🥀

1.6K 226 33
                                    


Adeon Brian Shim dan Aleon Jayden Shim, laki-laki yang sudah mendapat gelar pria idaman para siswi disekolahnya, padahal baru beberapa hari masuk sekolah.

Deon dikenal karna sikap dinginnya yang membuat para gadis histeris, apalagi saat memasukkan bola basket kedalam ring. Aura dingin tapi sangat tampan membuat para gadis berteriak.

Sedangkan Leon, banyak diincar para siswi karna sifat ramahnya. Sifat yang mudah bergaul dan sangat manis.

Tak jarang setiap kali ia masuk kelas dimeja nya ada coklat dan hadiah kecil untuknya. Tapi walaupun begitu, Leon tak pernah berpikir untuk memanfaatkan kepopulerannya itu untuk mendapatkan gadis idamannya.

"Bro lo mau tau ga cewek cantik tapi ga aneh-aneh," ucap Jasen pada Deon yang tengah menikmati makan siangnya dikantin.

"Gue ga tertarik sama cewek, gue masih trauma," jawabnya dingin

"Tapi cewek ini beda, dia ga aneh-aneh. Gue liat selama ini dia ga pernah tuh kaya cewek-cewek lain yang kalo liat yang bening dikit udah histeris"

Deon menatap temannya itu sejenak, "Gue ga tertarik. Udah lah gue ga mau bahas cewek dulu," akhirnya ia bangkit meninggalkan Jasen sendiri di kantin.

Leon berada diperpustakaan untuk menghabiskan waktu istirahatnya kali ini. Ia memang sangat suka membaca, lain halnya dengan saudaranya yang sangat terobsesi dengan basket. Leon cemderung tidak suka berkeringat dan memilih berdiam diri dengan membaca buku diperpustakaan.

Siang ini diperpustakaan sedang sepi, karna rata-rata para siswa sedang menikmati makan siangnya dikantin.

Leon sudah hampir menghabiskan waktu istirahatnya disana. Saat sedang dalam suasana ketenangan, Leon mendengar suara tangisan gadis didalam sana. Ia langsung bangkit dan mencari suara itu.

Leon mengelilingi setiap ruangan tapi belum ia temukan suara itu, sampai akhirnya ia melihat sosok gadis yang sedang meringkuk dibelakang rak buku paling ujung. Leon mendekati gadis itu dengan hati-hati.

Gadis itu belum menyadari keberadaan Leon dan terus menangis.

"Kok nangis disini?" Ucap Leon pelan, gadis itu mendongak dan buru-buru ia menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipinya.

"Emm maaf aku ganggu," gadis itu langsung bangkit dan beranjak, tapi belum sampai melangkah, Leon mencekal tangannya

"Tunggu," gadis itu menoleh

"Jangan suka nangis disini, karna ini perpustakaan, aku sering kesini jadi aku bisa denger kamu nangis," ucap Leon, gadis itu tampak memperhatikan wajah tampan Leon, ditambah Leon memperlihatkan Dimple miliknya pada gadis itu

"Kalo mau nangis, di rooftop aja. Kalo kamu ga punya temen buat cerita, cari aku aja" lanjutnya

"Maaf, aku harus pergi" ucap gadis itu lalu pergi. Tapi sebelum itu Leon melihat tag name gadis itu

"Kim Yoora," gumam Leon lalu tersenyum, "Namanya lucu,"

-

"Sean, kamu ga capek jalan kaki kaya gini?" Ucap Sunghoon ditengah-tengah perjalanannya bersama Sean

"Dibrisbane aku udah biasa jalan kaki sama Mami kalo mau belanja, ga jauh kok"

"Ya udah sini Kakak gandeng, biar ga ilang" Sunghoon menggandeng Sean menuju Kafe yang tak jauh dari sekolah mereka

"Kak abis ini kita jalan ke Mall ya?"

"Iya, nanti kita jalan. Sampe Sean puas deh bakal Kakak temenin"

"Ihh Kak Sunghoon baik deh,"

"Apa sih yang engga buat Sean," Sunghoon mencubit pipi Sean dengan gemas

"Oh iya Kak, gimana kabar Om Kai? Sean udah lama ga liat Om"

"Papa baik, mau ketemu?" Sean mengangguk antusias, "Mau dong"

"Besok ya, pulang sekolah Kakak ajak kerumah, sekalian ketemu Mama"

"Iya Kak"

Setelah mereka selesai makan, Sunghoon mengajak Sean jalan-jalan diMall. Seperti yang Sunghoon bilang, ia akan menemani Sean sampai Sean merasa puas.

"Kak aku pengen kesana," Sean menunjuk salah satu tempat dimana dulu ia sering habiskan bersama keluarganya dibrisbane.

"Mau main skating?" Ajak Sunghoon, "Iya kak, Sean kangen tempat skating,"

"Yuk!!" Sunghoon langsung menarik Sean ke area skating.

"Tunggu Kak," Sean berhenti melangkah saat matanya tertuju pada objek yang membuatnya penasaran

"Kenapa?" Tanpa menjawab pertanyaan Sunghoon, Sean berlari kearah yang membuatnya tak percaya

"Papi," Jake yang sedang bermain-main dengan seorang gadis kecil ditempat yang sama itu pun terkejut melihat anaknya disana.

"Sean?,"

"Papi dia siapa?" Tanya Sean ketika melihat anak berumur enam tahun yang Jake gandeng

"Pa, dia siapa?" Tanya gadis kecil itu

"Pi, dia siapa!? Jawab Sean Pi,"

"Dia,"

"Sayang ayo kita pulang," tiba-tiba seorang wanita datang, Sean semakin terkejut

"Papi," mata Sean berkaca-kaca melihat hal yang selama ini Jake sembunyikan

"Sean, Papi bisa jelasin" Jake mencoba menenangkan Sean

"Apa yang perlu Papi jelasin!! Disini udah jelas Papi selingkuh! Papi jahat!! Sean benci Papi!!" Sean berlari meninggalkan Jake, dan Sunghoon pun mengejarnya

"Sean, tunggu Papi!! Sean!!" Jake mencoba mengejar Sean, tapi Sean tak mau mendengarkannya

"Sean! Tunggu," Sunghoon pun mendapatkan Sean, dan langsung memeluknya

"Kak," Sunghoon memeluk tubuh gadis itu dengan lembut

"Papi,"

"Iya, kakak tau. Tapi dengerin penjelasan Papi kamu dulu ya," Sean menggeleng

"Papi jahat kak,"

Sunghoon tak bisa berbuat apa-apa saat ini, ia hanya bisa membiarkan Sean menangis didadanya sampai ia merasa lebih baik.

Plak

Satu tamparan keras berhasil mendarat diwajah Jake.

Kaira mengetahui tentang apa yang Sean lihat tadi. Sean langsung menceritakan semua kepada Kaira.

Sean ingin marah pada Kaira dan kedua Kakaknya, tapi untuk saat ini Sean tak bisa.

"Jake, kamu ga punya perasaan! Apa yang kamu lakuin itu bener-bener nyakitin. Selama tujuh tahun ini aku udah nahan sakit hati, aku bertahan sama kamu karna ga pengen anak-anak jadi korban kebodohan orang tuanya. Aku berusaha buat nutupin ini dari anak-anak, tapi kamu malah seenaknya jalan sama anak dan selingkuhan kamu itu didepan Sean!" Mata Kaira mulai basah, ia sangat sakit hati kali ini

"Apa kamu pikir Sean ga akan trauma mentalnya setelah liat kamu pergi sama wanita lain terus kamu punya anak sama wanita itu! Apa kamu pikirin perasaan aku sama anak-anak Jake! Jangan pernah kamu sakitin mereka, udah cukup kamu sakitin aku selama ini Jake!!"

"Pernikahan kita selama delapan belas tahun ini cuma kebohongan, kamu bersikap baik sama aku bukan karna perasaan kamu, kamu cuma ga pengen nolak permintaan orang tua kamu, iya kan!? Jawab Jake!!"

Jake yang sedari tadi diam, karna perasaannya sangat bersalah.

"Kaira aku bener-bener sayang sama kamu! Aku cinta sama kamu! Dan soal anak itu, itu aku ga lakuin dengan sengaja" tepis Jake

"Ga sengaja kamu bilang! Apa kamu pikir ini semua permaian, apa kamu pikir perasaan aku juga mainan. Kamu udah punya keluarga Jake, harusnya kamu mikir"

"Aku janji bakal selesain ini semua, aku janji!" Ucap Jake memohon pada Kaira

"Kali ini aku ga maafin kamu Jake, aku udah sakit hati liat anak-anak yang terus jadi korban kamu" Kaira diam sejenak, menetralkan air matanya

"Aku mau pisah!!"

T H E  P E R F E C T  D A D [Sequel "MY HUSBAND"]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang