalo tak memiliki ide gila yang bercampur dengan pikiran kotor.

Tanya menyuruh Kai untuk membantunya membungkus tubuh Velt dengan selimut, dirasa sudah seperti kepompong, Tanya akhirnya meninggalkan Velt sendirian dalam kamar.

Tak lama Velt pun mulai resah dan dia pun terbangun. Kai yang menjaga di depan kamar pun mendengarnya, karena Tanya sedang pergi untuk mengurus surat-surat kepemilikan Kai, jadi sepertinya tak apa jika dia masuk ke kamar untuk menyapa sang Tuan.

"Selamat pagi Tuan" Kai

"Ka kamu siapa? Apa yang kamu lakukan terhadapku? Le lepaskan aku sekarang lepaskan" Velt

"Perkenalkan Tuan, saya Kai. Saya adalah asisten Tuan dan Nyonya Tanya. Saya mohon maaf karena atas perintah Nyonya Tanya, saya tak bisa melepaskan Tuan" Kai

Mendengar bahwa ini adalah titah sang istri, Velt pun tak dapat berbuat apa-apa. Dia memutuskan untuk mengetahui dan mengenal lebih dalam lagi terhadap Kai.

"Namamu Kai benar? Kenapa kau tiba-tiba bisa menjadi asisten kami?" Velt

"Jadi begini tuan......" Kai

Kai pun menceritakan awal mula kejadian tadi dan Velt kaget karena kelakuan istrinya pada dirinya diketahui oleh orang lain. Malu? Tentu saja waja Velt sudah seperti kepiting rebus saat ini.

Tringtring~~

Hp Kai menheluarkan bunyi pemberitahuan yang ternyata dari Tanya

Kai, tolong beri minum obat untuk suamiku dan obatnya ada di laci nakas samping tempat tidur. Kau cari saja yang bertuliskan siang. Jangan lupa beri dia potongan roti berselai yang ada di atas meja.

Begitulah pesan dari Tanya. Kai langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Tanya dan sebagai seorang gay, Kai sangat terpesona dengan kecantikan yang dimiliki oleh tuannya.

Kulit seputih salju, mata secerah langit biru, alis yang tipis namun tegas, bibir ranum yang kenyal. Ahh sepertinya dia menyukai sang Tuan yang tampak bak boneka porceline hidup. Walaupun sang Tuan tak memiliki rambut, tapi Kai masih tetap menyukainya. Ditambah badan yang amat kecil.

"Kai" Tanya

Kai yang masih berada dalam lamunannya dikagetkan oleh suara Tanya yang baru kembali.

"Ahh, ya Nyonya. Maaf saya melamun" Kai

"Tak apa, segera bantu aku untuk menyiapkan barang-barang, karena kita akan berpindah negara" Tanya

"Baik Nyonya" Kai

Kemudian Tanya menghampiri Velt yamg sedang terkantuk-kantuk setelah minum obat.

"Sayang, ayo bangun. Kita beberapa jam lagi akan pindah negara" Tanya

"Hmm, kemana Nya?" Velt

"Ke kota paling romantis di dunia" Tanya

"Ta tapi, aku saja belum melihat-lihat kota ini. Aku ingin keluar Nya, tolong lepaskan aku" Velt

"Tak bisa, karena aku sudah bilang ayah untuk memesan jet pribadi. Nanti kita akan kembali lagi ke negara ini ok? Di hari terakhir perjalanan kita" Tanya

"Janji?" Velt

"Ya, tentu saja. Bagaimana perasaanmu El, setelah aku sedikit menyiksamu tadi" Tanya

"Sa sakit sekali Nya, aku harap kau tak melakukan itu lagi padaku hhkk" Velt

Velt sedikit terisak, namun itu tak menimbulkan rasa iba bagi Tanya. Tanya malah ingin secepatnya lagi sampai di negara itu dan ingin kembali menyiksa Velt.

"Tidak bisa El, kau harus sudah mulai terbiasa dengan itu" Tanya

"Ti tidak Nya, i itu sangat sakit" Velt

"Aku bilang kau harus terbiasa!" Tanya

Velt yang kaget hanya bisa terdiam melihat istrinya membentaknya.
Velt lagi-lagi berfikir, apa ini keputusan yang tepat karena telah menikahi Tanya.

Tapi daging sapi sudah menjadi rendang, tak akan bisa kembali lagi. Ingin menyesal pun percuma. Velt sekarang hanya bisa memasrahkan kehidupannya yang tinggal sedikit lagi ini pada Tanya.

Tanya yang jengkel pun menyuruh Kai untuk mengganti pakaian sang suami.

_______________________________________

Jangan lupa ninggalin jejak ya Gengs!!

Jejak kalian sangat bisa untuk jadi penyemangat MA.

See Yaa Next Chap 😉😊🤭

SURVIVE (Femdom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang