"Wuah... Cantik sekali!" Brenda menowel pipi bayi perempuan yang berada dalam gendongan Sonya dengan gemas. Dia menatap kagum bayi itu, demikian pula dengan Lea, Harriet dan para suami mereka.
Kemarin, Sonya baru saja melahirkan anak keduanya dengan Aris. Kabar gembira itu membuat Lea dan yang lain turut bahagia dan langsung menjenguk Sonya di rumahnya. Mereka datang bersama anak-anak mereka dan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi itu.
Sonya tersenyum tipis. Wajahnya masih pucat dan dia hanya bisa bersandar pada ranjang. Namun dia senang teman-temannya datang untuk melihat bayinya. Aris juga ada di sisinya. Turut bahagia dengan kelahiran putri kecil mereka.
"Dia sangat imut!" Harriet tersenyum gemas. "Siapa namanya?"
"Arya. Namanya Arya." Jawab Aris dengan senyum yang terkembang lebar.
"Singkatan dari Aris dan Sonya." Tambah Sonya dengan nada bahagia.
"That's sweet. Really." Komentar Brenda sebelum dia kembali menowel bayi Sonya. "Aww... Lihatlah pipinya! Begitu lembut dan kenyal!"
Sonya tertawa geli. "Kalau kau mau, kau bisa memilikinya juga, Brenda."
"Aku setuju." Thomas menyahut cepat. "Kita bisa membuat satu yang seperti ini dan- aww!!!"
"Just in your mind." Brenda mendelik seram pada Thomas setelah mencubit pinggang suaminya itu dengan keras. "Aku tidak mau menambah anak lagi. Tommy dan Teresa saja sudah cukup membuatku pusing."
Thomas cemberut. Sedangkan yang lain hanya bisa tertawa melihat tingkah konyol kedua pasangan itu.
Anak-anak di sana tidak terlalu mendengarkan pembicaraan para orang tua mereka dan sibuk bermain. Namun ketika Aris mengambil Arya dari gendongan Sonya dan menempatkannya pada box bayi, anak-anak itu langsung mengikutinya. Mereka berkerumun di sekitar box itu dan menatap Arya yang tertidur dengan pandangan kagum.
"Woooww!" anak-anak berseru heboh. Mereka terlihat senang karena itu pertama kalinya mereka melihat bayi yang begitu mungil.
Lea melirik Robert. Anak pertama Aris dan Sonya itu terlihat sangat bahagia. Dia terus menatap Arya dengan mata berbinar.
"Sepertinya Robert sangat senang dengan adik kecilnya." Celetuk Lea. Dia menunduk sedikit dan tersenyum lembut menatap anak itu. "Kau sudah jadi kakak, Robert. Selamat."
Robert tersipu. "T-Terima kasih, Auntie Lea."
"Lihat! Lihat! Dia menguap!" komentar Newt dengan nada gembira.
"Aku mau lihat! Aku mau lihat!" si kembar Tommy dan Teresa melompat-lompat heboh.
"Jangan dekat-dekat. Kalian bisa membuatnya bangun." Oceh Michael cemas.
"Kurasa napasmu yang justru akan membuatnya bangun." Sarkas Newt sambil tersenyum miring. Putra Minho dan Lea itu lantas menoleh ketika adiknya Tia terus menarik lengan bajunya. "Kau mau lihat juga, Tia?"
Tia mengangguk. Newt lantas mengangkatnya sehingga Tia bisa melihat Arya sambil berpegangan pada box bayi.
"Tommy! Geser ke sana, dong. Sempit, nih. Sempit!" Teresa menggerutu pada saudara kembarnya.
"Kau saja yang geser! Aku juga sempit!"
"Geser! Geser!"
"Auntie Sonya, apa dia sering pup?" tanya Tia dengan tatapan polos.
Keributan yang dibuat anak-anak membuat Arya terbangun. Bayi itu mulai menangis karena box bayinya terus terguncang karena tingkah heboh anak-anak yang mengerumuninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOND |Book 4: Hiraeth| (Maze Runner Fanfiction) [END]
Fiksi PenggemarIni adalah cerita tentang bagaimana Lea menyembuhkan luka di hatinya setelah kepergian Newt aka Thomas Sangster. Warning: Minho x Lea All characters of Maze Runner belongs to James Dashner. Some OC added #romance #petualangan #aksi