Part 4

1.3K 163 69
                                    

Erase

 




Lea menjadi yang pertama kali bangun di pagi itu. Gadis itu menggeliat kecil sebelum membuka kedua matanya dengan perlahan. Hal pertama yang dilihatnya saat bangun adalah sosok Minho yang tertidur sambil memeluknya.

Lea terdiam selama beberapa menit. Dia masih belum mau bangun dan justru asyik memperhatikan wajah damai Minho yang berada tepat di depan wajahnya dengan seksama.

Mata Lea menyusuri setiap lekuk dan struktur wajah Minho. Dia memperhatikan hidung mancung Minho, kedua alisnya, bulu matanya, hingga rahang tegas pemuda itu. Jika dilihat sedekat ini, Minho terlihat tidak terlalu buruk.

Lea jadi penasaran. Sudah berapa banyak gadis yang jatuh cinta pada pemuda itu?

Perhatian Lea berakhir di bibir kissable Minho. Hatinya tergelitik untuk mengelus daging kenyal itu. Namun dia mengurungkannya karena Minho tiba-tiba menggeliat kecil. Lea mengira pemuda itu telah bangun. Namun nyatanya Minho kembali tertidur pulas.

Lea tersenyum tipis. Meski telah sering tidur bersama, dia masih saja menganggap wajah Minho saat tidur itu sangat lucu dan imut.

Tanpa sadar Lea mengangkat tangannya. Dia ingin mengelus wajah Minho. Namun bayangan Newt seketika muncul di kepalanya dengan tiba-tiba.

Lea menurunkan tangan. Perasaannya berubah murung. Dalam hati, gadis itu merutuki hal bodoh yang hendak dilakukannya barusan. Sungguh, dia merasa malu.

Masih dengan pikiran yang berkecamuk, Lea memutuskan untuk segera bangun. Dengan sangat hati-hati dan perlahan, dia mencoba memindahkan tangan kekar Minho yang melingkari pinggangnya dan turun dari atas ranjang yang menjadi alas tidur mereka.

Lea segera membasuh wajahnya dengan sebaskom air yang disiapkan Sonya di sana. Namun dinginnya air itu tak kunjung bisa menenangkan pikiran dan hatinya. Bayang-bayang Newt terus memenuhi kepalanya dan itu membuat dadanya sesak lagi.

Lea menghela napas. Tiba-tiba dia jadi ingin berburu.

Lea segera menyambar jaket dan juga busurnya. Dia melakukan persiapan dengan sangat cepat. Tak banyak yang dia bawa, karena Lea tidak berniat berburu lama-lama. Dia hanya ingin pergi sebentar untuk menenangkan pikirannya sejenak.

Minho masih belum bangun ketika Lea sudah selesai bersiap-siap. Pemuda itu tertidur sangat pulas seperti bayi. Lea sampai tidak tega untuk membangunkan Minho. Mungkin dia akan membiarkan pemuda itu tidur sedikit lebih lama lagi.

Di luar pondok, matahari masih belum terbit sepenuhnya. Langit bahkan masih sangat gelap. Safe Haven terlihat lenggang. Sebagian besar penghuninya masih tertidur. Hanya ada beberapa orang saja yang sudah bangun dan mulai keluar dari homestead. Itu pun dengan nyawa yang masih belum sepenuhnya terkumpul.

Saat Lea melewati homestead laki-laki, gadis itu melihat Gally keluar dari sana dengan wajah setengah mengantuk.

“Where are you going?” Gally memicingkan matanya saat melihat Lea yang terlihat rapi sambil membawa busurnya.

“Berburu.”

“Sepagi ini?” Gally terlihat agak kaget. “Bagaimana dengan lukamu?”

“Aku hanya luka lecet, Gally. Bukan lumpuh. Kau tidak perlu khawatir.”

“Tapi Lea-”

“Aku hanya pergi sebentar, kok. See you.”

Lea cepat-cepat meninggalkan Gally. Dia tak lagi mempedulikan apa yang hendak pemuda itu katakan. Satu-satunya yang dipikirkan Lea sekarang adalah bagaimana dia bisa mengenyahkan sesak di dadanya ini dengan segera.

BOND |Book 4: Hiraeth| (Maze Runner Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang