Part 6

1.3K 160 86
                                    


Old Stories

 



“Get away from me!”

Minho menghentikan langkah saat mendengar teriakan Lea di belakangnya. Pemuda itu menoleh dan melihat Lea berdiri tak jauh darinya sambil membidik anak panahnya.

“Lea?” kening Minho mengernyit saat melihat wajah Lea yang ketakutan. Dia buru-buru kembali dan mengecek keadaan gadis itu. “Lea, ada ap-”

Minho tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Lea tiba-tiba melepaskan anak panah menuju dirinya. Beruntung, Minho memiliki reflek yang bagus sehingga dia sempat menghindari serangan itu. Jika dia terlambat sedikit saja, sudah dipastikan anak panah itu telah menembus dadanya.

“Lea!” Minho sempat mundur ke belakang dengan mata terbelalak. Pemuda itu masih diliputi keterkejutan. Dia menatap Lea yang terduduk di bawah pohon dengan wajah yang kacau. “Hei! Kenapa kau memanahku?!”

“Cukup!” Lea seperti tidak mendengarkan ucapan Minho. Gadis itu menutup kedua telinganya dengan ekspresi penuh ketakutan. “Pergi kau, bajingan!”

Minho membeku. Lea menyebutnya apa tadi?

“Lea, kau kenapa?”

“Itu bukan salahku! Bukan aku!” Lea semakin histeris. Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Bukan aku! Bukan aku!”

“Lea, tenanglah. Kau harus tenang dulu!”

“Aarrggh!!!”

“Lea!”

Minho tidak sempat menghentikan Lea saat gadis itu tiba-tiba saja bangun dan berlari kencang. Dia berusaha memanggil gadis itu namun Lea seolah tuli. Gadis itu terus berteriak kesetanan dan berlari tak tentu arah.

“Lea, awas!”

Minho berteriak ngeri saat melihat Lea tiba-tiba jatuh ke jurang. Minho sempat mengulurkan tangan. Namun dia terlambat meraih tangan Lea. Gadis itu jatuh ke dalam jurang tepat di depan mata Minho.

“Lea!!”

Minho buru-buru berlari menuju tepi jurang. Dia sempat menghela napas lega saat menyadari jurang itu tidak terlalu dalam. Namun dia kembali panik saat melihat Lea telah pingsan di bawah sana.

Dengan jantung yang berdebar tidak karuan, Minho segera turun ke dasar jurang. Meski tidak terlalu dalam, jurang itu ternyata cukup curam. Pemuda itu bahkan hampir terpeleset saat berusaha turun.

“Lea! Oh my god…” Minho mendekati Lea yang tak sadarkan diri. Dia mengecek keadaan gadis itu. Jantung Minho seakan berhenti berdetak saat melihat Lea tidak bergerak sama sekali.

“Lea! Lea! Bangun! Please!” Minho mencoba mengguncang tubuh Lea. Namun lagi-lagi tak ada respon dari Lea. Kedua mata gadis itu masih terpejam erat.

Ketakutan mulai melingkupi Minho. Pemuda itu panik sekaligus bingung. Mereka telah jauh di dalam hutan dan tidak mungkin mencari pertolongan.

“Lea... Lea... I’m so sorry…” Minho yang kalut, mendekap tubuh Lea erat-erat. Kini dia menyesal telah meninggalkan gadis itu. “Please don’t leave me…”

***

“Lea…”

Sebuah suara berat memanggil nama Lea dengan lembut. Suara yang sangat dirindukan Lea setengah mati.

“Newt…?”

Lea berbalik dan mendapati Newt berdiri di belakangnya. Pemuda itu tersenyum lembut. Namun anehnya, Lea seakan tidak bisa melihat wajah Newt dengan jelas. Pemuda menawan itu terlihat begitu samar di mata Lea.

BOND |Book 4: Hiraeth| (Maze Runner Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang