Ini sudah seminggu sejak kejadian Keyla yang merasakan patah hati tiba-tiba karena melihat ulat bulu yang bergelayut manja di bahu Dirga, iyaa siapa lagi kalau bukan Sisca, semenjak saat itu Keyla tak pernah melihat Dirga si sekolah, apakah ia sakit? Atau apa? Kepala Keyla rasanya mengepul mencari jawaban atas pertanyaan nya sendiri,
"Key lu kenapa si" celetuk dara yang tiba-tiba datang duduk di sebelah Keyla,
"Ehhh anjir kaget nyet!" Jawab Keyla tak selow,
"Lagian lu di panggil bukannya jawab malah mukulin kepala gtu"
"yaa lagian gw lagi mikirin kak Dirga dar, ko semingguan gw ngga liat dia di sekolah si" keluhnya
"Sakit kali key," tebak dara
"Mmmm kayanya si, tapi gw kangen banget Ama kak Dirga"
"Yaelahhhh cuma bisa liat dari jauh aja udah sosoan kangen-kangenan lu"
"Yaudh si sewot aja"
"Yaudh yukk balik, lu di jemput kan?"
"Ngga si, soalnya gw niat mampir ke toko buku dulu"
"Mau gw temenin?, masi gerimis deh kayanya di luar" tawar Dara
"Gausah, ntar gw pake Bus aja"
"Yaudh ati-ati lu, gw duluan yaa bye-bye!"
"Okay syiapp,bye!"
Setelah kepergian Dara, Keyla langsung merapikan alat tulisnya dan langsung beranjak dari kelas itu, sekolah sudah mulai tampak sepi, hanya tersisa Tim basket yang latihan, Keyla buru-buru menuju halte di ujung jalan sekolah mereka, karena gerimis yang berhenti jadi Keyla mempercepat langkahnya menuju halte, di tengah langkahnya yang tergesa-gesa sebuah motor melewatinya dengan kecepatan penuh yang membuat kubangan air di sekitar Keyla menyiprat mengenai rok yang ia kenakan, baru saja Keyla ingin mengeluarkan sumpah serapahnya, seseorang itu menghentikan laju motornya sambil membuka kaca helmnya, orang itu langsung turun dan menarik Keyla menuju motornya
"Naik cepetan" ujarnya terburu-buru
Saat hendak mengeluarkan protesnya, semua suara keyla seperti menguap begtu saja di udara, saat tahu yang menyuruhnya itu Dirga, sang pangeran yang telah membuat ia sakit kepala memikirkan keadaan orang yg ada di depannya ini,
"Cepetan naik" ujar Dirga yang sudah di atas motornya dan membantu Keyla menaiki motor sport nya, dengan cekatan Keyla menaiki motor itu,
"Klo lu masi pengen idup, pegangan yg kuat" setalah mengatakan itu Dirga langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, Keyla yang mengikuti nalurinya langsung memeluk Dirga dengan kuat, tapi di tengah rasa deg-degan nya Keyla melihat area sekitar yang tak ia kenal, ingin bertanya tapi ia takut dengan Dirga, meskipun Keyla diam-diam selalu memperhatikan Dirga, tetap saja saat ini ia deg-degan karena tanpa rencana apapun ia bisa di bonceng dengan motor yang katanya kesayangan Dirga ini,
"Kita mau kemana?" Tanya Keyla sambil berteriak karena angin jalanan pasti menghalangi suaranya,apalagi Dirga memakai helm full face yang pastinya tidak mendengar apapun jika kita berbicara dengan oktaf suara yang normal, seperti tidak mendapat jawaban Keyla menepuk bahu Dirga dan megulangi pertanyaan yang sama, setelah itu sepertinya Dirga yang sadar langsung membuka kaca helmnya,
"Lu ngga liat di belakang kita ada berapa motor yang lagi ngejar?" jawaban singkat Dirga berhasil membuat keyla menolehkan kepalanya, dan benar saja setelah fokus menghitung ternyata ada 8 morot sport yang sedang mengejar mereka!!astaga!! Apa ini, perasaan Keyla semakin takut saat melihat salah satu motor tadi hampir dekat dengan mereka, dengan tergesa-gesa Keyla menepuk-nepuk bahu Dirga meminta kecepatan yang lebih tinggi, yang benar saja, ia tak mau mati hanya karna di keroyok oleh orang-orang yang sama sekali tak ia kenal,
Setalah terasa aman Dirga memelankan kecepatan morotnya dan menolehnkan kepalanya ke belakang alih-alih mengecek apakah Keyla masih ada di boncengannya atau tidak,
"Sebutin alamat rumah lu, gw anter pulang" ucap Dirga singkat,
Setelah mengatakan alamat lengkap rumahnya Dirga kembali melajukan motornya yang tentu saja tidak se kencang tadi, spertinya gadis di belakangnya akan memliki trauma berboncengan dengannya pikirnya, lalu kenapa? Ia tak akan membonceng gadis itu lagi, setelah sampai di depan rumah yg lumayan besar itu Dirga memberhentikan motornya, dan Keyla langsung menuruni motor Dirga, Keyla tak langsung masuk, ia masih diam berdiri berusaha mencapai kesadarannya sendiri, Dirga yg melihat itu tiba-tiba menepuk-nepuk pelan kepala Keyla,
"Sorry kalo rok lu basah karena gw, besok-besok kalo mau naik bus lu harus lebih cepet sampe di halte dari jam yg tadi" setelah mengatakan itu Dirga berlalu dengan motornya di barengi dengan senyum tipis di balik helm full facenya, sedangkan Keyla?
Ia masih mencerna semuanya, ia dan Dirga yang di ikuti banyak motor, ia yang di antar Dirga pulang, dan satu lagi yang membuat hatinya membuncah senang luar biasa, tepukan pelan di kepalanya oleh Dirga, sungguh Keyla rasanya ingin terbang ke langit ke tujuh sangkin senangnya! Sepertinya di kehidupan sebelumnya Keyla adalah anak yg baik jadi ia bisa mendapat keberuntungan seperti ini sekarang, di barengi dengan senyum yang merekah Keyla memasuki rumah dengan hati yang berbunga-bunga,--------------------------
Berbeda dengan Dirga, ia pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur melihat sang Bunda terluka karena goresan Vas bunga di ruang tamunya,
"Kali ini apalagi yg di lakuakan tua Bangka itu?" Sinis Dirga yang sedang membalut luka di tangan sang bunda,
"Sayang, ngga boleh gtu, dia juga ayah kamu Dirga" sahut sang bunda lembut dengan senyuman yang Dirga Yakin, itu senyum paksaan yang di buat sedemikian rupa oleh sang bunda agar ia tak semakin meradang dengan amarah yang sedang meletup,
"Suami macam apa yg tega memukuli istrinya begini bunda?, Jawab Dirga!"
Bukan jawaban yg ia dapatkan malah tangisan pilu sang bunda yang ia dapatkan, ini titik terlemah Dirga, melihat sang bunda menangis tersedu di depannya membuat hatinya sakit,
"Maafin Dirga Bunda, udah bentak Bunda," sesal Dirga sambil memeluk sang bunda, dan hanya anggukan sebagai jawaban yang ia dapatkan dari sang bunda,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC...