00 ; hope [ flashback ]

940 116 3
                                    

maaf ya masih flashback dulu eheh

aku up kali ini juga cukup panjang
typo berterbaran kayaknya ;)

happy reading!

***


Minjeong terduduk diatas ranjangnya menghadap kearah pintu balkon yang tertutup, hari mulai gelap diiringi dengan hujan. Minjeong sesekali menyeka air matanya dengan sebelah tangannya mengusap perutnya.

Masih terbayang akan wajah Jaemin yang terluka akibat Papa nya, ia merasa bersalah kenapa datang disaat Jaemin sudah terhuyung lemas.

Sebenarnya ia tidak mengetahui jika Jaemin akan datang kerumahnya, ia baru menyadari ketika mendengar suara Papa nya yang terdengar marah dari lantai bawah, Karena itu ia berfikir jika Jaemin datang ke rumahnya hingga akhirnya Minjeong meminta dibukakan pintu dengan mengetuk, dan berusaha menobraknya bekali-kali berharap ada yang membukakan pintu kamarnya.

Ia menangis dengan perasaan kesal, sampai akhirnya pintu terbuka menunjukkan sosok Taeyeon yang terdiam dengan mata memerah sama seperti dirinya yang menangis.

Ia terdiam untuk beberapa lama sampai akhirnya Taeyeon memberi kode  untuknya agar turun menghampiri Jaemin diruang tamu, saat itu pun Minjeong langsung berlari menuju lantai bawah dimana ada keberadaan Jaemin dan Papa nya.

Sedangkan Taeyeon mengikuti Minjeong dari belakang dengan sedikit khawatir karena putrinya berlari dengan kondisi sedang mengandung.

Minjeong memang menyesal akan dirinya yang terlambat menghampiri Jaemin, tapi ia juga bersyukur karena Mama nya membukakan pintu kamarnya tadi dan mengizinkan ia untuk melihat Jaemin.

Jujur, dirinya sangat merindukan kekasihnya tersebut dan ia ingin memeluknya lebih lama lagi tadi.

Melihat kondisi Jaemin yang melemah tentu membuat dirinya sedih dan ingin segera mengobatinya namun karena situasi sulit ini, ia tidak dapat melakukannya.

Dan hingga akhirnya mereka harus berpisah lagi karena Bi Shin menariknya dan juga Pak Joo yang membawa Jaemin pergi. Minjeong memejamkan matanya, wajah Jaemin terus-menerus menghantuinya.

Minjeong membuka matanya lalu menatap kearah tangannya yang sedang mengusap perutnya, "Sayang..." lirih Minjeong yang masih terus mengusap, "Kau pasti merindukan Ayahmu ya.."

Setelah dirinya yang tadi di tarik paksa oleh Bi Shin dan dikunci lagi seperti sekarang membuatnya benar-benar merasa terpuruk terlebih Papa dan Mama nya tidak memeriksa keadaannya sama sekali. Ia sedikit merasa kecewa

Tapi setelah ia memikirkannya, rasa kecewa yang ia rasakan tidak sebanding dengan rasa kecewa yang dirasakan kedua orangtuanya.

Hampir 4 hari dirinya juga dikurung dikamar dan tidak diizinkan bersekolah setelah orang tuanya menyuruh dokter memeriksa kondisinya secara paksa padahal ia menolak saat itu, namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga dokter memeriksa dan memberitahu mereka bahwa dirinya sedang hamil dengan usia kandungan yang berjalan 2 minggu. Jujur awalnya ia terkejut saat mengetahui usia kandungannya karena memang setelah mengetahui dirinya hamil padahal saat itu Jaemin memaksanya untuk pergi kerumah sakit namun ia menolak, jadi bisa dikatakan ia belum sempat memeriksa kandungannya lebih lanjut ke dokter.

Tapi ia bersyukur saat mendengar dokter yang memeriksanya mengatakan jika calon anak yang didalam perutnya dalam keadaan baik-baik saja. Ingin sekali ia memberitahu kabar baik itu kepada Jaemin, namun saat itu ponselnya sudah diambil oleh orang tuanya lebih tepatnya oleh Baekhyun—ayahnya.

Orenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang