6. Randelle - Alasan❄

109 51 247
                                        

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

WARNING⚠ CERITA INI HANYA IMAJINASI PENULIS⚠⚠

Note: Baca part sebelumnya dulu yaa, biar nyambung😉

Note: Baca part sebelumnya dulu yaa, biar nyambung😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄❄❄

Sampai di depan sekolah, Rere bertemu dengan Mamih Afka. Mamih Afka sedang menunggu Afka di mobilnya.

"Siang, Tante," sapa Rere setelah Mamih Afka menurunkan kaca mobilnya.

Mamih Afka tersenyum. "Siang," balasnya.

"Loh, kamu sendiri? Afka mana?" Memang sudah menjadi tugasnya untuk menjemput Afka setiap pulang sekolah.

"Afka lagi ke kamar mandi dulu, Tan," jawab Rere dan Mamih Afka manggut-manggut sambil ber'oh' ria. "Gak biasanya," gumamnya.

"Kalo gitu, Rere pulang dulu ya, Tan." Rere berujar.

"Gak mau bareng aja nih?" tawar Mamih Afka. Rere menggeleng pelan. "Enggak usah, Tan. Rere pulang naik angkot aja," tolaknya secara halus.

"Yaudah kalau gitu, hati-hati, ya." Rere hanya mengangguk mengiyakan ucapan Mamih Afka.

***

Dingin. Sakit. Kesal. Marah. Semua itu bercampur aduk dalam tubuh Afka. Afka masih dalam posisi bertahannya, yaitu memeluk lututnya sendiri sambil menenggelamkan wajahnya di sana.

Afka sama sekali tidak berniat untuk beranjak dari sana, apalagi untuk pergi menemui mamihnya. Bisa-bisa mamihnya khawatir dan akan terus bertanya padanya.

Randelle. Gadis yang sejak tadi Afka cari akhirnya datang juga. Randelle berdiri di depan Afka dengan raut sedih dan khawatir. Apalagi melihat kondisi Afka saat ini.

Sedangkan Afka masih belum menyadari kehadiran Randelle karena laki-laki itu masih menenggelamkam wajahnya.

Maaf, Afka.

Lagi-lagi Randelle mengecewakan Afka. Randelle bisa melihat badan Afka yang gemetar. Entah itu karena kedinginan atau karena sedang menangis.

Randelle mengubah posisi menjadi berjongkok di depan Afka. Menghapus jarak dengan Afka, Randelle memeluk erat tubuh Afka.

Kemudian, Randelle memejamkan matanya untuk menyerap rasa dingin dari tubuh Afka dan berpindah ke tubuhnya.

Afka tersentak kaget ketika badannya seketika menghangat dan seragamnya pun tidak basah lagi. Afka mendongakkan wajahnya dan terkejut ketika melihat wajah Randelle yang berada tepat di depannya.

"Randelle?" bisik Afka. Randelle ingin bergerak melepaskan pelukannya, namun tertahan oleh Afka yang membalas pelukan Randelle dengan sangat erat.

Randelle tertegun ketika mendengar suara isakan yang berasal dari Afka. Ya, Afka menangis di pelukan Randelle.

Randelle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang