Kehilangan

51 9 1
                                    

"Saya & pihak rumah sakit meminta maaf sebelumnya. Kami sudah berusaha keras menyelamatkan pasien,namun pasien tidak tertolong. Pembuluh darah di otak pasien pecah"ucap Dokter

Illy menggelengkan kepalanya"Maksud dokter pacar saya?"tanya Illy memastikan,agar semua yang dia dengar tentang Agam tidak benar.

"Maafkan kami,kami sudah berusaha. Pasien meninggal dunia"ucap dokter lagi.

Ibu Agam langsung menangis dipelukan Ayah Agam sedangkan Illy terkulai lemah merosot kebawah dengan air mata yang tidak terbendung lagi,namun secara tiba tiba ada yang memeluk dirinya ditengah tangisnya yang pecah. Tanpa tau siapa yang sedang memeluknya,tanpa melihat seseorang itu,Illy membalas pelukannya & memasukkan kepalanya kedada bidang orang itu dengan kembali menangis disana. "Dia meninggalkan aku,dia meninggalkan aku sendiri"teriak Illy dalam tangisnya namun orang itu hanya diam dengan membiarkan Illy menangis didalam peluknya.

"Kamu harus kuat"ucapnya setelah melihat Illy sudah mulai tenang didalam pelukannya.

Illy membelalakkan matanya ketika mengetahui suara itu,suara yang sangat dia kenal. Dengan cepat Illy menengadahkan kepalanya keatas & langsung melepaskan pelukannya ketika orang itu benar benar seseorang yang dia kenal.

"Nga ... Ngapain kamu disini?"tanya Illy pada Ali. Orang yang memeluknya tadi.

"Aku mau jenguk agam. Dia kan sahabatku"jawab Ali pada Illy.

Illy kembali menangis"dia sudah pergi,dia ninggalin aku Ali"setelah berucap Illy langsung berdiri & berlari memasuki ruang ICU untuk menemui Agam & melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya. Illy mendekati Agam yang terkujur kaku diatas bangkar dengan wajah tenang & senyum yang menawan jelas dilihat oleh Illy yang saat ini menangis disampingnya. Illy memegang wajah Agam sambil terpaksa tersenyum"kamu cuma tidur kan Ay,kamu gak ninggalin aku kan? Kita udah janji loh ay untuk bareng bareng,wisuda sama sama,foto paka baju toga bareng. Ay bangun,ayo kita bentar lagi wisuda,bentar lagi ay,bangun ay,bangunnnnnn"teriak Illy sambil mengguncang badan kaku Agam.

Ali menarik tangan Illy yang berada ditubuh Agam"Illy,udah jangan kek gini. Agan akan sedih melihat kamu kek gini"ucap Ali pada Illy sambil menarik badan Illy kembali dalam pelukannya.

Illy hanya pasrah dengan perlakuan Ali padanya"Agam udah janji sama aku Li kalau dia gak bakal ninggalin aku"ucap Illy masih dalam tangis namun saat ini terlihat lebih tenang.

"Kita tidak tau Ly takdir berkata apa. Mungkin Allah memberi jalan terbaik buat kamu & Agam saat ini. Ikhlaskan lah dia,berdoa agar dia diterima disisiNya"ucap Ali

"Huh"pelan Illy melepas pelukan Ali darinya,menghapus air matanya & kembali menghampiri Agam dengan memegang kembali wajahnya sambil tersenyum sayu dengan air mata yang masih mengalir"ay,makasih ya udah jadi laki laki terbaik buatku,aku beruntung banget bisa pernah ada dihari hari kamu. Maaf ya ay belum bisa menjadi wanita yang kamu inginkan"Illy menghapus air matanya yang ingin jatuh"tenang ya ay disana,aku disini akan kuat kok,aku ikhlas"ujar Illy kembali tersedu namun kali ini bukan Ali yang dia peluk melainkan ibu Agam yang juga sedang menangis tepat dibelakang tubuhnya.

Sementara Illy menangis dipelukan ibu Agam,Ali mendekati tubuh kaku Agam"bro cepat banget lo ninggalin gue"Ali tersenyum kecut menahan tangisnya"maafin gue bro & makasih udah jadi sahabat paling baik. Lo gak nganter gue pergi malah gue yang antar lo pergi,kali ini gak balik lagi ya bro. Tenang disana bro"usai berucap Ali langsung pergi meninggalkan ruang ICU untuk keluar,menangis disana sejadi jadinya.
Disini Ali benar benar merasa sendiri,tak bisa berbuat apa apa yang biasa selalu dibantu oleh Agam dalam keadaan apapun. Dia yang ingin pergi namun malah Agam yang pergi meninggalkannya tanpa kembali lagi untuk selamanya. Tapi semua sudah terjadi,bahkan saat ini Ali pun tidak tau bagaimana kecelakaan itu terjadi sehingga membuat Agam meninggal.

"Li"Illy memegang pundak Ali yang terguncang karena menangis,Ali menghembuskan nafas kasar & berbalik kearah Illy dengan air mata yang masih mengalir & wajah yang benar benar basah karena air mata"kenapa?"tanya  Illy ketika melihat Ali menangis,padahal Illy sudah tau jawabannya tanpa harus dijawab oleh Ali. Namun Illy hanya ingin tau dari mulut Ali saat ini.

"Aku gak papa Ly"jawab Ali menghapus air matanya sambil tersenyum kecut memandang Illy.

Illy memegang pundak Ali & mengusapnya"dulu pundak ini selalu ada kala aku menangis bahkan tertawa,sekarang pun begitu. Dia tidak membiarkan aku menangis sendiri"kemudian Illy menepuk pundak kanannya"sekarang giliran pundak ini yang ingin menjadi sandaran kamu"ucap Illy pada Ali

Ali memejam matanya,menghembuskan pelan nafasnya & menjatuhkan pelan kepalanya dipundak Illy. Kembali menangis disana tanpa suara,hanya bahunya yang kembali bergetar"menangis lah Ali sepuas kamu,agar sesak dada kamu berkurang"ucap Illy lagi sambil mengusap pundak Ali

"Padahal malam ini aku juga ingin pamit padanya tapi dia yang lebih dulu pergi tanpa pamit"ujar Ali terbata dengan masih kepala yang berada dipundak Illy.

"Itu bearti kamu gak diizinin pergi sama dia,Li"

Ali mengangkat kepalanya dari pundak Illy"gak bisa Ly,aku harus pergi"ucap Ali

"Tega kamu Li,ninggalin aku. Agam udah pergi ninggalin aku,kamu juga mau pergi"

"Aku bakal balik Illy"

"Harus pergi Ali?"

"Gak ada alasan Ly aku bertahan disini"

Illy memandang sinis kearah Ali & langsung mendorong tubuh Ali kearah tembok"pergi sana Ali,gak usah peduliin aku. Pergi lagi aja,jangan pernah kembali"ucap Illy tersendat karena menahan tangis kembali

"Ly"

"Pergi"tanpa membiarkan Ali menjelaskan Illy sudah mengusirnya tanpa mau melihat kembali wajah Ali.

Ali yang sudah tidak bisa menjelaskan apapun pada Illy kemudian dia langsung pergi meninggalkan Illy & Jenazah Agam yang masih berasa diruang ICU tanpa mau menunggu jenazah Agam dibereskan.
Dia menuruti kemauan Illy yang menyuruhnya pergi,bahkan kembali tanpa pamit.
Sepeninggal Ali,Illy berbalik arah berharap Ali masih berdiri dibelakangnya namun pada nyatanya Ali sudah tidak ada,Ali sudah pergi meninggalkannya. Dia benar benar pergi & disini Illy kembali kehilangan orang yang dia sayang sekali lagi,bukan sekali lagi tapi sekian kali. Dulu Ali juga meninggalkannya,bukan meninggalkan tapi ditinggalkan oleh Illy,sekarang Agam,kemudian Ali lagi yang meninggalkannya.
Illy menangis terduduk dilantai rumah sakit meratapi nasibnya yang sekarang begitu miris karena ditinggal ataukah kembali ditinggal. Dia bukan hanya sedih ditinggal Agam tapi juga sedih ditinggal Ali.

"Tuhan kenapa ini begitu sakit,kenapa ini kembali padaku. Apa aku harus menjadi Zulaikha saja agar aku tidak kembali kehilangan"Illy menyandarkan kepalanya ketembok rumah sakit"iya seharusnya aku menjadi Zulaikha saja yang menyerahkan semuanya padaNya atas cintaku,agar aku tidak seperti ini yang lagi lagi kehilangan,yang lagi lagi sakit karena cinta"ucap Illy dalam tangisnya.

Illy berdiri dari duduknya ketika bangkar Agam keluar dari ruang ICU untuk dibawa kekamar mayat. Illy berusaha ikhlas dengan kepergian Agam yang tidak akan pernah kembali selamanya,walau hati Illy tak ikhlas saat Ali ingin pergi meninggalkannya namun saat ini dia fokus saja dulu kejenazah Agam urusan dengan Ali bisa nanti saja diurus. Tapi apa juga yang mau diluruskan,statusnya dengan Ali sekarang bukan siapa siapa & Illy tak ada hak juga untuk melarang Ali pergi.

Illy pernah menjadi Fatimah yang mencintai dalam diam,juga pernah menjadi Khadijah yang menyatakan cintanya lebih dulu,namun semenjak kejadian ditinggalkan ini,Illy kembali ingin menjadi Zulaikha saja yang mengejar cinta Allah agar dia tidak pernah kembali berhadapan dengan perpisahan.


Banjarmasin,17 April 2024
Muna Fazri

RAHASIA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang