Pergi Selamanya

58 11 2
                                        

Ditengah hujan yang lumayan deras Agam mengendarai motornya dengan begitu kencang,tanpa peduli dengan air hujan yang menerpa wajahnya yang tidak terlindungi oleh helm. Agam tidak peduli dengan dirinya yang basah kuyup,dia menangis meratapi nasibnya,nasib yang selama kurang lebih empat tahun mencintai Illy & baru dua tahun ini memilikinya,namun sayangnya selama dua tahun dia memiliki Illy dengan berusaha untuk meluluhkan hati Illy yang Agam fikir Illy sudah mulai mencintainya dengan melupakan Ali,namun pada nyatanya cinta itu masih milik Ali & selama dua tahun ini Agam hanya memiliki raga Illy.
Menangis ditengah hujan sambil mengendarai motor yang lumayan kencang dengan tanpa helm,sebenarnya itu sangat bahaya untuk Agam namun saat ini dia bahkan tidak peduli akan hal itu,saat ini rasa perih dihatinya lah yang membuatnya tidak peduli pada diri sendiri.

'Tiiiiitttt'

'Chiiiiitttttt'

Decitan ban yang direm mendadak ditengah jalanan yang licin dengan hujan yang masih lumayan deras membuat kedua pengendara terkejut.

"Eh lo bosan hidup ya" Maki seseorang yang berada didalam mobil dengan kaca mobil yang terbuka ketika Agam berhenti mendadak.

Agam menoleh kearah orang itu,tidak berbicara sepatah katapun. Dia kembali mengendarai laju motornya tanpa peduli orang yang berada dimobil itu yang tadi memakinya.
Akibat laju motor yang dikendarainya,Agam tidak bisa menghindari mobil yang datang dari arah kanan jalan sehingga membuat keduanya ingin bertabrakan namun bisa dihindari. Sisopir mobil dengan membunyikan klaksonnya dengan langsung memutar setirnya kearah kiri jalan sedangkan Agam yang kaget dengan bunyi klakson secara refleks membelokan stang motornya kekiri jalan juga namun tidak terjatuh.
Tanpa peduli makian sopir itu Agam langsung pergi menancapkan gas motornya kembali ditengah hujan.

"Kenapa aku harus tau semua ini"teriaknya dideras hujan dengan tangis yang mulai mengisak. Walau hujan lumayan deras namun tetap tidak dihiraukan oleh Agam yang terus melajukan motornya.

Agam sangat menyesal mengikuti Illy pergi bertemu dengan Ali,dia harus mendengar semua yang tidak seharusnya dia dengar & tidak mau dia dengar,namun semua sudah terjadi. Agam mendengar semua obrolan Illy & Ali,yang membuatnya teramat hancur saat ini & hanya deras hujan lah yang mengerti hancurnya hatinya saat ini sehingga setia menemani Agam menangis digelapnya malam.

Cittttttt ... Bruaaaakkkk ... Prangggg ...

Illy yang saat itu masih bersama Ali,tiba-tiba melepaskan gelas yang berada digenggamannya sehingga gelas itu terjatuh dengan langsung memegang dadanya yang terasa nyeri secara tiba-tiba.

"Awwww ... Astaga"teriak Illy

Ali terkejut dengan gelas yang pecah & bergegas menyuruh Illy berdiri dari duduknya agar tidak terkena beling pecahan gelas itu.

"Pelayan"Ali berteriak memanggil pelayan dari cafe itu & meminta pecahan gelas itu dibersihkan"mba,tolong bersihkan pecahannya ya,nanti kami bayar beserta kerugian gelas yang pecah. Terimakasih"Ali memandang Illy dengan bingung"kamu kenapa?"tanyanya pada Illy yang masih memegang dadanya yang nyeri.

"Gak tau Li,tiba-tiba aja dadaku nyeri"ucap Illy sambil memegang dadanya.

"Kita pulang sekarang,tapi diluar masih hujan Ly"

Namun belum sempat menjawab pertanyaan Ali,handphone Illy berdering,tanda ada panggilan masuk. Illy bergegas mengambil handphonenya yang berada didalam tasnya & disana tertera nama dari ibu Agam"halo bu"ucap Illy

"Illy,Wira kecelakaan"

"Apa bu kecelakaan?"sekali lagi Illy bertanya pada mama Agam soal apa yang dia dengar karena takut salah dengar

RAHASIA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang