🥀

1K 173 14
                                    

"sulit untuk menjalani hidup yang sudah hancur"

-Sean

Perlahan Jake menghampiri putri kesayangannya yang terlihat pucat diatas brankar. Wajahnya sangat mirip dengan Kaira saat dia tertidur. Wajah yang mungil serta mata yang sayu membuat Sean sangat terlihat hangat.

Tangan Jake meraih tangan Sean yang dipasangi infus. Jake menatap wajah Sean dengan seksama. Bagaimana bisa dia tidak tahu kalau Sean menderita selama ini.

Kondisi Sean saat dia temukan tadi, membuat Jake semakin merasa gagal menjadi seorang Ayah. Membiarkan anaknya disakiti oleh orang lain. Disentuh tanpa meminta izin. Jake tak tau apakah Sean akan baik-baik saja setelah kejadian ini.

Mata Sean terbuka, Sean benci ini. Kenapa dia masih bisa membuka mata padahal dia berharap sudah menghilang dari dunia yang kejam ini.

Sean menoleh dan menatap Jake.

"Sayang, ini Papi nak"

"Pi, Sean takut" suaranya gemetar

"Orang-orang itu.." ucapannya terhenti karena air matanya menetes.
"Orang-orang itu udah lecehin Sean"

Bibir Jake keluh, hatinya benar-benar hancur melihat Sean seperti ini.

"Sean takut ketemu siapapun"
"Sean ngga mau sekolah, Sean ngga mau ketemu temen-temen, Sean ngga mau ketemu kak Sunghoon"
"Sean malu, Pi"

"Iya sayang, iya. Papi tau Sean takut"
"Sean mau pindah sekolah?"
"Atau kita balik ke Australia lagi?"

Sean menggeleng cepat, "Sean mau mati, Sean mau mati!" Sean berontak, bahkan infus ditangannya terlepas hingga mengeluarkan darah.

"Sean jangan ngomong kaya gitu" Jake mencoba menenangkan Sean

"Sean capek, Pi. Sean udah hancur"
"Sean takut.."

"Pi, ada apa?" Deon masuk karna mendengar suara teriakan

"Panggil dokter"

Deon segera keluar untuk memanggil dokter. Lalu Leon masuk untuk membantu Jake menenangkan Sean.

"Sean jangan kaya gini" ucap Leon

"Sean, dengerin Papi. Jangan kaya gini, Papi ngga mau Sean kenapa-kenapa"

"Ada apa pak?" Dokter masuk ke ruangan Sean dengan dua perawat dibelakangnya.

"Tolong, dok" pinta Jake

"Bisa kalian keluar sebentar"

Leon membawa Jake untuk keluar, sedangkan Jake tak tega melihat Sean seperti ini.
Dokter menyuntikkan obat tidur untuk Sean. Setelah itu Sean diperiksa kembali dan mendapatkan perawatan lagi.

"Deon ngga akan maafin orang yang udah nyakitin Sean!" Deon meremas tangannya sendiri dan terlihat sangat menahan amarahnya

"Kita bakal cari" sahut Leon

Sedangkan Sunghoon, hanya duduk sembari menahan tangisannya. Dia menyesal kenapa membiarkan Sean sendiri tadi. Jisung yang disebelahnya pun mengusap punggung Sunghoon.

T H E  P E R F E C T  D A D [Sequel "MY HUSBAND"]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang