#011

1.6K 30 0
                                    

Setelah perahu menepi, Tanya dan Kai bergegas membawa Velt masuk ke dalam taksi. Velt yang sudah banyak mengeluarkan darah dari mulut pun akhirnya menjadi perhatian sang supir.

Sang supir pun terlihat panik dan ingin melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat, namun hal itu dicegah oleh Tanya. Tanya berkata bahwa ini hal yang biasa terjadi dan di hotel pun mereka memiliki peralatan medis dan obat-obatan untuk Velt.

Setelah mendengar itu, sang supir langsung melajukan mobilnya dengan cepat menuju hotep, tak lupa supir tersebut menaruh sirine ambulance di atas mobilnya. Memang taksi di negara itu sebagian besar sudah dilengkapi dengan sirine agar memudahkan mereka membawa orang sakit tanpa harus terkena padatnya kota.

Di perjalanan pun Kai terus mengelap darah yang terus menerus muncul dari mulut Velt dengan tissu basah. Sementara Tanya sibuk menelepon Ibu mertuanya untuk berkonsultasi.

Akhirnya setelah bertelepon dengan Ibu mertuanya, Tanya mendapati keputusan bahwa mereka harus segera pulang. Tapi tentu saja setelah mendengar pendapat Velt setelah diberi obat nanti.

.     .     .     .     .

Tak lama mereka sampai di hotel dan mereka bergegas masuk ke kamar hotel. Kai membantu melepaskan semua ikatan dan sex toy yang ada pada Velt serta membasuh tubuh Velt, sementara Tanya menyiapkan segala obat yang diperlukan untuk diberikan kepada Velt.

Velt diberikan obat oleh Tanya, dipasangkan selang infus di tangan dan disuntikan obat melalui selang infus tersebut. Batuk Velt pun sudah berhenti dan sudah dipasangkan masker oksigen. Velt lebih tenang sekarang dan tertidur, terlihat wajah putihnya semakin pucat, beberapa kali dia juga merintih karena menahan sakit dalam tidurnya.

Kai sangat sedih melihat Kakaknya sakit seperti itu, dia terus mendampingi dan berada di sisi Velt sambil memegangi tangannya.
Sementara Tanya sibuk video call dengan orang tua Velt serta berkonsultasi dengan dokternya Velt.

Dapat dilihat dari layar handphone Tanya, bahwa wajah kedua orang tua Velt sangat sedih dan kacau. Bahkan mereka berencana menuju tempat dimana Velt berada sekarang, tapi dilarang oleh Tanya karena takut Velt marah. Akhirnya orang tia Velt mengurungkan niat mereka.

Malam hari pun tiba, dimana Velt sudah tersadar. Dia melihat di sisinya hanya ada Kai, sementara Tanya entah ada dimana. Mungkin Tanya sedang minum teh di ruang tamu.

Velt mengelus rambut Kai, tapi Kai tidak terbangun, mungkin karena kelelahan.

.     .     .     .     .

#VeltPov

Sakit sekali dada dan kepalaku, apa aku semakin dekat menuju akhir hayatku?

Hmm hanya ada Kai, dia tertidur pulas. Wajahnya imut, apa dia sedari tadi menemaniku disini?

Dimana Anya? Apa sedang minum teh di ruang tamu? Ahh aku banyak merepotkannya. Semoga saja disaat- saat terakhirku nanti, aku tak banyak merepotkan mereka berdua.

Apa aku bisa bertahan lebih lama lagi? Apa aku bisa survive dari penyakit ini sedikit lagi?
Tuhan, bantulah aku.

.     .     .     .     .

Tak lama Tanya pun masuk ke kamar, ada raut wajah lega dan seng melihat Velt sudah tersadar.

"Ahh, kamu sudah bangun El? Bagaimana perasaanmu? Apa masih terasa sakit? Sebelah mana yang sakit?" Tanya

Layaknya seorang wanita yang khawatir, Tanya memberondong Velt dengan beberapa pertanyaan sekaligus.

"Haha, aku sudah merasa baikan Nya, jangan kau serang aku dengan berbagai pertanyaanmu itu dan pelankan suaramu, aku tak mau adik kecil kita terganggu tidurnya oleh suaramu sayang" Velt

"Ups ok sayang. Hmm Ayah dan Ibu menyuruhmu untuk pulang saja. Apa kau mau pulang dan tidak melanjutkan perjalanan ini? Disatu sisi aku ingin kau menikmati sesuatu yang belum pernah kau tau, tapi disisi lain aku ingin kau pulang dan mendapatkan perawatan terbaik. Bagaimana ini El? A aku dilema" Tanya

Tanya terlihat kacau, bahkan dia menangis dihadapan Velt. Jujur saja Tanya mulai menyukai Velt karena sikap patuh dan pasrahnya ketika dia sedang melakukan bondage pada Velt. Rasa cinta tumbuh diantara mereka, ya walaupun hanya terlihat samar.

"Sudahlah Nya, jangan bersedih yaa. Kau tau aku menyayangimu walaupun hubungan kita terbilang baru seumur jagung. Aku tak suka kau menangis, ini berbanding terbalik dengan Anya yang biasanya ku kenal haha. Aku belum ingin pulang, ayo kita perginke destinasi berikutnya bertiga" Velt

"Ahhhh kau membuatku merasa bersalah El" Tanya

Tanya menghambur ke pelukan Velt, dan itu membuat Kai terusik tidurnya. Sambil mengerjabkan mata, karena dia melihat Kakak nya berpelukan, Dia pun ikut berpelukan.
Kedua Kakaknya kaget dan tertawa bersama dan mereka berpelukan bertiga.

.     .     .     .     .

Setelah mereka menetap di negara itu lebih dari seminggu, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke destinasi selanjutnya.

Destinasi mereka selanjutnya yaitu negara yang banyak terdapat daun maple dan keindahan serta karakteristik yang kuat akan kota- kotanya.

Mereka bertiga sampai di negara tersebut dipagi hari dan mereka memutuskan untuk mencari sarapan terlebih dahulu. Mereka hanya membeli yang mudah saja yaitu beggel.

Mereka akhirnya memilih untuk menginap di daerah perkotaan tua, udaranya sangat bagus untuk kesehatan Velt. Setelah berkeliling kota itu, tak terasa malam pun tiba dan mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke hotel terbesar dan tertua di kota itu. Seperti biasa, mereka memeran ruangan VVIP yaitu ruangan dengan dua kamar atau lebih serta ada ruang tamu dan bar.

"Ahhh aku lelah sekali" Kai

"Dasar kau, jangan banyak mengeluh" Tanya

"Sorry Ka Nya!!! Weee" Kai

"Hahhh!!! Benar-benar anak ini!! Lihat saja nanti, akan kuberi pelajaran kau!!" Tanya

Mereka berdua bertengkar kecil, Velt hanya bisa tersenyum. Dia senang melihat orang-orang yang dia sayangi merasa bahagia.

"Sudah-sudah, ayo mari kita beristirahat. Kita kan lelah, besok kita ada agenda bukan??" Velt

"Ya, mari kita tidur" Tanya

"Sampai jumpa besok Ka El, Ka Nya" Kai

"Ya Kai selamat malam" Velt

"Mimpi indah Kai" Tanya

Kai pun berlalu menuju kamarnya.

"Sayang, kau mau ku manjakan atau kau mau tidur saja?" Tanya

"Kalau kau maunya apa Nya?" Velt

"Tentu saja aku mau bermanja dengan mu yang tak berdaya" Tanya

"Tapi bagaimana kalau aku ketiduran? Aku agak lelah Nya" Velt

"Tak apa El, kau rilex saja ok?" Tanya

"Baiklah, lakukan apapun yang kau mau padaku" Velt

"Yeyyyyy!!!! Kau memang yang terbaik El!! Ich Liebe Dich" Tanya

"Ich Auch Nya" Velt

.     .     .     .     .

Seperti biasa, Tanya memakaikan Velt selang oksigen dan tak lupa menyumpal mulutnya dengan saputangan. Tangan Velt diikat menggunakan leather handcuff dan disatukan ketepi tampat tidur. Lalu dipakaikan masker, kemudian celana Velt dilepaskan.

Tak lama, Tanya sudah dengan ganasnya melahap penis Velt. Dikulumnya terus penis itu hingga Velt orgasme.

_______________________________________

Jangan lupa ninggalin jejak ya Gengs!!

Jejak kalian sangat bisa untuk jadi penyemangat MA.

See Yaa Next Chap 😉😊🤭


SURVIVE (Femdom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang