#1

47 7 0
                                    

Pagi yang cerah, tapi tidak secerah hati seorang anak laki-laki yang masih bergumul dalam selimut tebal miliknya, padahal ini sudah jam 8 pagi!, jika kalian bertanya apakah dia tidak akan berangkat sekolah, jawabannya tentu saja ia ingin menjawab tidak, tapi Kedudukan Sang Ayah di sekolah tidak mengizinkanya melakukan hal semena-mena begitu saja tentang  pendidikannya,

"tokkk tokk tokk...!!!"
"Dirgaaa, sayanggg, bunda masuk yaa"

Seorang wanita paruh baya memasuki kamar bernuansa abu-abu yang membuat nyaman, tapi sepertinya sang pemilik tidak merasakan itu di lihat dari se jarang apa ia pulang ke rumah itu,

"Dirgaa, Bagun yukk sayang, kamu ngga sekolah?"  Wanita paruh baya itu mengelus lembut rambut sang anak

"Hmmm lima menit lagi Bun" saut pemuda itu,sambil menggapai tangan sang bunda

"Auhhh" Sura itu reflek membuat pemuda itu kembali ke kesadaran nya

"Bunda kenapa?"

"Gapapa sayang, yuk bangun udah di tunggu sama ayah di meja makan" jawab sang bunda sambil menyembunyikan tangannya,

Pemuda itu yg tak lain Dirga langsung mengambil tangan sang bunda yang di sembunyikan di belakang badannya,

"Bunda di pukul ayah lagi?" Geram Dirga tak tertahan

"Nggak sayang, bunda tadi nggak sengaja jatuh jadinya memar" jawab sang bunda menenangkan sang anak

"Yaudah aku siap-siap dulu, Bun"

"Iyaa, bunda tunggu di bawah yaa,"

Setelah kepergian sang bunda, tanpa sang bunda sadari tangan pemuda itu mengepal menahan amarah yg tiba-tiba memuncak mengingat memar pada tangan bunda kesayangannya, ia tak bodoh untuk menyadari kalau ayahnya masi suka memukul sang Bunda, rasanya sesak sekali melihat wanita kesayangan seperti itu, tapi apa boleh buat, sang bunda tetap kekeuh memaafkan sang ayah yang tak tahu diri itu, dengan dalih masih sangat mencintai sang ayah, bulshit!

Itu salah satu alasan mengapa Dirga tidak percaya Cinta, kita hanya akan lemah karena satu kata konyol yang membuat hidup kita berantakan,
Cinta?"Bulshit!"

----------------------------

Setelah selesai bersiap-siap Dirga langsung menuju meja makan yang di sana sudah terdapat ayah dan bundanya, sebenarnya Dirga mempunyai kakak laki-laki, tapi sedang berkuliah di luar negri dan kakak laki-lakinya adalah anak emas kebanggaan sang ayah, Setelah menduduki kursinya, Dirga langsung mengambil satu lembar roti dan akan melahapnya, belum sampai roti itu ke mulutnya suara bariton yang sangat ia benci menginterupsi kegiatannya

"Sampai kapan akan tetap seperti ini?, Balapan, pulang malam, cihhh tidak adakah keinginanmu membuat kami bangga?

Dirga yang tadinya menghentikan kegiatannya, setelah mendengar ucapan itu hanya di jawabnya dengan hembusan nafas dan mengedikkan bahunya acuh dan langsung memasukkan roti ke dalam mulutnya, dan beranjak dari meja itu,

"Bunda Dirga berangkat dulu yaa, bunda hati-hati di rumah, kalo ada apa-apa telfon Dirga yaa" ucapnya pada sang bunda, dan di angguki oleh sang bunda dan setelah itu, ia hanya menatap laki-laki paruh baya yang ada di hadapannya

"Jika anda, masih belum bisa saya banggakan untuk menjadi seorang ayah, lantas mengapa anda menuntut hak mendapat kebanggaan memiliki anak seperti saya? Setelah mengatakan itu Dirga langsung pergi dari ruangan itu dan keluar dari rumah yang ia rasa sudah seperti neraka baginya, jika saja sang bunda mau ikut dengannya keluar dari rumah itu, sudah sangat lama Dirga pergi, tapi ya itu, sang bunda masih "mencintai" sang ayah, sangat melelahkan memang,

Dengan sigap Dirga melajukan motor sport nya menuju sekolahnya,

--------------------------

Sampai di sekolah, Dirga sudah biasa mendapati pemandangan seperti sekarang, di tatap lapar oleh
siswi-siswi sekolahnya, memasuki tahun ketiga bersekolah di sekolah elit milik keluarganya tak membuat pamor brandalan Dirga hilang begitu saja,  siapa yang tidak mengenal seorang "DIRGANTARA PRAMUDYA PRADIPA" dengan visual yang tampan, badan tegap, mata tajam, kulit putih bersih dan jangan lupakan aura  dingin yang menguar dari dirinya yang membuat siapapun yang menatapnya merasakan dingin itu,
Mungkin seantero sekolah sudah mengenal siapa Dirga, anak pemilik sekolah yang berhati dingin,


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
And than welcome to Dirga's life 🎉

And than welcome to Dirga's life 🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



TBC....


D I R G A N T A R A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang