[FOLLOW AUTHOR DULU YA GUYSS!]
[Fantasy - Teenfiction - Romance]
WARNING⚠ CERITA INI MURNI KHAYALAN SEMATA⚠⚠
*****
Berawal dari terkunci di dalam gudang sekolah dan melihat gumpalan asap berwarna biru yang keluar dari dalam lemari, membuat hidup Afk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❄❄❄
"Liat gaiss, gue baru dibeliin jam tangan baru sama nyokap gue. Dari Italy. Waw banget kan?"
"Serius, Ra? Dari Italy?"
"Iya lah serius. Masa gue bohong. Secara kan keluarga gue konglomerat. Sering bolak-balik ke luar negeri. Makanya gue dibeliin jam ini. Gimana, cocok gak di gue?"
"Cocok banget, Ra. Nambah cantik."
Afka memperhatikan Amara dan juga dua temannya yang sedang mengobrol membicarakan jam tangan baru gadis itu.
Masalahnya saat ini bukan jam gadis itu yang Afka perhatikan, tapi sikap Amara dan juga murid-murid yang ada di kantin.
Afka mengalihkan pandangannya berganti pada Andre. Laki-laki itu sedang memakan baksonya dengan tenang.
Afka merasakan hal aneh. Bukankah tadi dia sedang terkena masalah gara-gara menumpahkan jus pada seragam Amara, dan ingin dipukul oleh Andre. Tapi sekarang, semuanya terlihat baik-baik saja. Seragam Amara pun tidak terlihat kotor.
Afka dengan cepat menoleh pada Randelle yang saat ini tengah tersenyum padanya. Meyakinkan kalau semuanya baik-baik saja. Sedetik kemudian Afka mengangguk. Mengerti maksud dari ucapan Randelle.
Afka sangat berterima kasih pada Randelle. Karena perinya itu, Afka tidak lagi berurusan dengan Amara dan juga Andre.
***
Negeri Wishland.
Taman Negeri Wishland adalah tempat favorit Pangeran Atlas. Selain cocok untuk menyendiri, tempat itu juga sangat damai. Jadi, tidak ada siapa pun yang akan mengganggunya.
Pangeran Atlas menghirup udara berkali-kali. Menikmati sejuknya angin yang ia ciptakan sendiri menggunakan kekuatannya. Sesekali peri laki-laki itu memejamkan matanya.
Sekelibat percakapannya dengan Randelle tiba-tiba muncul di kepalanya.
"Apa kamu pernah berpikir, kalau kita hanya dimanfaatkan oleh manusia-manusia itu?" Pertanyaan Pangeran Atlas membuat Randelle mengernyit bingung.
"Apa maksudmu? Mereka sama sekali tidak berniat memanfaatkan kami." Randelle tidak mengerti kenapa Pangeran Atlas bertanya seperti itu.
"Lalu untuk apa kita diturunkan ke bumi untuk mencari partner jika bukan untuk menjadi budak mereka?"
"Kita sama sekali tidak menjadi budak, Pangeran Atlas. Kita hanya membantu mereka. Lagipula raja Astro yang menyuruh kami untuk turun ke bumi," balas Randelle sedikit geram.