Jam makan siang, Kaira menemui Heeseung untuk membahas tentang lamarannya.
Kaira sudah menentukan pilihannya, dia berharap tak salah jalan dan keputusannya benar.Dengan langkah pelan, Deon menghampiri Kaira yang sedang membuat makan malam untuk anak-anaknya. Deon berniat mengagetkan Kaira tapi gagal karna Kaira menoleh lebih dulu.
"Kenapa jalannya pelan, mau ngagetin mami?"
Deon menggaruk tengkuknya dan mendekati Kaira.
"Hehe, niatnya gitu tapi mami nengok duluan""Leon mana?"
"Belum pulang"
Deon mengamati Kaira, Deon bisa menebak kalau Kaira sedang murung.
"Mami udah ketemu om Heeseung?""Udah, tadi siang"
"Mami udah kasih jawaban buat om Heeseung?" Kaira mengangguk pelan.
"Mami mau?"
Kaira tak menjawab, tapi dia menatap Deon dengan senyum hangat.Deon paham apa arti senyum itu, lalu dia memeluk Kaira dan mengucapkan banyak terimakasih pada maminya, karna Deon tau apapun keputusan Kaira tak pernah membuatnya kecewa.
"Ini ada apa sih, kok peluk-pelukan ngga ngajak-ngajak Leon"
Keduanya melepaskan pelukannya,
"Leon, nanti abis makan malem kita pulang ya""Ngapain kak, bukannya malem ini jadwal kita sama mami"
"Ngga apa-apa sayang, kalian pulang aja. Kasian papi kamu"
"Tapi pengen disini dulu, soalnya papi lembur terus"
"Nanti kasih ini ke papi kamu ya" Kaira menaruh satu kotak bekal makanan diatas meja makan.
Deon dan Leon saling memandang, kemudian keduanya tersenyum.
"Iya iya, mi. Nanti Leon sampein ke papi. Ini makanan dari wanita tercinta, gitu"
"Ihh Leon, jangan godain mami deh. Udah sana pada mandi terus makan, abis itu pulang"
"Mami ngusir nih ceritanya," gerutu Deon
"Iya, mami ngusir kalian, soalnya malem ini mami mau tidur cepet"
"Kan mami gitu, masa anaknya diusir cuma gara-gara mau tidur cepet" imbuh Leon
"Kan biasanya kalian gangguin mami kalo mau tidur, dan berujung mami yang begadang"
"Hehe, yaudah deh. Mami tidur yang nyenyak malem ini, mimpiin papi ya" ucap Deon lalu berlari menuju kamar
"Ih pipi mami merah," ejek Leon
"Leon, udah sana"
"Semoga beruntung, mami cantik" ucap Leon yang juga langsung berlari menyusul Deon.
Perasaan Kaira mendadak tidak tenang malam ini. Niatnya malam ini dia ingin tidur cepat tapi malah kepikiran soal anak-anaknya yang pulang ke rumah Jake.
Kaira gusar, apa yang akan anak-anaknya katakan pada Jake malam ini.Kaira mengambil ponselnya diatas nakas. Menatap benda pipih itu dengan gugup. Kaira menggigit bibir bawahnya dan ia masih merasakan kekhawatiran.
"Pi, kapan libur?" Tanya Deon
"Mungkin besok, kenapa emang?"
"Jalan yuk. Udah lama kita ngga keluar bareng"
"Boleh. Kamu mau ngajak pacar kamu ya?"
Bukannya menjawab, Deon hanya tersenyum."Leon yang mau ajak pacar Leon" pungkas Leon
Kini, Jake dan kedua anaknya duduk dihalaman belakang rumahnya. Sesekali mereka bercanda dengan obrolan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
T H E P E R F E C T D A D [Sequel "MY HUSBAND"]
Saggistica- The deepest wound and regret at the end of a father-