Leon berjalan menyusuri koridor sekolah dengan tangan kanan yang menggandeng tangan Yoora. Sepanjang koridor, Leon menikmati setiap langkahnya.
Masih pagi dan sepi, membuat keduanya merasa kalau dunia hanya milik mereka.
"Maaf, jemputnya kepagian"
"Gapapa, biasanya aku juga pagi dateng ke sekolah"
"Oh iya, ngomong-ngomong tadi rumah kamu?"
Yoora menggeleng, "Bukan, itu rumah nenek"
"Aku disana semalem. Soalnya Mama ada urusan, aku takut dirumah sendirian"
Leon mengangguk paham"Ekheem" Leon dan Yoora menoleh
"Kak, tumben lo udah dateng" ucap Leon ramah
"Gue pengen aja" mata Deon menatap Yoora. Sedangkan Yoora sangat gugup, apalagi setelah tau kalau Deon juga menyukainya. Membuat Yoora sangat canggung.
"Kalian berdua pacaran?" Leon mengangguk
"Harusnya lo traktir gue dong"
"Traktir gue di kantin nanti siang""Tenang aja, gue traktir sepuas lo Kak. Kalo perlu sama Jason sekalian"
"Gue pengennya makan bertiga,"
"Oh, ya udah. Nanti gue tunggu di kantin pas istirahat"
"Oke. Gue cabut dulu, good luck kalian berdua"
-
Sean harus mempersiapkan mental nya hari ini. Karna sudah dipastikan dia akan mendapatkan hinaan yang lebih parah kali ini.
Sunghoon menghampiri Sean di kelasnya dia tengah duduk di bangku nya dan melamun.
"Sean, kok Kakak telfon ga diangkat" Sunghoon duduk disebelah Sean
Belum sempat Sean menjawab pertanyaan Sunghoon, telinga Sean tiba-tiba memanas ketika orang-orang kembali membicarakannya.
Kalo gue jadi pacarnya pasti malu
Ternyata Sean ibunya udah meninggal
Gue denger-denger ibunya meninggal kecelakaan, gara-gara minta cerai sama ayahnya
Jadi sekarang Sean ga punya ibu?
Lo tau ga, tadi Sean dianterin bokapnya yang tukang selingkuh itu.
Bisikan-bisikan itu seolah membunuh hati Sean. Matanya perih dan dadanya sesak, Sunghoon yang mendengar pun ikut tersulut emosi.
Brakk!
Sunghoon berdiri, tangannya memukul meja dengan keras. Matanya menatap semua orang yang membicarakan Sean.
"Kalian tau apa, hah!?"
"Apa kalian tau kehidupan Sean gimana, sampe kalian berani ngomongin masalah pribadinya!"Tangan Sean menyentuh jemari Sunghoon, tangannya dingin. Sean mencoba menghentikan Sunghoon
"Kalian ga berhak ikut campur urusan Sean!"
"Jadi mulai sekarang siapapun yang berani ngomongin Sean, berarti lo ada urusan sama gue!"Sunghoon meraih tangan Sean lalu membawanya pergi dari kelas. Sedangkan Sean hanya bisa menangis kala tangan Sunghoon menggenggam erat tangannya.
"Kak," suara serak Sean barusan berhasil membuat langkah mereka berhenti
Sunghoon melihat wajah Sean yang memerah, air matanya tak kunjung reda. Sunghoon menatap dalam katup mata sayu Sean yang sembab. Hatinya ikut sakit ketika melihat gadisnya seperti ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
T H E P E R F E C T D A D [Sequel "MY HUSBAND"]
No Ficción- The deepest wound and regret at the end of a father-