"Apa-apaan lu" bentak Dirga kepada Sisca yang sudah lancang dengan tiba-tiba memeluknya,
"Kan gw cuma meluk doang Ga" lirih Sisca sambil menundukkan kepalanya,haahhh Dirga sudah sangat lelah dengan semua kelakuan Sisca, jika saja orang tua Sisca bukan partner kerja ayahnya, mungkin Dirga sudah memberi pelajaran kepada gadis itu,
"Lu tau gw ngga suka di sentuh sama siapapun Sisca, gw udah nyoba sabar dari dulu, tapi tadi gw liat lu numpahin minuman ke Keyla, dan gw ngga okay sama kelakuan lu yg tadi"
"Lu kenal anak itu?, Lu suka?" Panik Sisca, sambil mengguncangkan badan Dirga,
"Nope, lu ngga perlu tau, yg perlu lu tanemin ke otak lu, jangan berani macem-macem sama Keyla lagi, gw ngga suka" dengan begtu Dirga meninggalkan Sisca begtu saja,
Dirga terus melangkahkan kakinya, sudah sangat jelas bukan ke kelas melaikan ke rooftop sekolah, sepertinya mood belajarnya rusak sejak saat Dirga yang tak sengaja melewati kelas Keyla melihat Sisca tiba-tiba menumpahkan minuman ke Keyla, "gw kenapa si anying" kata-kata itu yang sekarang sedang berputar ria di dalam otaknya, masalahnya Dirga bukan tipe seseorang yang peduli dengan urusan orang lain, tapi saat melihat kejadian tadi tiba-tiba Dirga merasakan amarahnya memuncak seketika, "nggak-nggak,gw cuma kasian doang" monolognya sendiri, ia tak mungkin suka dengan gadis itu, yahhh Dirga hanya kasian, itu saja!
Sesaat Dirga membuka pintu rooftop ia melihat gadis yang sedari tadi mengisi pikirannya sedang membelakanginya sambil menangis? Sekarang siapa lagi yang membuatnya menangi? Pikirnya, tak ingin mengulur waktu Dirga menghampiri gadis itu,
"Ngga usah bunuh diri di sini, ribet" cetus Dirga tiba-tiba
Keyla yang mendengar suara orang lain sontak menghapus air matanya dan menghadap orang itu, dan itu cukup membuat hatinya berdegup lagi,
"Emang siapa yang bunuh diri" jawab Keyla sekenanya, masalahnya Keyla sekarang sedang berada pada posisi simalakama jika ia lanjutkan percakapannya dengan Dirga, ia masih malu dengan keadaan pakaiannya yang kotor dan pasti masih ada bekas tagisannya tadi, tapi jika ia langsung pergi Keyla sangat rugi melewatkan kesempatan untuk berbincang dengan Dirga, jadilah Keyla menjawab pertanyaan Dirga dengan gugup dan malu? Keyla yang sibuk dengan pikirannya sendiri sambil menepuk-nepuk dahinya sendiri membuat Dirga yang melihat itu tersenyum tipis, sangat tipis dan tentu saja tanpa sepengetahuan Keyla,
"Lu beneran kesambet? Tanya Dirga masih dengan nada dinginnya
"Hhh-hahh?,ngg-nggak kak" Jawab Keyla sambil menggaruk kepalnya yang tak gatal,
"Owhh" setelah menjawab bgtu Dirga langsung pergi meninggalkan Keyla dengan tampang bodohnya,
"Cuma ohh?" Tanya Keyla dengan dirinya sendiri, setelah ia menghilangkan urat malunya dengan terus berbincang dengan Dirga dengan keadaan kotor seperti ini, yang Keyla dapatkan tetap jawaban dingin dari Dirga? Setelah melihat kepergian Dirga, Keyla pun pergi dari tempat itu sesegera mungkin karena pasti Dara sedang menunggunya,
Dari sisi lain seseorang yang tak lain adalah Dirga keluar dari tempatnya, jadi sebenarnya ia tak langsung turun melainkan memperhatikan Keyla dari jauh,
"Jadi sekarang udah mulai bisa peduli sama orang lain?" Cetus seseorang tiba-tiba
Dirga yang mendengar suara itu tiba-tiba kaget, tapi ia dengan cepat menormalkan mimik wajahnya,
"Kaga, cuma kesian doang" jawabnya sambil menuju kursi dan menyalakan rokoknya,
"Gw tau lu peduli" jawab Jeno yang di barengi anggukan Kevin,
Dirga yang mendengar itu hanya diam tak melanjutkan percakapan itu, karena Dirga yakin, ia tak seperduli itu dengan gadis itu, ia hanya kasian, itu saja,
"Kalo lu ngga suka, yaudh buat gw aja, cakep juga anaknya" cetus Kevin tiba-tiba
Mendengar kata-kata Kevin, dengan cepat Dirga menatap Kevin dengan mata tajamnya, Kevin yang melihat reaksi Dirga hanya menyengirkan bibirnya,
"Yaelahhh Ga, canda doang, serius amat idup lu" ucap Kevin sambil menepuk-nepuk bahu Dirga,
-----------------------------------
"Lu bener gapapa key?"
Keyla masih mengembuskan nafasnya lelah, bagiaman tidak?, Dara sudah menanyakan pertanyaan itu berulang-ulang hingga rasanya kuping Keyla panas,
"Iyaaa, Dar, gw gapapa, sehat segar sentosa" jawab Keyla,
"Bagus deh, yaudh yuk balik, lu ada yg jemput?"
"Iyaa ntar supir gw yg jemput"
"Yaudh hati-hati ya, bye key!"
"Bye-bye!"
Setelah kepergian Dara Keyla langsung beranjak dari kelasnya menuju keluar sekolah untuk menunggu sang sopir,
Di sisi lain Dirga masih saja memantau Keyla dari jauh, entah perasaan apa ini, tapi yg Dirga yakini ia hanya merasa nyaman ketika berbicara dengan gadis itu, tapi dengan cepat ia menampik pikiran itu, Dirga masih di posisinya dan mata masih fokus ke satu titik, sampai akhirnya fokusnya hilang di balik mobil hitam yang menjemput nya,
"Heh,bengong aja lu" celetuk Jeno yang datang tiba-tiba mengagetkan Dirga,
"Gw bengong juga gegara lu yg lama" jawab Dirga dingin dan langsung menghidupkan motornya,
"Lu tiap hari sariawan apa gimana si, ngomong dikit banget" kesal Jeno,
Kalian berharap Dirga menjawab? Tentu saja tidak, dengan tampa perasaan Dirga melajukan motornya meninggalkan dua sahabatnya yang kesal dan hanya bisa mengeluarkan semua nama-nama penghuni kebun binatang,
---------------------------------
Haripun berganti, ini sudah seminggu semenjak kejadian saat Sisca yang tiba-tiba menumpahkan minuman ke baju Keyla,
Sekarang Keyla lebih sering mengunjungi rooftop dengan harapan bertemu Dirga, dan yahhh Keyla memang bertemu tapi, di saat ia di hadapkan dengan sosok Dirga nyalinya untuk memperjuangkan perasaanya tiba-tiba menciut seketika, entah kenapa, tapi semua kata-kata yang Keyla persiapan kan sejak semalam tiba-tiba hilang dari otaknya, memang menyebalkan,
Dan seperi sekarang, Keyla hanya bisa diam sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal saat ia di pertemukan lagi dengan Dirga,
"Ini kak minum" dengan senyuman yang kaku Keyla memberikan botol minum unutk Dirga,
"Lu jualan minum, apa giamana si, tiap ketemu gw slalu ngasi minum" tanya Dirga,
"Bbb-buukan, kak cuma aku bingung harus ngasi apa" jawab Keyla dengan gugupnya,
"Yaudh kasi ini aja" dengan tiba-tiba Dirga berdiri dari duduknya menarik pinggang Keyla mendekat dan memiringkan kepalanya sedikit dan menempelkan bibir mereka, hanya menempel dan itu hanya terhitung beberapa detik saja, Tapi beberapa detik itu mampu membuat Keyla membelalakkan matanya dan membuat seluruh saraf di otaknya berhenti, kakinya Seperti jely sekarang, jika saja Dirga tak menahan pinggangnya mungkin saja Keyla sudah terjatuh,
"Gimana?" Tanya Dirga setelah menarik kepalanya dan melihat reaksi Keyla,
"Hh-hah?" Beo Keyla, ini dia masih belum sadar dan di saat pipinya di tepuk pelan oleh Dirga, keyla langsung terperanjat dan kembali membelalakkan matanya,
"Yang tadi tuh?" Tanya keyla bodoh,
"Lu udh lama banget kan ngejer gw, jadi satu ciuman seharusnya ngga nyakitin lu"ucap Dirga, dengan begtu Dirga pergi meninggalkan Keyla yang masih setengah sadar,
Dengan cepat Dirga pergi dari tempat itu, "anjing, gw abis ngapain bego" pikir Dirga sembari menuruni tangga rooftop
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC.....
