Antusiasme para peserta SBMPTN bersaut-sautan di media sosial. Proficiat kepada yang diterima di perguruan tinggi yang dituju. Masih ada kesempatan ujian mandiri yang menanti. Lihatlah, para seniormu sudah menyambut!
Para perguruan tinggi sudah banyak yang melakukan bentuk penyambutan kepada calon mahasiswa baru ini. Di media sosial sudah banyak tertera postingan-postingan selamat datang. Salah satu yang menarik perhatian netizen adalah poster penyambutan mahasiswa UI.
Poster tersebut diisi dengan tempelan beberapa mahasiswa berjaket – jaket kuning milik UI dilatarbelakangi langit berawan dan cahaya bak dari surga. Sekilas, poster tersebut dibuat seakan serampangan. Sebab potongan foto para mahasiswa ini tidak rapi. Ada yang besar dan ada yang kecil, ada yang gelap, ada yang terang.
Di tengah bawah terdapat tulisan "Selamat Datang Mahasiswa Baru Jalur SBMPTN 2021" dengan font berwarna putih dan outline berwarna hitam. Sangat sederhana sekaligus tidak nyambung. Di sisi kiri atas tertempel logo Universitas Indonesia dan di kanan atas terdapat tulisan "Kampus Merdeka, Indonesia Jaya".
Di bagian paling bawah juga dicantumkan logo dan nama akun media sosial official resmi dari UI dan websitenya. Namun, mereka dibuat dengan font yang biasa saja, tidak nyambung dan berantakan.
Sampai-sampai para netizen yang mengklaim diri ahli dalam perdesainan duniawi menganalisis kesalahan-kesalahan poster tersebut secara teknis, ndakik-ndakik. Seperti yang dilakukan pemilik akun twitter @wildansalfi28 yang memposting gambar coret-coretan merahnya terhadap poster penyambutan mahasiswa UI tersebut.
Secara umum, ia menulis adanya ketidakkonsistenan ukuran dan jenis font di bagian tulisan media sosial dan penempelan logo-logo yang terlalu mepet ke pojok atas. Ia juga menyebut potongan foto mahasiswa yang terdapat bekas flip, posenya ada yang tidak kompak, kamera pengambilan fotonya yang jelek, dan beda ukuran.
Tapi asli memang, vibe poster ini seperti poster sinetron RC*I yang alurnya ditentukan oleh rating.
Apa reaksi netizen? Banyak yang mencibir. Sekelas UI lho, desainnya seperti orang baru belajar buat poster. Dilansir dari website tekno.tempo.co dalam artikel berjudul Riuh Poster UI Sambut Mahasiswa Baru (15/6), Netizen: Kayak Orang Mau Masuk Surga, pemilik akun twitter @bagusirawan berkomentar tajam "Maaf ya... Sekelas yang kampus terbaik di negara ini ternyata masih belum profesional... Makanya pendidikan di negara ini semakin merosot..." Lompatan logika yang sangat ciamik bukan? Namanya juga netizen.
Justru itu saya bertanya-tanya. Ada maksud apa sekelas UI membuat poster yang begitu sederhana? Jelas saja pasti memposting poster itu di media sosial mengatasnamakan Universitas Indonesia atas persetujuan banyak kepala. Dengan kualitas yang katanya netizen kurang baik itu, pasti disengaja dong. Ada alasan tersendiri mengapa poster itu akhirnya dapat netizen nikmati sebagai bahan pergunjingan.
Sedikit melantur, ternyata nama besar menanggung tanggung jawab besar. Universitas Indonesia yang dikenal sebagai kampus terbaik harus membuat desain yang terbaik pula. Apakah kalau desainnya buruk dan sederhana mencerminkan kualitas kampus? Bisa jadi iya bisa jadi tidak. Maka dari itu, poster UI ini memang menarik untuk diikuti oleh netizen dan saya.
Benar saja, dalam artikel berjudul Desain Poster UI Sambut Mahasiswa Baru Dicibir Netizen, Rektorat: Sudah Direncanakan (15/6) dalam megapolitan.kompas.com, Amelita Lusia, Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia mengatakan bahwa tindak memposting poster dengan design tersebut merupakan strategi komunikasi dan merupakan cara UI untuk anti-mainstream.
Kata Amelita, poster ini dibuat dengan riset dan sudah ada persetujuan rapat internal dari humas UI lho. Tambahnya, audiens yang dituju adalah generasi Z yang familiar dengan meme.
Bukan main! Peristiwa ini semakin membuktikan bahwa Universitas Indonesia merupakan perguruan tinggi yang bisa diacungi jempol dan netizen Indonesia terbukti reaktif dan judgemental, latah pula.
Akhirnya saudari-saudara hanya bisa terkekeh-kekeh dan malu pada jari-jari yang mudah menghakimi. Untung cuma poster, tidak menyangkut hidup orang lain. Huss, berlebihan.
Namanya juga netizen...
KAMU SEDANG MEMBACA
IJINKAN SAYA NDAKIK-NDAKIK
Non-FictionKumpulan wacana ndakik-ndakik ini saya tulis selain karena memang refleksi saya tas pengamatan zaman akhir-akhir ini juga sebagai ajang mengikuti tantangan 30 hari konsisten menulis. Semoga bisa menjadi jejalan ide yang mungkin sulit dilaksanakan ba...