Pasrah

45 9 1
                                    

Agam sudah dimakamkan namun Illy masih tetap setia berada dipusara terakhirnya,memandang batu nisan bertuliskan nama Agam dengan menahan tangis.
Sepanjang proses pemakaman Illy memang terlihat tabah,tidak sedikitpun dia menangis namun air mata yang keluar adalah dihatinya bahkan jiwanya. Terlihat tegar namun pada nyatanya dia hampir tidak bisa bernafas menahan sesak itu.
Saat ini Agam sudah tenang disana,disisi Allah & bahagia,yang tertinggal hanya kenangan ketika bersama. Kenangan yang tidak pernah terlupa oleh apapun & tetap membekas direlung hati.

"Terimakasih ay atas cinta kamu selama ini,aku beruntung memiliki kamu"ucap Illy dengan suara terbata menahan tangis namun air matanya kembali keluar & mengalir membasahi wajahnya yang benar benar sayu,walau tanpa polesan make up namun tetap terlihat cantik.

Dipusara Agam,Illy melihat seseorang yang berjongkok dihadapannya namun tidak sedikit pun memandangnya. Dia memandangi batu nisan Agam & memegangnya.

"Lo udah bahagia ya bro disana,yang tenang bro. Makasih udah menjadi sahabat terbaik gue yang selalu mengerti gue"Ali mengambil segenggam tanah dipusara Agam & meremasnya hingga jatuh sedikit demi sedikit"gue mau pamit Gam,gue mau pergi ninggalin kota ini. Biar kita udah gak bareng lo tetap sahabat gue"ucap Ali terisak yang tidak sangup menahan sesak didadanya yang teramat.

Melihat Ali menangis,Illy pun kembali ikut menangis. Illy mengusap air matanya & berjongkok disamping Ali yang juga ikut berjongkok. Melihat Illy berjongkok Ali dengan cepat menghapus air matanya agar tidak terlihat oleh Illy kalau dirinya menangis.

"Agam tidak pernah memberi tahuku kalau sahabatnya adalah kamu. Dia cuma memberi tahuku kalau dia punya sahabat yang dulu juga satu sekolah dengan kami namun ketika aku bertanya siapa,dia hanya menjawab aku akan tau suatu saat nanti"ucap Ily pada Ali namun dengan pandangan yang lurus kepusara Agam.

Ali tersenyum mendengar ucapan Illy"jangankan kamu. Aku saja tidak pernah tau kamu adalah kekasih Agam,aku cuma tau ceritanya saja Ly"Ali memejamkan matanya sejenak"Agam begitu rapat menyimpan rahasia ini pada kita,mungkin agar salah satu dari kita tidak tersakiti lagi"ucap Ali tersenyum miris.

Illy menoleh pada Ali cepat"tersakiti?"tanya Illy pada Ali.

"Mungkin"usai berucap Ali langsung berdiri"aku duluan Ly,aku harus pergi"pamit Ali dengan tatapan kosong kedepan tanpa berniat menatap Illy.

"Aku pernah meminta untuk kamu tidak pergi,tapi itu bukan hak aku. Pergi lah mungkin di sana kamu bisa menemukan jalan terbaik buat kembali atau tidak sama sekali"ucap Illy pasrah

Ali terpaksa menunduk melihat Illy yang masih berjongkok didepan pusara Agam dengan tatapan masih ke depan,Ali memegang bahu Illy pelan yang membuatnya menengadah menatap kearah Ali yang mengangguk.
Seperti diaba aba Illy berdiri menghadap kearah Ali,Ali memegang tangan Ily"Aku mencintai kamu Illy,dari dulu hingga sekarang & cinta itu tidak pernah berubah sedikit pun bahkan berkurang"Ali menarik nafas pelan lalu menghembuskannya perlahan"Agam sekarang sebagai saksi itu & dia mengetahui cinta itu,namun tidak mengetahui siapa wanita yang aku cinta walau dia mengetahui masa lalu kita"ucap Ali

Illy yang masih memandang Ali menghembuskan nafas kasar"bukan tidak mengetahui. Tapi mungkin dia sengaja tidak menanyakan itu padamu karena dia tau siapa wanita itu"ucap Illy

"Biarlah semua sudah berlalu,Agam sudah mendapatkan tempat bahagia baru di sana. Kamu juga harus bahagia"

Illy tersenyum sinis & memundurkan tubuhnya dari tubuh Ali"bahagia aku telah pergi,Ali. Dia sudah ditumpuk dengan tanah & bahagiaku yang satu juga akan pergi lagi,setelah sekian lama tidak ada kabar. Seharusnya tidak usah kembali kalau untuk pergi lagi"ucap Illy kembali menangis

Ali mendekati Illy & menangkup pipinya dengan kedua tangannya"aku tidak akan meninggalkan kamu lagi,aku akan kembali. Aku pergi hanya untuk memantaskan diri,kalau memang diizinkan untuk menjadi bagian dari kamu lagi aku akan kembali dengan restu dariNya"Ali memandang keatas langit"aku tidak akan merebutmu dari siapapun,kalau memang kita direstui dengan siapapun kamu setelah aku pergi nanti,senyaman apapun kamu dengan orang yang menggantikan Agam disisi kamu,kamu akan kembali denganku"ucap Ali lalu mengecup kening Illy lembut.
Illy memejamkan matanya merasakan kecupan hangat dikeningnya & menikmatinya karena setelah ini tidak ada lagi rasa itu,yang tersisa hanya bekasnya saja,bahkan hembusan nafasnya saja akan selalu Illy rindukan karena dia orang yang mampu membuat Illy mengerti arti mencintai sekaligus membenci.

Ali melepas pelan kecupannya"aku pamit ya,kamu harus bahagia"ucap Ali lalu berbalik & pergi meninggalkan Illy tanpa menoleh lagi dengan air guncangan dibahunya yang tanpa Illy ketahui Ali menangis meninggalkan Illy ketika kesempatan untuk bersama itu ada namun dia sudah bertekat untuk memantaskan diri sebelum dia kembali dengan cinta atas restuNya.

Illy pun tidak mencegahnya agar tidak pergi,bukan membiarkannya pergi namun Illy hanya membiarkan perasaannya saat ini tenang.

Hati Illy patah sekaligus remuk,dia hari ini kehilangan dua orang sekaligus. Agam & Ali.
Dua orang yang begitu membekas dalam hatinya,dua orang yang kenangannya begitu banyak,sehingga dia tidak bisa memberi ruang lagi untuk orang lain selain salah satu dari dua orang ini.
Agam sekarang sudah tidak bisa dia genggam lagi,Illy hanya berharap dari Ali yang akan kembali & menjadi tempat pelabuhan hatinya. Namun sebelum harapan itu menjadi terwujud,Illy akan meminta restuNya terlebih dahulu seperti kata Ali tadi karena restu dariNya akan membawa bahagia pada cinta mereka.

Sepeninggal Ali,Illy kembali berjongkok menghadap ke pusara Agam & tersenyum miris sambil memegang batu nisan yang bertuliskan nama panjang Agam beserta Bin,Tanggal lahir & tanggal wafatnya. Illy memandang batu nisan itu tidak berkedip masih dengan senyum yang terpaksa dikembangkannya dalam tangisnya"kamu pasti dengar kan obrolan dengan Ali tadi,kamu cemburu ya,sedih ya? Aku minta maaf ya Ay,aku menyakiti kamu. Jujur selama bersama kamu aku memang sangat bahagia,tapi setengah hatiku masih ada nama Ali. Selama ini aku tidak berani jujur akan hal itu,karena aku tidak ingin menyakiti kamu yang begitu mencintai aku"sekali lagi maafkan aku Agam,aku yakin di sana kamu akan sangat bahagia"usai berucap Illy berdiri"aku pamit pulang dulu ya,nanti aku kesini lagi. Bahagia terus kekasih terbaikku"ucap Illy kemudian beranjak pergi dari pemakaman Agam.

Sesampainya di rumah,Illy disambut oleh sahabatnya Nona yang sudah menunggunya sejak tadi dengan perasaan tidak karuan karena Illy tidak kunjung pulang. Dia disambut pelukan hangat dari Nona & kembali menangis setelah sekian menit tidak mengeluarkan air mata selama diperjalanan pulang dari pemakaman kerumahnya.

"Tabah Illy ikhlaskan kepergian Agam"ucap Nona sambil mengelus punggung Illy

Illy meregangkan tubuhnya dari pelukan Nona"aku sudah ikhlas atas jalan ini. Takdir yang mempertemukan aku dengan Agam & takdir pula yang memisahkan kami,karena di setiap pertemuan akan ada perpisahan,di setiap awal pasti ada akhir. Entah itu akan bahagia atau sedih. Karena yang bersama belum tentu akan selalu bersama"Illy tersenyum samar"aku akan menyerahkan cintaku padaNya & atas restuNya,aku hanya akan berpasrah atas takdir yang diberi olehNya"ucap Illy lagi.

Menjadi seorang Aprillya Fayza Ulya itu sangat sangat tidak mudah. Melewati segala rasa perih yang dipatahkan cinta pertama dengan kebencian namun cinta itu masih melekat bersama indahnya.
Melewati fase terendah kesakitan hati sampai pada akhirnya dipertemukan dengan bahagia,namun bahagia itupun hanya sementara.
Takdir berkata lain,sekali lagi dia dipatahkan oleh kepergian sang kekasih.

Illy pernah menjadi Fatimah mencintai dalam diam,juga pernah menjadi Khadijah yang menyatakan cintanya lebih dulu,& sekarang Illy hanya ingin menjadi Zulaikha saja yang mengejar cinta Allah agar dia tak pernah kembali berhadapan dengan perpisahan.

Banjarmasin,19 April 2024
Muna Fazri


RAHASIA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang